Etiologi Perdarahan Postpartum
Etiologi perdarahan postpartum atau postpartum hemorrhage (PPH) dikenal dengan istilah/mnemonic 4T, yakni tonus, tissue, trauma, dan thrombin. Sedangkan faktor risiko Faktor risiko PPH dapat dibagi menjadi faktor prenatal, faktor saat persalinan pervaginam, dan faktor setelah sectio caesarea.[2,5,6]
Etiologi
Penyebab PPH dapat dikategorikan menjadi 4T, yaitu tonus, tissue, trauma, dan thrombin.
Tonus
Kelainan pada tonus dapat berupa atonia uteri, overdistensi uterus, infeksi intraamniotik atau korioamnionitis, kelelahan pada otot uterus, dan penggunaan obat relaksasi uterus, seperti nitrogliserin dan magnesium sulfat.[2,8]
Tissue (Jaringan)
Kelainan pada jaringan dapat berupa retensio plasenta, sisa plasenta, atau bekuan darah.[2,8]
Trauma
Pada trauma, umumnya terjadi robekan pada uterus, serviks, vagina, perineum, pecahnya varises pada vulva, dan inversio uteri. Trauma biasanya terjadi setelah persalinan lama atau kuat yang dirangsang dengan oksitosin atau prostaglandin, setelah manipulasi janin baik ekstrauteri maupun intrauteri, penggunaan instrumen seperti forceps, atau akibat dari tindakan episiotomi.[2,8]
Thrombin
Kelainan pada thrombin yakni gangguan faktor koagulasi atau pembekuan darah seperti pada penyakit hemofilia A, penyakit Von Willebrand, immune purpura trombositopenia (ITP), disseminated intravascular coagulation (DIC), dan penggunaan obat-obat antikoagulan.[2,8]
Faktor Risiko
Berdasarkan studi kontrol kasus yang dipublikasikan pada tahun 2017, faktor risiko PPH berat adalah riwayat PPH berat sebelumnya, konsumsi obat antikoagulan, anemia saat antenatal, preeklamsia berat atau sindrom HELLP (hemolysis elevated liver enzymes low platelet), fibroma uterus, kehamilan ganda, dan kehamilan dengan teknologi reproduksi.[8]
Secara garis besar, faktor risiko untuk perdarahan postpartum dapat dibagi menjadi tiga, yaitu saat prenatal, saat persalinan pervaginam, dan setelah sectio caesarea.[7,8]
Faktor Risiko Prenatal
Faktor risiko prenatal adalah perdarahan yang terjadi sebelum persalinan, solusio plasenta, plasenta previa, kehamilan ganda, preeklampsia, korioamnionitis, hidramnion, kematian janin dalam kandungan, anemia (dengan Hb <5,8 g/dL), multiparitas, mioma dalam kehamilan, gangguan faktor pembekuan darah, riwayat perdarahan sebelumnya dan obesitas.[7,8]
Faktor Risiko Persalinan Pervaginam
Faktor risiko saat persalinan pervaginam adalah kala III yang memanjang, episiotomi, distosia, laserasi jaringan lunak, induksi atau augmentasi persalinan dengan oksitosin, persalinan dengan bantuan alat (forceps atau vakum), sisa plasenta, dan bayi besar (>4.000 gram).[7,8]
Faktor Risiko Sectio Caesarea
Faktor risiko perdarahan setelah sectio caesarea adalah amnionitis, preeklampsia, persalinan abnormal, anestesi umum, partus preterm, dan partus postterm. Volume darah ibu yang minimal, terutama pada ibu berat badan kurang, preeklampsia berat atau eklampsia, sepsis, atau gagal ginjal juga merupakan faktor risiko perdarahan postpartum.[7,8]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini