Etiologi Tinea Barbae
Etiologi tinea barbae adalah infeksi pada area janggut dan kumis oleh dermatofita zoofilik (berasal dari inang hewan) dan antropofilik (berasal dari inang manusia).[1]
Dermatofita Zoofilik
Infeksi yang disebabkan oleh dermatofita zoofilik lebih sering terjadi dan memiliki tingkat keparahan yang lebih berat. Dermatofita ini biasanya ditularkan oleh hewan peliharaan dan hewan ternak. Sapi, kuda, kucing, anjing, sering ditemukan sebagai sumber infeksi.[1,2] Trichophyton mentagrophytes varian granulosum dan Trichophyton verrucosum merupakan dermatofita zoofilik yang lebih sering menyebabkan kerion dan infeksi yang lebih parah. Microsporum canis dan Trichophyton mentagrophytes var. interdigitale juga menyebabkan tinea barbae, namun lebih jarang ditemukan.[1,2,6]
Dermatofita Antropofilik
Infeksi oleh dermatofita antropofilik dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan penderita tinea. Terdapat kemungkinan bahwa lesi merupakan hasil autoinokulasi dari tinea pedis atau tinea unguium. Autoinokulasi biasanya didahului oleh trauma lokal akibat garukan atau pisau cukur. [2,6] Trichophyton rubrum dan Trichophyton violaceum adalah dermatofita antropofilik paling sering menyebabkan tinea barbae. T rubrum dapat menyerang batang rambut dan jaringan yang lebih dalam (walaupun jarang), serta menghasilkan reaksi inflamasi. Infeksi oleh dermatofita antropofilik yang melibatkan rambut sering kali lebih parah dibandingkan infeksi pada kulit (misalnya pada tinea korporis) meskipun disebabkan oleh patogen yang sama.[2]
Faktor Risiko
Berikut ini faktor yang meningkatkan risiko mengalami tinea barbae:
- Tinggal di daerah dengan cuaca tropis, dengan suhu dan kelembaban tinggi
- Di daerah pedesaan, dimana sapi, kuda, kucing dan anjing adalah sumber utama infeksi
- Penggunaan pisau cukur bersama-sama. Di masa lalu, infeksi tinea barbae sering ditularkan oleh tukang cukur karena pisau sekali pakai yang tidak tersedia
- Menderita tinea pada lokasi tubuh lain. Beberapa penelitian melaporkan infeksi tinea barbae akibat autoinokulasi dari kuku atau tinea pedis
- Imunitas tubuh yang rendah
- Menderita penyakit seperti atopi, diabetes mellitus, dan gangguan vaskular
- Riwayat trauma atau deformitas
- Faktor pekerjaan, misalnya bertani atau pekerjaan luar ruang yang membuat pasien sering berkeringat[1,4,6]