Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Edukasi dan Promosi Kesehatan Preeklampsia irfan 2023-12-28T08:21:30+07:00 2023-12-28T08:21:30+07:00
Preeklampsia
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Preeklampsia

Oleh :
dr. Audiza Luthffia
Share To Social Media:

Edukasi dan promosi kesehatan tentang preeklampsia sebaiknya diberikan pada semua ibu hamil dengan tujuan deteksi dini preeklampsia, pencegahan komplikasi pada pasien preeklampsia, serta pencegahan rekurensi pada kehamilan berikutnya.

Edukasi Pasien

Edukasi meliputi etiologi, tahapan diagnosis, perjalanan penyakit, penatalaksanaan, prognosis, dan komplikasi dari preeklampsia. Jika ditemukan hipertensi pada kunjungan antenatal, pasien perlu menjalani pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosis dan mengetahui derajat keparahan preeklampsia.

Setelah terdiagnosis preeklampsia, pasien perlu menjalani observasi berkala dengan durasi dan frekuensi yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Selama hamil, pasien perlu diedukasi tentang tanda dan gejala preeklampsia berat agar bisa segera melapor bila mengalami gejala tersebut. Risiko terjadinya komplikasi pada ibu dan bayi juga harus dijelaskan pada pasien, terutama risiko kelahiran prematur dan kejang.[1]

Tata laksana preeklampsia terutama yang berkaitan dengan waktu persalinan perlu dijelaskan secara detail kepada pasien. Dokter perlu menekankan bahwa terminasi kehamilan merupakan tata laksana definitif preeklampsia dan menjelaskan manfaat dan risiko masing-masing untuk ibu dan bayi.

Penundaan terminasi kehamilan umumnya memberikan manfaat untuk pertumbuhan janin tetapi meningkatkan risiko pada ibu. Persalinan dapat dilakukan sewaktu-waktu bila terjadi perburukan kondisi ibu atau gawat janin.

Setelah persalinan, pasien juga diedukasi untuk tetap diobservasi sampai dengan 6 minggu pascasalin, dijelaskan mengenai risiko rekurensi di kehamilan berikutnya, serta dijelaskan mengenai risiko hipertensi kronis di kemudian hari.[1,5,20]

Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

United States Preventive Services Task Force menyarankan pemeriksaan tekanan darah berkala selama hamil sebagai metode skrining preeklampsia. Identifikasi dan kontrol faktor risiko dapat dilakukan sebagai pencegahan primer preeklampsia. Selama beberapa dekade terakhir, telah banyak metode skrining lain yang diusulkan tetapi belum ada metode skrining spesifik terhadap preeklampsia.[5,7]

Berbagai obat juga diprediksi dapat mencegah preeklampsia tetapi sampai saat ini belum ada yang dapat mencegah preeklampsia. Beberapa obat yang sering diteliti untuk pencegahan preeklampsia adalah aspirin, heparin, suplementasi kalsium, vitamin C, dan vitamin E. Manfaat obat-obatan ini dalam pencegahan preeklampsia masih kontroversial.[5]

Pada wanita yang memiliki faktor risiko preeklampsia, International Society for The Study of Hypertension on Pregnancy (ISSHP) merekomendasikan aspirin dosis rendah (150 mg/hari) yang dimulai sebelum usia kehamilan 16 minggu sampai persalinan.

Suplementasi kalsium dengan dosis 1,2–2,5 gram/hari pada wanita dengan faktor risiko preeklampsia juga direkomendasikan untuk ibu hamil dengan asupan kalsium harian <600 mg. Olahraga rutin minimal 3 kali/minggu dengan durasi 50 menit dikatakan dapat menurunkan insidensi hipertensi pada kehamilan.[4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

1. American College of Obstetricians and Gynecologists. Gestational Hypertension and Preeclampsia: ACOG Practice Bulletin, Number 222. Obstet Gynecol. 2020;135(6):e237-e260. doi:10.1097/AOG.0000000000003891
4. Brown MA, Magee LA, Kenny LC, et al. Hypertensive Disorders of Pregnancy: ISSHP Classification, Diagnosis, and Management Recommendations for International Practice. Hypertension. 2018;72(1):24-43. doi:10.1161/HYPERTENSIONAHA.117.10803
5. Lim KH. Preeclampsia. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1476919-overview#a13
20. Phipps EA, Thadhani R, Benzing T, Karumanchi SA. Pre-eclampsia: pathogenesis, novel diagnostics and therapies [published correction appears in Nat Rev Nephrol. 2019 Jun;15(6):386]. Nat Rev Nephrol. 2019;15(5):275-289. doi:10.1038/s41581-019-0119-6

Prognosis Preeklampsia

Artikel Terkait

  • Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
    Perbandingan Serum sFlt-1/PlGF sebagai Prediktor Risiko Preeklampsia
  • Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
    Profilaksis Aspirin Dosis Rendah untuk Wanita Hamil yang Berisiko Mengalami Preeklampsia
  • Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
    Pemilihan Obat Antihipertensi pada Kehamilan
  • Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
    Trombositopenia pada Kehamilan: Kondisi Fisiologis atau Patologis
  • Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum
    Diagnosis dan Penanganan Hipertensi Post-Partum

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 19 Desember 2024, 15:31
Tatalaksana pasien Post SC dengan PEB di Puskesmas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat malam dok izin bertanya, kemarin saya ada pasien di puskesmas post SC hari ke-7 dengan PEB, saat pasien pulang dari RS, dari dokter Sp.OG diberikan...
Anonymous
Dibalas 21 September 2024, 21:18
Proteinuri +2 dan edema tungkai hingga perut pada ibu hamil tanpa tensi yang tinggi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat soreIjin menanykanBila ada pasien hamil 39-40 mgg inpartu dengan proteinuri +2 dengan edema tungkai hingga perut (pitting edema). Tetapi tidak ada...
Anonymous
Dibalas 11 September 2024, 18:19
Terapi Preeklamsi & Superimposed PE
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Pada kasus2 preeklamsi ringan atau HT kronik untuk pemilihan terapi HT nya apakah lebih baik aspirin atau nifedipin ya dok? Apakah ada pertimbangan dalam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.