Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Retinopati general_alomedika 2022-09-20T11:35:24+07:00 2022-09-20T11:35:24+07:00
Retinopati
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Retinopati

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Patofisiologi retinopati dapat didasari perubahan vaskular retina, edema makula, kerusakan epitel retina, atau kelainan lain sesuai dengan penyakit yang mendasari.

Retinopati Diabetik

Patofisiologi retinopati diabetik diawali dengan perubahan mikrovaskular. Kadar gula yang tinggi memicu kerusakan vaskular melalui jalur polyol, akumulasi hasil akhir proses glikasi, jalur protein kinase C, dan jalur hexosamine. Perubahan vaskular yang dapat diamati pada retinopati diabetik adalah dilatasi vaskular (mikroaneurisma), perubahan aliran darah, oklusi kapiler, hingga neovaskularisasi pada tahap lanjut akibat upregulation VEGF (vascular endothelial growth factor) sebagai respon terhadap iskemia retina.

Inflamasi merupakan salah satu proses yang dapat diamati pada perjalanan penyakit retinopati diabetik. Inflamasi pada retinopati diabetik ditandai dengan leukostasis (dominan monosit dan dan granulosit) akibat peningkatan kerja kemokin pada pasien diabetes. Leukostasis akan menyebabkan kerusakan endotel retina dan sawar darah retina (blood retina barrier). Hiperglikemia juga akan menimbulkan disfungsi sel-sel glia retina yang berperan menjaga homeostasis retina, sehingga memproduksi sitokin proinflamasi yang akan semakin memperberat inflamasi.

Pada retinopati diabetik tahap lanjut akan terjadi neurodegenerasi retina, yang ditandai dengan apopotosis neuron. Pada penelitian in vitro, paparan glukosa yang tinggi berhubungan dengan peningkatan fragmentasi mitokondria dan apoptosis sel. Pada hewan percobaan dengan diabetes mellitus terjadi peningkatan pembentukan reactive oxygen species (ROS) yang diduga turut berperan dalam proses neurodegenerasi retina pada retinopati diabetik. [4]

Retinopati Hipertensi

Retinopati hipertensi memiliki patofisiologi yang dapat dibagi dalam beberapa fase yakni fase vasokonstriksi, fase sklerotik, dan fase eksudatif. Tekanan darah yang tinggi akan menimbulkan kerusakan pada lapisan otot dan endotel vaskular. Pada fase vasokonstriksi, peningkatan tekanan darah sistemik merangsang terjadinya vasospasme dan penyempitan arteriol retina yang dibuktikan dengan penurunan rasio diameter arteri-vena (normalnya 2:3).

Peningkatan tekanan darah yang persisten menyebabkan perubahan dinding vaskular berupa penebalan lapisan intima, hiperplasia lapisan media, dan degenerasi dinding arteri. Keadaan tersebut menyebabkan gangguan sirkulasi darah retina yang menandai fase sklerotik. Tekanan darah yang tidak terkontrol akan merusak sawar darah retina dan terjadi kebocoran plasma dan darah. Kelainan retina yang dapat diamati berupa perdarahan retina dengan bentuk lidah api atau bercak darah, pembentukan eksudat, nekrosis sel otot polos, dan iskemia retina yang membentuk lesi cotton wool spot. [5]

Retinopati Prematuritas

Kelahiran prematur berkaitan dengan kelainan maturasi vaskular retina yang mendasari patofisiologi retinopati prematuritas. Paparan oksigen yang tinggi pada neonatus prematur akan menyebabkan downregulation VEGF retina. Terjadi vasokonstriksi dan kerusakan pada pembuluh darah retina, sehingga tidak mencukupi kebutuhan oksigen dan nutrisi lapisan retina yang terus bertambah ketebalannya. Pada akhirnya, akibat proses ini akan terbentuk zona retina avaskular terutama di bagian perifer. Keadaan hipoksia retina menandai fase pertama retinopati pada prematuritas. [6]

Pada fase kedua retinopati prematuritas, hipoksia retina akan menginduksi neovaskularisasi retina. Dua faktor yang terlibat dalam proses neovaskularisasi adalah VEGF yang diregulasi oleh oksigen dan insulin-like growth factor-I (IGF-I). [7]

Retinopati Sentral Serosa

Gangguan sirkulasi koroid diduga mengawali patofisiologi retinopati sentral serosa. Disfungsi autonom yang ditandai dengan peningkatan aktivitas simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis, menimbulkan gangguan homeostasis pembuluh darah koroid yang menyebabkan hiperperfusi, peningkatan permeabilitas, dan akumulasi cairan subretina. Namun, patofisiologi awal yang menyebabkan kelainan pada koroid tersebut belum diketahui pasti. [8]

Referensi

4. Wang W, Lo ACY. Diabetic retinopathy: pathophysiology and treatments. Int J Mol Sci. 2018;19:1816.doi:10.3390/ijms19061816.
5. Modi P, Arsiwalla T. Hypertensive retinopathy. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525980/
6. Subramanian KNS. Retinopathy of prematurity. https://emedicine.medscape.com/article/976220-overview#a5
7. Smith LEH. Pathogenesis of retinopathy of prematurity. Growth Hormone & IGF Research. 2004;14:140-144. Smith, L. E. H. (2004). Pathogenesis of retinopathy of prematurity. Growth Hormone & IGF Research, 14, 140–144. doi:10.1016/j.ghir.2004.03.030.
8. Manayath GJ, Ranjan R, Shah VS, Karandikar SS, Saravanan VR, Narendran V. Central serous chorioretinopathy: current update on pathophysiology and multimodal imaging. Oman J Ophthalmol. 2018;11(2):103-112. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5991069/

Pendahuluan Retinopati
Etiologi Retinopati

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
  • Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
    Peran Vitamin A, DHA, dan Lutein dalam Memperlambat Progresivitas Retinitis Pigmentosa
  • Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik
    Injeksi Anti-VEGF untuk Terapi Retinopati Diabetik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 26 April 2024, 08:05
Terapi Laser VS Anti-Vascular Endothelial Growth Factor pada Retinopati Diabetik - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Saat ini, telah berkembang terapi injeksi anti-vascular endothelial growth factor (anti-VEGF) sebagai alternatif, selain laser fotokoagulasi atau...
Anonymous
Dibalas 20 Desember 2022, 14:06
Skrining retinopati pada penyakit kronis - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Utami Noor. S, Sp.MIjin bertanya dok, pada pasien dengan hipertensi dan diabetes mellitus, sebaiknya kapan saja dilakukan skrining penglihatan dan...
Anonymous
Dibalas 05 Juli 2022, 14:44
Skrining Retinopati Diabetik di Faskes Primer - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Friska Debby Anggriany, Sp.M,Ijin bertanya dok. Di faskes primer, alat-alat seperti oftalmoskop belum tentu ada. Apakah ada saran untuk melakukan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.