Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gagal Jantung general_alomedika 2024-02-15T14:25:14+07:00 2024-02-15T14:25:14+07:00
Gagal Jantung
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gagal Jantung

Oleh :
dr.Eveline Yuniarti
Share To Social Media:

Gagal jantung merupakan sekumpulan temuan klinis akibat gangguan struktural dan fungsional terhadap pengisian ventrikel dan ejeksi darah. Gagal jantung biasanya bukanlah suatu kondisi penyakit primer, melainkan merupakan komplikasi tahap akhir dari penyakit lain yang menjadi etiologinya.

Gagal jantung dapat disebabkan berbagai kondisi medis, termasuk hipertensi dan infark miokard. Selain itu, gagal jantung juga dapat disebabkan oleh kelainan kongenital, gangguan ginjal, gangguan paru, infeksi, autoimun, hingga keganasan. Gagal jantung juga dapat dibagi lagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan temuan klinis, anatomi dan struktur jantung penderita, fraksi ejeksi, serta kapasitas fungsional penderita.[1-3]

Sumber: N Dilmen, Wikimedia commons, 2010. Sumber: N Dilmen, Wikimedia commons, 2010.

Definisi Klinis Gagal Jantung

American Heart Association (AHA), American College of Cardiology (ACC), serta Heart Failure Society of America (HFSA) mendefinisikan gagal jantung sebagai suatu sindroma klinis kompleks dengan tanda serta gejala yang berasal dari gangguan struktural atau fungsional terhadap pengisian ventrikel atau ejeksi darah. European Society of Cardiology (ESC) mendefinisikan gagal jantung sebagai sindroma klinis yang terdiri atas gejala khas, seperti sesak napas dan edema tungkai bawah, yang dapat disertai peningkatan tekanan vena jugular (JVP), bunyi ronkhi di auskultasi paru-paru, dan edema perifer.[1,2]

Pedoman 2022 dari AHA, ACC, dan HFSA menetapkan tahap asimtomatik dengan penyakit jantung struktural atau kardiomiopati tidak tercakup dalam definisi gagal jantung. Tahap asimtomatik ini dikategorikan ke dalam berisiko untuk gagal jantung (at risk for HF - tahap A) atau pra-gagal jantung (pre-HF, tahap B).[1]

Diagnosis dan Penatalaksanaan Gagal Jantung

Gagal jantung perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan sesak saat berbaring dan beraktivitas, edema pada bagian tubuh yang terpengaruh gravitasi seperti kaki, iktus kordis yang bergeser lateral pada perkusi, dan suara jantung yang berubah pada auskultasi. Pada rontgen toraks bisa ditemukan kardiomegali, sedangkan pada EKG bisa muncul tanda hipertrofi ventrikel maupun atrium. Pada pemeriksaan echocardiography bisa ditemukan dilatasi atrium atau ventrikel dan perubahan kontraktilitas jantung.

Tata laksana gagal jantung mengikuti tahap perkembangan penyakit. Intervensi pada tahap A bertujuan untuk pencegahan dengan modifikasi dan perbaikan faktor risiko. Tata laksana tahap B bertujuan untuk mengatasi risiko dan penyakit jantung struktural untuk mencegah terjadinya gagal jantung. Sementara itu, pada tahap lanjut, penatalaksanaan bertujuan mengurangi gejala, morbiditas, risiko mortalitas, dan memperbaiki kualitas hidup.[1-3]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Sunita

Referensi

1. Heidenreich PA, Bozkurt B, Aguilar D, Allen LA, Byun JJ, Colvin MM, et al. 2022 AHA/ACC/HFSA Guideline for the Management of Heart Failure: A Report of the American College of Cardiology/American Heart Association Joint Committee on Clinical Practice Guidelines. J Am Coll Cardiol 2022;79:e263–421. https://doi.org/10.1016/j.jacc.2021.12.012.
2. McDonagh TA, Metra M, Adamo M, Gardner RS, Baumbach A, Böhm M, et al. 2021 ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure. Eur Heart J 2021;42:3599–726. https://doi.org/10.1093/eurheartj/ehab368.
3. Kelompok Kerja Gagal Jantung dan Kardiometabolik Perhimpuntan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. vol. 2. Jakarta: 2020.

Patofisiologi Gagal Jantung

Artikel Terkait

  • Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
    Waspadai Obat yang Dapat Memperparah Kondisi Gagal Jantung Berikut Ini
  • Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
    Penggunaan Digoxin Pada Gagal Jantung: Keamanan dan Manfaat
  • BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
    BNP dan NT-proBNP sebagai Penanda Diagnosis Gagal Jantung
  • Penggunaan Angiotensin Receptor-Neprilysin Inhibitor (ARNI) untuk Terapi Gagal Jantung
    Penggunaan Angiotensin Receptor-Neprilysin Inhibitor (ARNI) untuk Terapi Gagal Jantung
  • Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular
    Kalkulator PREVENT untuk Prediksi Risiko Penyakit Kardiovaskular

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 07:06
Myocarditis dengan ASTO negatif
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya mendapatkan pasien anak2 usia 12 tahun datang dengan keluhan muntah2 sering setiap makan dan minum, lemas, keringat dingin. Sampao di IGD...
Anonymous
Dibalas 22 Oktober 2024, 13:26
Tatalaksana hipertensi dengan edema kedua tungkai di puskesmas
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin tanya dok, px tidak ada keluhan. Namun pada pemeriksaan kaki edema +/+. Riwayat penyakit hipertensi tidak berobat rutin, TD 150/70. Baiknya penanganan...
Anonymous
Dibalas 30 September 2024, 11:40
Apakah chf dan stroke tidak ada hubungannya?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin diskusi dokter. Pasien 62 th setelah rawat inap dan d rawat oleh 2 sp. SpJp dgn dx chf dan spN dgn dx stroke.. kmdian pasien kontrol stlah rawatan,...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.