Diagnosis Retinopati
Diagnosis retinopati didapatkan dari anamnesis faktor risiko dan tanda klinis yang khas pada pemeriksaan oftalmologi, khususnya segmen posterior mata. Deteksi dini retinopati dititikberatkan untuk mendeteksi lesi awal retina seperti perubahan mikrovaskular. [4]
Anamnesis
Dari anamnesis, pasien retinopati diabetik akan mengeluhkan penglihatan kabur progresif, melihat floaters, atau penglihatan seperti terowongan. Pasien dengan retinopati hipertensi juga dapat mengeluhkan hal yang sama seperti penglihatan kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, dan penyempitan lapang pandang. Gejala-gejala ini umumnya dikeluhkan pasien pada tahap lanjut retinopati. [21]
Untuk retinopati pada prematuritas, saat anamnesis tanyakan riwayat kelahiran prematur terutama sebelum usia kandungan 32 minggu, berat badan lahir <1500 gram, dan faktor risiko lain seperti penggunaan suplementasi oksigen, riwayat hipoksemia saat lahir, dan penyakit-penyakit yang diderita selama neonatus. [22]
Pasien dengan retinopati sentral dapat mengeluhkan penurunan penglihatan akut terutama penglihatan sentral, metamorphopsia di salah satu mata, dan scotoma. [23]
Pemeriksaan Oftalmologi
Pemeriksaan oftamologi retinopati terutama pada pemeriksaan segmen posterior melalui pemeriksaan funduskopi direk maupun indirek.
Retinopati Diabetik
Pemeriksaan oftalmologi retinopati diabetik menunjukkan perubahan pada retina berupa mikroaneurisma, perdarahan, eksudat deposit lemak, perubahan kaliber vena, dan neovaskularisasi. Tanda-tanda tersebut bervariasi mulai dari fase nonproliferatif sampai berprogresi menjadi retinopati diabetik proliferatif.
Penurunan ketajaman penglihatan yang signifikan dapat terjadi karena perdarahan retina dari pembuluh darah yang rapuh. Perdarahan retina dapat tampak seperti lidah api atau pecahan kaca bila asal perdarahan dari pleksus kapilar superfisial. Perdarahan dari bagian lebih dalam dapat tampak seperti bercak atau bintik-bintik darah. Pada pasien dengan penurunan visus yang signifikan dapat ditemukan perdarahan vitreus, edema makula, atau hipoperfusi kapilar retina. [24]
Retinopati Hipertensi
Pada pemeriksaan funduskopi, retinopati hipertensi dapat ditemukan beberapa tanda perubahan persilangan arteriol-vena (AV crossing), perubahan pada arteri, perubahan pada retina, makula, dan nervus optikus. Perubahan pada persilangan arteriol-vena yang dapat diamati berupa tanda Salu yaitu vena tampak bengkok di bagian yang bersilangan dengan arteriol, tanda Gunn yaitu vena tampak lebih sempit di kedua sisi persilangan arteriol-vena, dan tanda Bonnet yaitu vena tampak lebih penuh di bagian distal dari persilangan arteriol-vena.
Tanda lain yang dapat ditemukan adalah perubahan refleks cahaya pada arteriol yang tampak seperti kawat tembaga atau perak (copper or silver wiring) akibat penyempitan arteriol.[5,21]
Perdarahan retina dapat muncul dalam bentuk bercak darah atau berbentuk lidah api. Eksudat pada retina dapat timbul sebagai hard exudates (deposit lemak) atau soft exudates/ cotton wool spots (iskemia serabut saraf). Perubahan makula dapat ditemukan berupa penumpukan hard exudates di sekitar makula yang membentuk gambaran seperti bintang. Selain itu, juga bisa ditemukan pembengkakan diskus optikus. [5,21]
Retinopati pada Prematuritas
Pada retinopati prematuritas, retina dibagi menjadi 3 zona dari zona 1 hingga 3. Zona 1 meliputi diskus optikus dan area sebesar 2 kali jarak diskus ke fovea. Zona 2 dimulai dari tepi zona 1 hingga bagian nasal ora serata. Zona 3 merupakan sisa area yang di temporal yang berbentuk bulan sabit.
