Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Narkolepsi general_alomedika 2022-03-31T15:35:29+07:00 2022-03-31T15:35:29+07:00
Narkolepsi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Narkolepsi

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Epidemiologi narkolepsi menunjukkan bahwa gangguan ini sangat jarang ditemukan, yaitu berkisar 0,02% hingga 0,04% pada sebagian besar wilayah di dunia. Sekitar 10-15% pasien dengan narkolepsi mempunyai awitan gejala di bawah usia 10 tahun. Prevalensi narkolepsi setara pada pria dan wanita.[1]

Global

Pada sebagian besar wilayah di dunia, prevalensi narkolepsi sangat rendah, yaitu berkisar antara 0,02-0,04%.[6]

Prevalensi narkolepsi di Eropa dan Amerika Utara diperkirakan antara 200-500 orang per 1.000.000 individu. Prevalensi tertinggi ditemukan di populasi Jepang sebesar 1.600 orang per 1.000.000 individu, dan terendah di populasi Yahudi dan Arab yaitu 2-40 orang per 1.000.000 individu.[1]

Narkolepsi biasanya memiliki awitan pada masa remaja (15-25 tahun) dan puncak awitan kedua adalah pada usia sekitar 30-35 tahun. Sekitar 10-15% pasien dengan narkolepsi mempunyai awitan gejala di bawah usia 10 tahun.[1,6]

Indonesia

Belum ada penelitian mengenai prevalensi kasus narkolepsi di Indonesia. Penelitian oleh Nur aini et al melaporkan prevalensi gangguan tidur pada remaja di Indonesia adalah 38% untuk remaja di daerah urban dan 37,7% di daerah suburban. Namun penelitian ini menggunakan instrumen self report yang mengukur gangguan tidur secara umum.[7]

Mortalitas

Sebuah studi melaporkan bahwa pasien dengan narkolepsi mengalami peningkatan kemungkinan mortalitas 1,5 kali lipat dibandingkan mereka yang tidak mengalami narkolepsi.[8] Kondisi ini juga menyebabkan morbiditas bermakna, seperti kesulitan akademik, gangguan dalam pekerjaan dan finansial, gangguan hubungan sosial, dan depresi atau kecemasan.[1,4,5]

Referensi

1. Bassetti CLA, Adamantidis A, Burdakov D, Han F, Gay S, Kallweit U, et al. Narcolepsy — clinical spectrum, aetiopathophysiology, diagnosis and treatment. Nat Rev Neurol 2019;15:519–39.
4. Golden EC, Lipford MC. Narcolepsy: Diagnosis and management. CCJM 2018;85:959–69.
5. Cremaschi RC, Hirotsu C, Tufik S, Coelho FM. Health-related quality of life in patients with narcolepsy types 1 and 2 from a Sleep Center in Brazil. Arq. Neuro-Psiquiatr. 2020;78:488–93.
6. American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2013.
7. Nur’aini, Sofyani S, Lubis IZ. Comparing sleep disorders in urban and suburban adolescents. Paediatr Indones 2014;54:299–304. https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-indonesiana/article/view/1013

Etiologi Narkolepsi
Diagnosis Narkolepsi
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 22 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 21 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.