Epidemiologi Perdarahan Postpartum
Epidemiologi perdarahan postpartum atau postpartum hemorrhage (PPH) secara global adalah sekitar 1‒6% dari semua persalinan. PPH merupakan penyebab utama kematian ibu, yaitu 94% dari kematian ibu saat persalinan.[2,4]
Global
Diperkirakan 1‒6% persalinan di seluruh dunia mengalami perdarahan postpartum, dengan sebagian besar kasus terjadi di negara berpenghasilan rendah atau menengah. Penyebab perdarahan berasal dari dalam rahim (80% -90%), dari laserasi atau sayatan (10% -20%), atau dari gangguan koagulopati yang mendasari (<1%).[2,4]
Pada tahun 2012, WHO menyatakan bahwa jumlah kasus perdarahan postpartum terus meningkat terutama di negara-negara berkembang. Hal ini dilatarbelakangi oleh kurangnya tenaga kesehatan, layanan transfusi, serta layanan operasi. Selain itu, hampir sebagian besar persalinan tidak terjadi di rumah sakit, sehingga pada saat terjadi perdarahan postpartum, sebagian besar ibu terlambat mendapatkan pertolongan.[9]
Indonesia
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2020, sebagian besar kematian ibu pada disebabkan oleh perdarahan, yaitu sebanyak 1.330 kasus. Oleh karena itu, upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI) dilakukan dengan menjamin ibu dapat mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas.[10]
Mortalitas
Sebanyak 140.000 wanita di dunia meninggal akibat perdarahan postpartum setiap tahunnya, dengan kata lain 1 kematian terjadi setiap 4 menit. Menurut WHO, kematian ibu di kawasan Asia Tenggara menyumbang hampir ⅓ jumlah kematian ibu dan anak secara global. Di Indonesia sendiri, angka kematian Ibu masih tergolong sangat tinggi.[2,3,10]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini