Edukasi dan Promosi Kesehatan Eklamsia
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai eklamsia harus berfokus pada pencegahan penyakit ini. Fasilitas kesehatan tingkat pertama mempunyai peran penting untuk mempromosikan mengenai pentingnya antenatal care agar kondisi-kondisi penyulit kehamilan, seperti preeklamsia (penyebab umum eklamsia) dapat terdeteksi secara dini.[4]
Edukasi Pasien
Pasien yang pernah didiagnosis dengan hipertensi dalam kehamilan atau preeklamsia, perlu diedukasi mengenai tanda dan gejala eklamsia. Pentingnya konsumsi antihipertensi yang rutin serta konsultasi dengan dokter harus dipahami oleh pasien dan keluarga.
Pasien dengan preeklamsia juga perlu diedukasi mengenai tanda bahaya seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut, yang sering mendahului kejang eklamsia. Pada kondisi tersebut, pasien harus dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin.
Pada pasien yang sedang dirawat akibat eklamsia, edukasi menyeluruh mengenai perjalanan penyakit, pengobatan, komplikasi, dan prognosis perlu disampaikan dengan jelas kepada keluarga. Pasien dapat saja mengalami kerusakan sistem saraf pusat yang permanen akibat kejang yang berulang. Pasien dan keluarga juga perlu diinformasikan bahwa terminasi kehamilan merupakan terapi definitif dari eklamsia.[1,4]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian eklamsia bertitik berat pada promosi kesehatan yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama, seperti puskesmas. Penyuluhan masyarakat yang berfokus kepada wanita hamil perlu dilakukan dan menjelaskan mengenai pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal, agar kondisi kehamilan dengan risiko tinggi dapat terdeteksi.
Kunjungan antenatal care perlu dilakukan lebih sering pada wanita hamil yang terdeteksi memiliki risiko tinggi. Wanita hamil yang mengalami hipertensi perlu dipantau agar rutin mengonsumsi obat dan memeriksakan diri. Pasien perlu dirujuk ke dokter spesialis obgyn untuk menegakkan diagnosis dan rencana penanganan lebih lanjut.[14,15]