Epidemiologi Tinea Barbae
Data epidemiologi menunjukkan bahwa tinea barbae adalah bagian dari penyakit dermatofitosis, namun termasuk dalam dermatofitosis yang lebih langka dibandingkan yang lain.[7,8]
Global
Tinea barbae dapat ditemukan di seluruh dunia. Dari seluruh kejadian dermatofitosis, tinea barbae merupakan jenis tinea yang jarang ditemukan. Penelitian menunjukkan bahwa tinea corporis (57%) merupakan dermatofitosis yang paling sering terjadi, diikuti oleh tinea unguinum (20%), tinea cruris (10%), tinea pedis, tinea barbae (6%), dan 1% tipe lainnya.[7]
Tinea barbae secara eksklusif terjadi pada laki-laki dewasa karena terlokalisasi pada daerah janggut dan kumis. Dermatofitosis yang ditemukan pada wanita dan anak-anak di daerah yang sama didiagnosis sebagai tinea fasialis. Saat ini, tinea barbae sering ditemukan pada penduduk pedesaan, dengan dermatofita zoofilik sebagai patogen utamanya.[1,2]
Indonesia
Di Indonesia, kejadian dermatofitosis meliputi 52% dari seluruh dermatomikosis. Sebuah penelitian yang dilakukan di Manado tahun 2013 menunjukkan distribusi kasus dermatofitosis yaitu 153 (3,7%) kasus dari 4099 (100%) total kasus penyakit kulit. Namun tidak ditemukan data mengenai tinea barbae pada penelitian tersebut.[7,9]