Patofisiologi Oliguria
Patofisiologi oliguria dapat melibatkan proses prerenal, renal, dan post renal. Penyebab prerenal tersering adalah penurunan aliran darah ke ginjal, misalnya akibat dehidrasi atau gagal jantung. Penyebab renal oliguria akan mencetuskan cedera tubular, misalnya pada kasus glomerulonefritis. Sementara itu, pada penyebab post renal, produksi urine normal namun terdapat obstruksi dari jalur pengeluaran urine.[3]
Prerenal
Proses prerenal yang dapat menyebabkan oliguria antara lain penurunan volume darah karena kehilangan cairan (diare, perdarahan, muntah, penggunaan diuretik); kekurangan intake cairan; third spacing cairan seperti pada efusi pleura; luka bakar, anafilaksis, sepsis, dan sindrom nefrotik.
Gangguan jantung juga dapat menyebabkan kurangnya volume cairan pada ginjal, seperti pada gagal jantung, infark miokard, dan tamponade jantung. Trombosis pada arteri-vena renalis, tromboemboli, dan stenosis juga dapat menyebabkan oliguria.
Penurunan renal blood flow akan menyebabkan aktivasi mekanisme neurohormonal, yang menyebabkan peningkatan renin, angiotensin, aldosteron, katekolamin, dan prostaglandin, yang kemudian akan meningkatkan reabsorpsi air dan garam, sehingga jumlah urine berkurang. Kondisi yang berkelanjutan tanpa adanya koreksi cairan akan menyebabkan gagal ginjal akut. Selain perubahan sirkulatorik, kondisi imunologis dan inflamatorik akan menyebabkan cedera endotelial, yang akan meningkatkan permeabilitas vaskular dan edema interstitial.[2,3]
Renal
Kelainan pada parenkim ginjal dapat menyebabkan terjadinya oliguria, seperti pada glomerulonefritis, skleroderma, vaskulitis, nekrosis tubular akut yang disebabkan iskemia dan zat nefrotoksik. Kerusakan tubular dapat mengganggu fungsi ginjal dalam memproduksi urine dan mengekskresikan metabolit.[3,4]
Post renal
Kondisi post renal yang dapat menyebabkan oliguria antara lain adalah obstruksi traktus urinarius atas, obstruksi traktus urinarius bawah seperti pada benign prostatic hyperplasia, tumor, dan batu traktus urinarius. Pada kasus-kasus ini, produksi urine normal, namun pengeluaran urine terganggu akibat sumbatan yang ada.[3]