Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Spinal Cord Injury general_alomedika 2022-11-02T10:09:59+07:00 2022-11-02T10:09:59+07:00
Spinal Cord Injury
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Spinal Cord Injury

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan awal spinal cord injury atau cedera spinal berfokus pada prosedur life-saving, yakni menjaga patensi jalan napas, sirkulasi, dan pernapasan (airway, breathing, circulation). Manajemen jalan napas sangat penting karena komplikasi sistem respirasi merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada cedera spinal. Dalam penanganan awal, dokter juga perlu mengatasi hipotensi dan mewaspadai iskemia-reperfusi.[1-3]

Manajemen Awal

Pasien dengan spinal cord injury memerlukan perawatan di layanan kesehatan dengan trauma center yang kompeten. Pusat kesehatan yang mengobati pasien harus memiliki modalitas neuroimaging, serta  ahli bedah ortopedi atau bedah saraf.

Manajemen Pre-Hospital

Pada manajemen pre-hospital, umumnya dilakukan pemasangan cervical hard collar pada hard backboard untuk menjaga spinal alignment. Namun, beberapa studi melaporkan bahwa penggunaan cervical collar tidak adekuat untuk imobilisasi cervical spine. Studi menemukan penggunaan cervical hard collar berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, pressure injury, dan risiko pneumonia aspirasi pada pasien muntah. Selanjutnya, dilakukan stabilisasi medis, pemasangan NGT, dan pemasangan kateter urine.[1,2,10-12]

Manajemen Lanjutan

Setelah pasien stabil, pasien dapat dipindahkan ke ruang rawat. Sebaiknya pasien dirawat di ruang intensif untuk memantau defisit neurologis. Bila tidak tersedia, rujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang memiliki fasilitas tersebut.[2]

Rehabilitasi merupakan bagian penting untuk pasien dengan spinal cord injury. Rehabilitasi dapat dimulai sejak pasien hendak dipulangkan. Rehabilitasi bertujuan untuk mempertahankan fungsi dan mencegah penurunan fungsi lebih lanjut.[2,13]

Belum ada obat-obatan yang dapat meningkatkan luaran dari spinal cord injury. Penggunaan steroid masih diperdebatkan. Pada tahap pemulangan pasien, perlu dilakukan manajemen secara bertahap agar pasien dapat melakukan aktivitas secara mandiri dan meningkatkan kualitas hidup. Dibutuhkan kerjasama multidisiplin serta dukungan dari keluarga pasien.[2,10-13]

Pencegahan Kolaps Kardiovaskular

Hipovolemia atau venous pooling akibat syok neurogenik dapat mengakibatkan kolaps kardiovaskular dan dikaitkan dengan luaran yang lebih buruk. Pemberian kristaloid dan vasopresor dapat dilakukan untuk manajemen hipotensi akut.  Pada orang dewasa, studi retrospektif menunjukkan bahwa mean arterial pressure (MAP) harus dipertahankan pada 85-90 mmHg selama 7 hari pertama setelah cedera.[8]

Pencegahan Kejadian Tromboembolisme

Deep vein thrombosis (DVT) dan emboli paru merupakan komplikasi serius yang dapat terjadi pada pasien spinal cord injury. Penurunan mobilitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kejadian tromboembolisme pada pasien spinal cord injury.

Pasien bisa tidak menyadari terbentuknya trombus pada ekstremitas akibat hilangnya fungsi sensorik. Kejadian tromboembolisme dapat menyebabkan kematian mendadak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian heparin. Tromboprofilaksis juga dapat dilakukan secara mekanis, misalnya dengan penggunaan perangkat kompresi pneumatik dan stoking kompresi bertingkat.[8]

Pencegahan Komplikasi Lainnya

Potensi komplikasi cedera spinal lainnya mencakup ulkus dekubitus, pneumonia, dan atelektasis. Ulkus paling sering muncul pada sakrum, tetapi ulkus tumit dan iskiadika juga sering terjadi. Intervensi yang dapat dilakukan adalah memastikan kecukupan nutrisi pasien, melakukan perubahan posisi pasien secara berkala, dan menjaga kebersihan kulit yang baik. Untuk mencegah pneumonia dan atelektasis, dapat dilakukan reposisi pasien secara berkala, latihan gerak pasif, dan pemantauan fungsi pernapasan.[8]

Dekompresi Bedah

Pembedahan sering diperlukan pada pasien spinal cord injury untuk menghilangkan fragmen tulang, benda asing, atau herniasi diskus yang menekan spinal. Pembedahan juga dapat dilakukan untuk stabilisasi spinal untuk mencegah nyeri atau deformitas di kemudian hari.

