Etiologi Retinopati
Etiologi retinopati terbanyak adalah diabetes mellitus. Etiologi lretinopati yang lain adalah hipertensi dan prematuritas. Faktor risiko terjadinya retinopati dibedakan berdasar penyakit yang mendasari. Misalnya, retinopati diabetik dipengaruhi oleh durasi diabetes dan kondisi medis yang menyertai.
Faktor Risiko Retinopati Diabetik
Faktor risiko retinopati diabetik antara lain durasi diabetes, hipertensi, dislipidemia, dan kehamilan. Beberapa faktor risiko retinopati diabetik lainnya adalah tingkat ketergantungan terhadap insulin, kadar lipid, faktor nutrisi, dan genetik. [9]
Durasi Diabetes
Retinopati diabetes dapat ditemukan pada 25-50% pasien dengan durasi diabetes mellitus tipe 1 10-15 tahun dari diagnosis awal. Pada diabetes mellitus tipe 2, 23% pasien mengalami retinopati diabetik nonproliferatif (NPDR) setelah 11-13 tahun dan 60% pasien mengalami NPDR setelah 16 tahun sejak diagnosis awal. [10]
Hipertensi dan dislipidemia
Hipertensi pada diabetes mellitus berkorelasi dengan peningkatan kejadian retinopati. Dislipidemia meningkatkan kebocoran vaskular retina dan pembentukan eksudat. [10]
Kehamilan
Pasien tanpa retinopati diabetik memiliki risiko 10% mengalami NPDR selama kehamilan. Pasien hamil yang sudah memiliki retinopati diabetik berisiko 4% berkembang menjadi retinopati diabetik proliferatif. [10]
Faktor Risiko Retinopati Hipertensi
Faktor risiko retinopati hipertensi antara lain etnis, jenis kelamin, merokok, dan disfungsi renal.
Etnis dan Jenis Kelamin
Prevalensi retinopati hipertensi lebih banyak ditemukan pada etnis Afro-Caribbean dibandingkan dengan Eropa. Retinopati hipertensi lebih banyak diderita oleh pasien jenis kelamin perempuan dibandingkan laki-laki. [5]
Merokok
Merokok meningkatkan risiko terjadinya retinopati hipertensi malignan. [5]
Disfungsi Renal
Pasien dengan disfungsi renal yang ditandai dengan mikroalbuminuria persisten dan creatinine clearance yang rendah berkaitan dengan meningkatnya risiko retinopati hipertensi. [5]
Faktor Risiko Retinopati Prematuritas
Faktor risiko retinopati prematuritas antara lain usia kehamilan dan berat badan lahir rendah.
Usia Kehamilan
Bayi yang lahir dengan usia kehamilan ≤30 minggu memiliki risiko retinopati pada prematuritas yang lebih tinggi. [11]
Berat Badan Lahir Rendah
Bayi dengan berat badan lahir ≤1500 gram lebih berisiko untuk mengalami retinopati.[11]
Faktor Risiko Retinopati Sentral Serosa
Faktor risiko retinopati sentral serosa adalah infeksi Helicobacter pylori, penggunaan kortikosteroid, merokok, dan kepribadian tipe A. Beberapa faktor risiko lain yang dapat meningkatkan kejadian retinopati sentral serosa antara lain hipertensi, penyakit autoimun, penggunaan psikofarmaka, dan gangguan tidur. [8]
Infeksi Helicobacter pylori
Pada sebuah penelitian meta-analisis, pasien dengan infeksi Helicobacter pylori lebih berisiko 3 kali lipat untuk menderita retinopati sentral serosa.[8]
Penggunaan Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid baik penggunaan sistemik maupun intraokular berhubungan dengan peningkatan kejadian retinopati sentral serosa. Kortikosteroid dapat menghambat pembentuk kolagen di membran Bruch's, menyebabkan autoregulasi vaskular, hipertensi sistemik, serta mengganggu transpor air dan ion yang menimbulkan disfungsi epitel pigmen retina. [8]
Kepribadian Tipe A
Kepribadian tipe A berkorelasi dengan peningkatan risiko retinopati sentral serosa. Kepribadian tipe A ditandai dengan sifat agresif, kompetitif, temperamental yang menyebabkan pelepasan katekolamin dan kortikosteroid yang dapat menggangu permeabilitas koroid. [8]
Merokok
Orang yang merokok memiliki risiko hampir 2 kali lipat lebih tinggi untuk menderita retinopati sentral serosa. Paparan nikotin dapat mengganggu vasodilatasi, yang akan memicu terjadinya vasokonstriksi yang diinduksi norepinefrin. [12]