Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Perdarahan Postpartum general_alomedika 2022-08-05T15:35:34+07:00 2022-08-05T15:35:34+07:00
Perdarahan Postpartum
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Perdarahan Postpartum

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Etiologi perdarahan postpartum atau postpartum hemorrhage (PPH) dikenal dengan istilah/mnemonic 4T, yakni tonus, tissue, trauma, dan thrombin. Sedangkan faktor risiko Faktor risiko PPH dapat dibagi menjadi faktor prenatal, faktor saat persalinan pervaginam, dan faktor setelah sectio caesarea.[2,5,6]

Etiologi

Penyebab PPH dapat dikategorikan menjadi 4T, yaitu tonus, tissue, trauma, dan thrombin.

Tonus

Kelainan pada tonus dapat berupa atonia uteri, overdistensi uterus, infeksi intraamniotik atau korioamnionitis, kelelahan pada otot uterus, dan penggunaan obat relaksasi uterus, seperti nitrogliserin dan magnesium sulfat.[2,8]

Tissue (Jaringan)

Kelainan pada jaringan dapat berupa retensio plasenta, sisa plasenta, atau bekuan darah.[2,8]

Trauma

Pada trauma, umumnya terjadi robekan pada uterus, serviks, vagina, perineum, pecahnya varises pada vulva, dan inversio uteri. Trauma biasanya terjadi setelah persalinan lama atau kuat yang dirangsang dengan oksitosin atau prostaglandin, setelah manipulasi janin baik ekstrauteri maupun intrauteri, penggunaan instrumen seperti forceps, atau akibat dari tindakan episiotomi.[2,8]

Thrombin

Kelainan pada thrombin yakni gangguan faktor koagulasi atau pembekuan darah seperti pada penyakit hemofilia A, penyakit Von Willebrand, immune purpura trombositopenia (ITP), disseminated intravascular coagulation (DIC), dan penggunaan obat-obat antikoagulan.[2,8]

Faktor Risiko

Berdasarkan studi kontrol kasus yang dipublikasikan pada tahun 2017, faktor risiko PPH berat adalah riwayat PPH berat sebelumnya, konsumsi obat antikoagulan, anemia saat antenatal, preeklamsia berat atau sindrom HELLP (hemolysis elevated liver enzymes low platelet), fibroma uterus, kehamilan ganda, dan kehamilan dengan teknologi reproduksi.[8]

Secara garis besar, faktor risiko untuk perdarahan postpartum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu saat prenatal, saat persalinan pervaginam, dan setelah sectio caesarea.[7,8]

Faktor Risiko Prenatal

Faktor risiko prenatal adalah perdarahan yang terjadi sebelum persalinan, solusio plasenta, plasenta previa, kehamilan ganda, preeklampsia, korioamnionitis, hidramnion, kematian janin dalam kandungan, anemia (dengan Hb <5,8 g/dL), multiparitas, mioma dalam kehamilan, gangguan faktor pembekuan darah, riwayat perdarahan sebelumnya dan obesitas.[7,8]

Faktor Risiko Persalinan Pervaginam

Faktor risiko saat persalinan pervaginam adalah kala III yang memanjang, episiotomi, distosia, laserasi jaringan lunak, induksi atau augmentasi persalinan dengan oksitosin, persalinan dengan bantuan alat (forceps atau vakum), sisa plasenta, dan bayi besar (>4.000 gram).[7,8]

Faktor Risiko Sectio Caesarea

Faktor risiko perdarahan setelah sectio caesarea adalah amnionitis, preeklampsia, persalinan abnormal, anestesi umum, partus preterm, dan partus postterm. Volume darah ibu yang minimal, terutama pada ibu berat badan kurang, preeklampsia berat atau eklampsia, sepsis, atau gagal ginjal juga merupakan faktor risiko perdarahan postpartum.[7,8]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

2. Wormer KC, Jamil RT, Bryant SB. Acute Postpartum Hemorrhage. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499988/
5. Kepley JM, Bates K, Mohiuddin SS. Physiology, Maternal Changes. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539766/
6. Evensen A, Anderson JM, Fontaine P. Postpartum hemorrhage: prevention and treatment. Am Fam Physician. 2017; 95(7) : 442 – 51
7. Smith JR. Postpartum Hemorrhage. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/275038-overview
8. Nyfløt, L.T., Sandven, I., Stray-Pedersen, B. et al. Risk factors for severe postpartum hemorrhage: a case-control study. BMC Pregnancy Childbirth 17, 17 (2017). https://doi.org/10.1186/s12884-016-1217-0

Patofisiologi Perdarahan Postpartum
Epidemiologi Perdarahan Postpartum

Artikel Terkait

  • Efek Asam Traneksamat pada Risiko Perdarahan Postpartum pada Anemia Sedang dan Berat – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Asam Traneksamat pada Risiko Perdarahan Postpartum pada Anemia Sedang dan Berat – Telaah Jurnal Alomedika
  • Efektivitas dan Keamanan Asam Traneksamat Untuk Perdarahan Post Partum
    Efektivitas dan Keamanan Asam Traneksamat Untuk Perdarahan Post Partum
  • Oxytocin Intravena Lebih Baik dibandingkan Oxytocin Intramuskular dalam Profilaksis Perdarahan Post Partum
    Oxytocin Intravena Lebih Baik dibandingkan Oxytocin Intramuskular dalam Profilaksis Perdarahan Post Partum
  • Oxytocin Intravena Vs Intramuskular sebagai Profilaksis Perdarahan Postpartum
    Oxytocin Intravena Vs Intramuskular sebagai Profilaksis Perdarahan Postpartum
  • Misoprostol Sublingual Preoperatif VS Post Operatif untuk Pencegahan Perdarahan Postpartum Sectio Caesarea – Telaah Jurnal Alomedika
    Misoprostol Sublingual Preoperatif VS Post Operatif untuk Pencegahan Perdarahan Postpartum Sectio Caesarea – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Februari 2024, 18:45
Perdarahan postpartum karena SC
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, sya punya pasien di PKM, pasien mengalami perdarahan hingga anemi dok. Riwayat sebulan lalu post SC. Setelahnya dirujuk ke RS untuk ditranfusi. 2...
Anonymous
Dibalas 22 November 2023, 15:36
Kapan harus merujuk pasien post HPP dengan Hb rendah?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter. Izin berdiskusi..Bila hemoragic post partum sudah teratasi, keluhan pasien tidak ada, pusing (-), lemas (-), pengeluaran darah sudah normal...
dr. Gabriela
Dibalas 12 September 2022, 10:50
Oxytocin Intravena Lebih Baik dibandingkan Oxytocin Intramuskular dalam Profilaksis Perdarahan Post Partum
Oleh: dr. Gabriela
1 Balasan
ALO Dokter!Perdarahan post partum merupakan salah satu penyebab mortalitas utama pada ibu. Perdarahan post partum dapat dicegah dengan pemberian oxytocin....

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.