Edema dan perdarahan progresif berkontribusi terhadap kerusakan mekanik pada sirkulasi mikrovaskuler korda spinalis. Tindakan dekompresi bedah bertujuan untuk mengurangi tekanan tersebut sehingga mengurangi hipoksia dan edema sekunder.[2,8]

Methylprednisolone

Methylprednisolone sering diberikan pada cedera spinal karena dipercaya bermanfaat meningkatkan luaran neurologis pasien. Methylprednisolone dapat mengurangi stres oksidatif yang terlibat dalam patogenesis cedera spinal dan dianggap bermanfaat meredakan inflamasi pada fase akut cedera. Meski demikian, bukti yang mendukung manfaat penggunaan methylprednisolone dalam meningkatkan luaran klinis pasien cedera spinal masih belum adekuat.[8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Bunga Saridewi

Referensi

1. Chin LS. Spinal Cord Injury. Medscape. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/793582-overview
2. Bennett J, M Das J, Emmady PD. Spinal Cord Injuries. [Updated 2022 May 11]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560721/
8. Hagan M, Feler J, Sun F, Leary O, Bajaj A, Kanekar S, et al. Spinal cord injury in adult and pediatric populations. Interdisciplinary Neurosurgery, 2022. 29, 101594. https://doi.org/10.1016/j.inat.2022.101594
10. Marchesini N, Fernández Londoño L, Griswold D, Rubiano A. Early Stages Management of Traumatic Spinal Cord Injury in Latin America: A Scoping Review. World Neurosurgery, 2022. 162, 138-149.e29. https://doi.org/10.1016/j.wneu.2022.03.021
11. Canseco J, Karamian B, Bowles D, Markowitz M, DiMaria S, Semenza N, et al. Updated Review: The Steroid Controversy for Management of Spinal Cord Injury. World Neurosurgery, 2021. 150, 1-8. https://doi.org/10.1016/j.wneu.2021.02.116
12. Perrouin-Verb B, Lefevre C, Kieny P, Gross R, Reiss B, Le Fort M. Spinal cord injury: A multisystem physiological impairment/dysfunction. Revue Neurologique, 2021. 177(5), 594-605. https://doi.org/10.1016/j.neurol.2021.02.385
13. Le Fort M, Lefèvre C, Kieny P, Perrouin-Verbe B, Ravaud J. The functioning of social support in long-term prevention after spinal cord injury. A qualitative study. Annals Of Physical And Rehabilitation Medicine, 2021. 64(4), 101454. https://doi.org/10.1016/j.rehab.2020.10.007

Diagnosis Spinal Cord Injury
Prognosis Spinal Cord Injury

Artikel Terkait

  • Bukti Ilmiah Peran Steroid pada Cedera Medula Spinalis Akut
    Bukti Ilmiah Peran Steroid pada Cedera Medula Spinalis Akut
  • Pelepasan Cervical Collar pada Pasien Trauma Tumpul dengan Penurunan Kesadaran
    Pelepasan Cervical Collar pada Pasien Trauma Tumpul dengan Penurunan Kesadaran
  • Waspadai Autonomic Dysreflexia pada Cedera Medulla Spinalis
    Waspadai Autonomic Dysreflexia pada Cedera Medulla Spinalis
  • Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022
    Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022
Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 29 Januari 2024, 11:51
Tata Laksana Awal Spinal Cord Injury Berdasarkan Panduan American College of Surgeons 2022 – Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!American College of Surgeons sudah memperbaharui rekomendasinya untuk spinal cord injury pada tahun 2022. Nah, pada edisi tahun 2022, rekomendasi...
Anonymous
Dibalas 07 Juni 2022, 10:31
Cedera Saraf - Saraf Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Ade Wijaya, Sp.S. Ijin bertanya dok. Apabila ada lesi neurologis pada orang dewasa yang menyebabkan neuronnya terputus, misalnya karena trauma....
Anonymous
Dibalas 11 Januari 2022, 11:03
Upaya menghentikan kebiasaan membunyikan sendi leher - Rehabilitasi Medis Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Purwitasari SpKFR.. Ijin berdiskusi, apakah ada cara atau terapi khusus untuk individu yang suka membunyikan sendi leher nya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.