Etiologi Preeklampsia
Etiologi preeklampsia belum diketahui secara pasti. Preeklampsia diperkirakan terjadi akibat interaksi berbagai faktor risiko dengan polimorfisme genetik, yang menyebabkan sintesis beberapa protein yang memiliki fungsi berbeda dari fungsi aslinya.
Hal tersebut mengawali gangguan perfusi plasenta serta produksi mediator inflamasi yang merusak endotel, sehingga terjadi abnormalitas plasentasi. Selanjutnya, terjadi gangguan remodelling arteri spiralis, iskemia plasenta, hipoksia, stres oksidatif, dan disfungsi fisiologis pada kehamilan.
Maladaptasi sistem imun, toksisitas lipoprotein densitas amat rendah (very low-density lipoprotein), kelainan genetik, ketidakseimbangan faktor angiogenik, peningkatan apoptosis atau nekrosis trofoblas, serta respons inflamasi maternal yang berlebihan terhadap trofoblas juga diperkirakan merupakan etiologi preeklampsia.[1]
Faktor Risiko
Faktor risiko preeklampsia meliputi faktor genetik, berbagai faktor pada kehamilan dan karakteristik maternal, serta kondisi medis umum. Akan tetapi, sebagian besar kasus preeklampsia terjadi pada wanita nullipara tanpa faktor risiko yang bermakna.
Kondisi yang Berkaitan dengan Kehamilan Saat Ini
Wanita yang berstatus nullipara, berusia ≥35 tahun, dan/atau memiliki indeks massa tubuh >30 selama kehamilan lebih berisiko mengalami preeklampsia. Kehamilan ganda serta kehamilan yang diperoleh dari bantuan teknologi reproduksi juga meningkatkan risiko preeklampsia.[1,4]
Riwayat Preeklampsia pada Kehamilan Sebelumnya
Riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya merupakan salah satu faktor risiko paling bermakna untuk preeklampsia di kehamilan berikutnya. Risiko preeklampsia meningkat sampai 8 kali lipat jika terdapat riwayat preeklampsia sebelumnya. Walaupun sangat jarang, riwayat preeklampsia pada keluarga juga dapat menjadi faktor risiko.[4]
Riwayat Penyakit Kronis Lain
Penyakit kronis yang menjadi faktor risiko adalah hipertensi kronis, diabetes yang diderita sebelum kehamilan, trombofilia, dan penyakit ginjal. Penyakit yang berkaitan dengan disregulasi sistem imun seperti lupus eritematosus sistemik dan sindrom antifosfolipid juga merupakan faktor risiko preeklampsia.[1,4]