Epidemiologi Gagal Jantung
Data epidemiologi gagal jantung menunjukkan bahwa penyakit ini merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Di negara di mana transplantasi jantung belum dapat dilakukan, seperti di Indonesia, mortalitas gagal jantung meningkat signifikan.[9,10]
Global
Di seluruh dunia diperkirakan ada 64,3 juta penderita gagal jantung. Di Amerika Serikat dan Kanada, prevalensi gagal jantung dilaporkan sebesar 1,5% hingga 1,9%. Di Eropa, prevalensi gagal jantung dilaporkan sebesar 1-2% dari populasi.
Prevalensi gagal jantung jauh lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua. Prevalensi dilaporkan mencapai 4,3% pada kelompok usia 65 hingga 70 tahun pada tahun 2012 dan diproyeksikan meningkat hingga mencapai 8,5% pada tahun 2030.[9,10]
Indonesia
Saat ini belum ada data nasional terbaru terkait angka kejadian gagal jantung di Indonesia. Penelitian terkait angka kejadian gagal jantung masih berjalan di berbagai universitas di Indonesia.
Mortalitas
Angka mortalitas gagal jantung tetap tinggi meskipun diagnosis dan penanganan dini semakin membaik. Data yang tersedia menunjukkan bahwa mortalitas akibat gagal jantung mencapai 50% pada 5 tahun pertama.
Selain mortalitas, gagal jantung juga membatasi kapasitas aktivitas penderitanya, menurunkan produktivitas, menghambat kemandirian, dan meningkatkan kebutuhan rawat inap. Pasien juga sering mengalami sesak napas, insomnia, dan kecemasan terkait kondisi kesehatannya.[9,10]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita