Prognosis Retinopati
Prognosis retinopati tergantung dari penyebab yang mendasari, kelainan retina yang ditemukan pada pemeriksaan, serta pada fase mana retinopati terdeteksi dan diberikan terapi. [5]
Komplikasi
Komplikasi retinopati diabetik antara lain perdarahan vitreus, detachment retina, dan glaukoma. [10]
Komplikasi retinopati hipertensi antara lain oklusi arteri atau vena retina, emboli arteriol retina, glaukoma, edema makula cystoid, dan age-relate macular degeneration. [5]
Komplikasi retinopati prematuritas antara lain miopia, katarak, neovaskularisasi iris, glaukoma, detachment retina, dan macular fold. [34,35]
Komplikasi retinopati sentral serosa antara lain neovaskularisasi koroid, detachment retina akut bulosa, dan atrofi epitel pigmen retina. [23]
Prognosis
Prognosis retinopati diabetik dipengaruhi pada fase mana ditemukan dan diterapi. Pasien dengan fase yang lebih lanjut umumnya memiliki progresivitas penyakit dan penurunan visus yang lebih cepat.[21] Beberapa faktor prognosis yang berkaitan dengan penurunan visus yang signifikan pada retinopati diabetik antara lain adanya edema difus, kebocoran multipel, eksudat pada fovea, dan iskemia makula.[10]
Retinopati hipertensi fase awal jarang menimbulkan penurunan visus yang signifikan. Penurunan visus biasanya terjadi karena edema papil kronis yang menyebabkan komplikasi atrofi papil atau detachment retina eksudatif yang menimbulkan perubahan pigmen pada retina. [5] Penurunan visus akan terjadi terus menerus pada pasien retinopati diabetik maupun hipertensi hingga terjadi kebutaan yang permanen. Sekitar 8.000 mata menjadi buta setiap tahunnya akibat retinopati diabetik.[10]
Prognosis retinopati prematuritas dipengaruhi oleh kadar insulin-like growth factor 1 (IGF-1), pertambahan berat bayi postnatal, dan perubahan pada vaskularisasi retina. Gangguan visus pada retinopati prematuritas stage 4 dan 5 umumnya bersifat permanen dan tidak membaik walaupun dilakukan pembedahan. Penelitian yang meneliti efek cryotherapy (CRYO-ROP) terhadap retinopati prematuritas menunjukkan bahwa terapi tersebut dapat mencegah perburukan visus dari 51% menjadi 31%. Visus yang lebih baik didapatkan pada kelompok yang mendapatkan cryotherapy pada follow up tahun ketiga dan kesepuluh. [32]
Pasien retinopati sentral serosa umumnya (80-90%) mengalami perbaikan spontan dengan visus yang kembali normal. Pasien dengan riwayat retinopati sentral serosa berisiko 40-50% untuk teradi rekurensi. Pasien dengan komplikasi atrofi epitel pigmen retina biasanya mengalami penurunan visus yang permanen.[23]