Etiologi Spinal Cord Injury
Etiologi cedera spinal atau spinal cord injury yang tersering adalah trauma, akan tetapi sebagian kecil disebabkan oleh kasus-kasus non trauma. Kasus trauma cedera spinal umumnya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, kekerasan, olahraga, dan kejadian jatuh. Kasus non trauma dapat disebabkan oleh kelainan kongenital, iskemia, penyakit autoimun, keganasan, penyakit infeksi, serta komplikasi dari prosedur medis.[1-3]
Penyebab Traumatik
Di antara trauma yang menjadi penyebab spinal cord injury, kecelakaan kendaraan bermotor ada di peringkat pertama (40,4%), diikuti oleh cedera karena jatuh terutama pada orang dewasa usia 45 tahun ke atas (27,9%). Terbanyak ketiga adalah kekerasan interpersonal (paling sering adalah luka tembak) sebanyak 15%. Penyebab tersering selanjutnya adalah cedera karena olah raga (8%).[1,2]
Penyebab Non Traumatik
Beberapa sebab kasus cedera spinal non trauma adalah sebagai berikut :
- Kelainan kongenital: spina bifida, myelomeningocele, Arnold-Chiari malformation,malformasi skeletal, syringomyelia
- Penyakit degeneratif kolum vertebra: spondilosis vertebra, stenosis spinalis, prolaps diskus, spondilolistesis
- Kompresi tumor
- Iskemia vaskular
- Penyakit infeksi: polio, tuberkulosis, sifilis
- Multiple sclerosis
- Fraktur vertebra akibat osteoporosis sekunder
- Iatrogenik: komplikasi injeksi spinal, kateter epidural, pungsi lumbal[1,2]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya spinal cord injury yaitu perilaku berisiko yang menyebabkan cedera, baik cedera yang spesifik di bagian tulang belakang maupun cedera multipel.
Secara demografis, laki-laki lebih berisiko mengalami spinal cord injury. Laki-laki dewasa muda cenderung mengalami spinal cord injury terkait kecelakaan bermotor ataupun cedera yang berhubungan dengan olahraga. Pasien geriatri cenderung mengalami cedera spinal akibat jatuh, infeksi, tumor, serta kelainan tulang.[3]
Osteoporosis sekunder merupakan faktor risiko terjadinya spinal cord injury karena fraktur spontan. Kanker tulang belakang atau kanker yang bermetastasis ke area tulang belakang juga menjadi faktor risiko terjadinya spinal cord injury.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Bunga Saridewi