Prognosis Spinal Cord Injury
Prognosis spinal cord injury atau cedera spinal tergantung pada keparahan dan lokasi terjadinya lesi, termasuk jenis cedera apakah komplit atau inkomplit. Secara umum, pasien dengan spinal cord injury tipe komplit memiliki kurang dari 5% kemungkinan untuk pulih. Komplikasi medis seperti kejadian tromboembolisme dan penurunan angka harapan hidup juga dialami pasien dengan spinal cord injury.[1,8]
Komplikasi
Pasien dengan spinal cord injury dapat mengalami syok neurogenik yang berkaitan dengan kolaps kardiovaskular dan luaran yang lebih buruk. Penurunan mobilitas dan kondisi hiperkoagulasi pada spinal cord injury juga akan meningkatkan risiko deep vein thrombosis (DVT) dan emboli paru. Pasien juga bisa mengalami ulkus dekubitus, pneumonia, dan atelektasis.
Disabilitas yang dialami pasien dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup bermakna. Pasien menjadi lebih rentan mengalami gangguan mental, termasuk depresi dan perilaku bunuh diri. Selain itu, pasien juga berisiko mengalami autonomic dysreflexia akibat spinal cord injury, yang dapat membahayakan nyawa.[1,2,8]
Prognosis
Pasien spinal cord injury memiliki risiko mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Setelah spinal cord injury, angka kematian secara signifikan lebih tinggi pada tahun pertama. Pasien dengan spinal cord injury memiliki harapan hidup yang lebih buruk dibandingkan dengan mereka yang tidak memiliki spinal cord injury.
Pemulihan fungsi neurologis sering diamati dalam 6 bulan pertama setelah serangan pemicu. Meski demikian, perlu diketahui bahwa 48,3% hingga 79% pasien dengan spinal cord injury meninggal di tempat kecelakaan atau saat dibawa ke rumah sakit. Pemulihan neurologis dilaporkan lebih baik pada pasien anak dibandingkan dewasa.
Pasien spinal cord injury pediatrik dapat mengalami skoliosis seiring dengan pertambahan usia. Selain itu, sekitar dua pertiga pasien yang mengalami spinal cord injury sebelum usia dewasa dilaporkan memerlukan intervensi pembedahan tambahan.[1,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Bunga Saridewi