Penatalaksanaan Oliguria
Penatalaksanaan oliguria dilakukan berdasarkan etiologi yang mendasari. Misalkan oliguria disebabkan oleh dehidrasi atau kurangnya asupan cairan, maka resusitasi cairan harusnya dapat mengatasi gejala klinis pasien.
Stabilisasi Hemodinamik
Pada pasien dengan gangguan hemodinamik, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah stabilisasi hemodinamik menggunakan cairan intravena. Berdasarkan pedoman Kidney Disease: Improving Global Outcomes (KDIGO), pasien tanpa syok hemoragik dengan risiko gagal ginjal akut perlu mendapatkan cairan kristaloid isotonik sebagai terapi awal.
Pada kasus oliguria yang memerlukan stabilisasi hemodinamik, kristaloid lebih direkomendasikan untuk tata laksana awal dibandingkan koloid, seperti hydroxyethylstarch (HES), karena dapat menyebabkan cedera tubular
Pemberian cairan dilakukan hati-hati, karena dapat menyebabkan kelebihan cairan. Target hemodinamik yang perlu dicapai adalah mean arterial pressure (MAP) 65-70 mmHg dan jumlah urine > 0,5 ml/kg/jam.[1,3]
Diuretik
Pemberian diuretik pada pasien oliguria terutama dilakukan pada pasien dengan kelebihan volume cairan. Loop diuretic memiliki efek protektif pada gagal ginjal akut, seperti mengurangi konsumsi oksigen pada lengkung Henle, sehingga mengurangi cedera iskemik. KDIGO tidak merekomendasikan penggunaan diuretik untuk mencegah dan mengatasi gagal ginjal akut, kecuali pada kasus overload cairan.[1,3,8]
Renal Replacement Therapy (RRT)
Penggunaan renal replacement therapy (RRT) direkomendasikan pada kondisi gangguan hemodinamik, elektrolit, dan asam basa yang mengancam nyawa. Pasien dengan hiperkalemia berat, asidosis berat, edema paru, dan komplikasi uremik perlu mendapatkan dialisis segera.
RRT dapat ditunda bila pasien mengalami perbaikan dengan sendirinya, mengingat risiko pada prosedur RRT seperti hipotensi, aritmia, bioinkompatibilitas membran, serta komplikasi antikoagulan dan akses vaskular.[1,3]
Lainnya
Tata laksana lain dilakukan berhubungan dengan penyebab yang mendasari. Pada kasus oliguria post renal, menghilangkan obstruksi seharusnya akan memperbaiki gejala oliguria. Selain itu, apabila didapatkan retensi urin yang berat, dapat dilakukan kateterisasi uretra ataupun suprapubik.
Pada kasus oliguria akibat penyebab lain, misalnya gagal jantung dan ketoasidosis diabetik, kontrol penyakit yang mendasari secara adekuat akan memperbaiki gejala oliguria.[3]