Prognosis Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
Prognosis MERS memburuk seiring bertambah usia dan tingkat keparahan penyakit penyerta pada pasien. Tidak hanya itu, dengan adanya komplikasi, pemberian terapi yang tidak adekuat, serta komorbid yang banyak prognosis MERS juga semakin buruk. Asesmen dan monitoring merupakan hal yang sangat penting pada pasien MERS, sehingga terjadinya komplikasi dan angka kematian dapat dikurangi.[3,7,11,14]
Komplikasi
Komplikasi MERS sama dengan pneumonia pada umumnya, karena MERS memiliki tanda dan gejala yang sama. Selain akibat dari penyakit, komplikasi yang terjadi dapat diakibatkan pemberian terapi. Komplikasi meliputi pneumonia akibat penggunaan ventilator dalam jangka panjang, atrofi otot, deep vein thrombosis pada tromboemboli vena dan/atau ulkus dekubitus akibat imobilisasi lama, stress ulcer.
Prognosis
Sampai saat ini, prognosis MERS masih buruk, dengan tingkat mortalitas sebesar 34.5%. Suatu studi bahwa case-fatality rate MERS Co-V masih sebesar 35% dengan angka kematian pada pasien yang menggunakan ventilasi sebesar 60-70%. Suatu studi kohort menunjukkan adanya hubungan antara mortalitas dengan daerah, penyakit, dan faktor pada pasien seperti gejala, sumber infeksi, transmisi, dan usia tua.[10]
Prognosis buruk dimana dapat terjadi mortalitas diasosiasikan dengan usia >60 tahun, merokok, riwayat pneumonia, fungsi ginjal abnormal, dan komorbiditas. Perubahan status mental, hypoalbuminemia, dan pneumonia berat pada saat masuk rawat inap adalah faktor-faktor yang berisiko menyebabkan mortalitas pada pasien MERS. Penelitian tersebut juga menyebutkan bahwa sintasan pada hari ke-14 sebesar 83.67% dan pada hari ke-45 sebesar 65.9%.[10]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja