Patofisiologi Tinea Barbae
Patofisiologi tinea barbae melibatkan infeksi dermatofita pada kulit dan rambut di area wajah dan leher, terutama area kumis dan janggut. Jamur ini bersifat keratinofilik dan menyebabkan infeksi superfisial pada kulit.[2]
Dermatofita membutuhkan keratin dan komponen kulit lain untuk bertumbuh. Organisme ini tidak mampu hidup pada suhu melebihi 37 C, sehingga hanya menyebabkan infeksi superfisial dan tidak melibatkan mukosa.
Patofisiologi tinea barbae serupa dengan infeksi dermatofita lain, seperti tinea corporis dan tinea capitis. Infeksi dimulai dengan menempelnya Arthroconidium pada permukaan kulit yang memiliki keratin. Pada permukaan sel jamur terdapat karbohidrat mikrofibril yang berfungsi melekatkan mikroorganisme ini dengan keratinosit dan arthroconidium lainnya.
Untuk menyerang rambut, dermatofita memiliki struktur khusus yang disebut organ penembus. Setelah melekat, arthroconidium membentuk tunas dan kompleks hifa, kemudian menginvasi lapisan kulit. Beberapa enzim seperti keratinase, elastase dan protease lain dilepaskan oleh dermatofita untuk menyerang sel-sel kulit atau menembus rambut.[2,4]