Pada stage 1 retinopati prematuritas, tampak strip/garis yang membatasi area retina avaskular dengan area bervaskularisasi. Di stage 2, tampak batas yang jelas dan lebih lebar (ridge) antara retina vaskular dan avaskular. Di stage 3, selain tampak batas yang jelas dapat juga ditemukan pertumbuhan vaskular ekstraretinal. Pada stage 4 dan 5 dapat ditemukan detachment retina parsial dan total. Pada retinopati prematuritas posterior agresif dapat ditemukan perubahan vaskular yang berat di pole posterior retina. Ditemukannya dilatasi vaskular dan peningkatan vaskular yang berlikuk pada pole posterior, menandakan kadar growth factors angiogenesis yang tinggi dan risiko progresivitas penyakit yang lebih cepat. [25]
Retinopati Sentral Serosa
Retinopati sentral serosa ditandai dengan detachment retina serosa dengan atau tanpa detachment epitel pigmen retina. Detachment paling banyak ditemukan di area makula. Kelainan tersebut 14-40% terjadi pada kedua mata. Penumpukan fibrin akan memberikan gambaran kekuningan subretinal. [8]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaab penunjang jarang diperlukan untuk menegakkan diagnosis. Tetapi dapat digunakan untuk evaluasi kondisi retina.
Ultrasonografi B-Scan
Ultrasonografi B-scan dapat digunakan untuk membantu mengevaluasi kondisi retina bila terjadi kekeruhan pada vitreus misalnya akibat perdarahan.[10]
Optical Coherence Tomography (OCT)
Pemeriksaan optical coherence tomography (OCT) dapat memberikan gambaran retina 3 dimensi. Pemeriksaan OCT dapat membantu mengevaluasi ketebalan retina serta ada tidaknya pembengkakan di lapisan retina. [26] Pada retinopati diabetik, OCT dapat digunakan untuk melihat kondisi edema makula atau traksi vitreomakula. OCT juga menjadi modalitas pemeriksaan yang digunakan untuk mengevaluasi hasil terapi.[10]
Pada retinopati sentral serosa, OCT menunjukkan elevasi bulosa lapisan neurosensorik retina dengan bagian yang hiporeflektif antara lapisan tersebut dengan lapisan epitel pigmen retina yang disebabkan oleh akumulasi cairan serosa. Hasil OCT pada retinopati sentral serosa yang kronis (4-6 bulan) menunjukkan deposit hiperreflektif di area subretina. Temuan OCT lain pada retinopati sentral serosa adalah cairan intraretina, titik-titik hipereflektif di koroid, dan lapisan fotoreseptor dan epitel pigmen retina yang iregular.[8]
Angiografi Fluoresen Fundus
Angiografi fluoresen fundus (AFF) pada retinopati diabetik hanya bersifat sebagai pemeriksaan tambahan saja. Gambaran mikroaneurisma pada AFF adalah titik hiperfluoresen pada fase awal dan melebar atau bocor (leak) di fase akhir angiogram. Perdarahan blot memberikan gambaran hipofluoresen pada area yang tidak mendapatkan perfusi. Neovaskular juga memberikan gambaran leak kontras karena permeabilitas pembuluh darah yang tinggi.[10]
AFF pada kasus retinopati hipertensi malignan dapat menunjukkan gambaran nonperfusi kapilar, gambaran dendritik pada pengisian koroid, dan formasi mikronaeurisma di fase awal. Pada fase akhir angiogram, dapat ditemukan kebocoran difus.[21]
AFF dapat memberikan gambaran pertumbuhan vaskular retina secara detil, sehingga dapat membantuk diagnosis retinopati prematuritas. Pada retinopati sentral serosa, angiografi fluorescein akan memberikan pewarnaan oranye (hiperflurorescein) pada daerah retina yang abnormal. Pemeriksaan ini bermanfaat menentukan area yang menjadi target terapi laser fotokoagulasi atau terapi fotodinamik.[22,26]
Indocyanine Green Angiography
Gambaran indocyanine green angiography (IGA) di retinopati hipertensi dapat berupa moth eaten appearance pada lapisan koriokapilaris.[26] IGA merupakan pemeriksaan penunjang baku emas untuk kasus retinopati sentral serosa kronis. Tanda yang dapat ditemukan pada retinopati sentral serosa pada pemeriksaan ini adalah filling yang terlambat di fase awal, dilatasi vena koroid, dan hiperfluorescence koroid fokal.[8]
NVS/MED/OTHR/1221/127