Etiologi Fatty Liver
Etiologi fatty liver atau perlemakan hati dapat berkaitan dengan alkoholisme atau tidak berkaitan dengan alkoholisme. Pada alcoholic liver disease, penyebab fatty liver adalah konsumsi alkohol berlebihan, misalnya pada kasus alcohol use disorder. Sementara itu, nonalcoholic fatty liver disease biasanya disebabkan oleh obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dan sindrom metabolik yang mencakup dislipidemia dan hipertensi.[9,10]
Alcoholic Liver Disease atau ALD
Fatty liver merupakan keadaan yang umum ditemukan pada peminum alkohol yang mengonsumsi lebih dari 40 gram alkohol per hari secara reguler. Fatty liver ini dapat berlanjut dan bertumpang tindih dengan berbagai derajat inflamasi dan fibrosis progresif pada 10–35% pasien, atau dengan sirosis hepatis pada 10–15% peminum berat.[9]
Nonalcoholic Fatty Liver Disease atau NAFLD
Kondisi yang paling berkaitan dengan nonalcoholic fatty liver disease adalah obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dan sindrom metabolik. Selain itu, NAFLD juga disebabkan oleh gangguan metabolisme lemak, hepatitis C, dan tindakan bedah terkait penurunan berat badan.[10]
Penggunaan obat-obatan tertentu juga bisa menyebabkan NAFLD. Contoh obat-obatan yang dimaksud adalah amiodarone, tamoxifen, methotrexate, dan juga kortikosteroid. Penyebab lain adalah starvation, penyakit Wilson, dan penyakit Celiac.[10]
Faktor Risiko
Faktor risiko fatty liver adalah konsumsi alkohol yang berlebih, obesitas, diabetes, dan sindrom metabolik. Hepatitis B dan C juga dapat menjadi faktor risiko.[1,11-15]
Alcoholic Liver Disease atau ALD
Toksisitas langsung alkohol, pola konsumsi alkohol (episodik, binge, kontinu), durasi konsumsi alkohol, dan jumlah konsumsi alkohol (40–80 gram/hari selama 10–12 tahun pada pria dan 20–40 gram/hari pada wanita) adalah hal-hal yang memengaruhi risiko alcoholic liver disease (ALD).[11-13]
Faktor risiko lain adalah koinfeksi virus hepatitis B dan C serta merokok ≥1 bungkus per hari. Faktor genetik yang berhubungan dengan peran enzim hepar dalam metabolisme alkohol (alkohol dehidrogenase, asetaldehid dehidrogenase, dan sitokrom P450) juga memengaruhi timbulnya ALD. Selain itu, obesitas dan komorbiditas juga memengaruhi progresivitas ALD.[11-13]
Nonalcoholic Fatty Liver Disease atau NAFLD
Usia tua dan faktor genetik berkontribusi dalam nonalcoholic fatty liver disease. Akan tetapi, faktor risiko utama adalah obesitas, diabetes mellitus tipe 2, dan sindrom metabolik. Sekitar 18–33% kasus diabetes mellitus tipe 2 ditemukan pada NAFLD dan sekitar 66-83% kasus NAFLD diidentifikasi memiliki penanda resistensi insulin.[14,15]
Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur