Etiologi Hipertrofi Adenoid
Etiologi hipertrofi adenoid secara umum dapat terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu infeksi dan noninfeksi.
Etiologi Infeksi
Etiologi infeksi berkaitan dengan proses infeksi yang terjadi secara kronis dan berulang sehingga menyebabkan aktivasi respon imun yang juga bersifat kronis. Infeksi bakteri yang berkaitan dengan hipertrofi adenoid adalah Streptococcus sp, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis, dan Staphylococcus aureus. Selain bakteri, beberapa jenis virus, seperti Epstein-barr virus, Human Bocovirus (HBoV), Human Papilomavirus jenis WUPyV dan KIPyV juga berperan dalam menyebabkan hipertrofi adenoid. Pada usia dewasa, infeksi Human Immunodeficiency virus dapat menyebabkan hipertrofi reaktif pada adenoid.[2,12,13]
Etiologi Noninfeksi
Penyebab noninfeksi yang diyakini memiliki keterkaitan erat dengan kejadian hipertrofi adenoid, antara lain proses keganasan, kebiasaan merokok, dan refluks esofageal.[2,14]
Penyebab non infeksi lebih umum dijumpai pada usia dewasa. Kondisi hipertrofi adenoid pada usia dewasa juga dapat disebabkan oleh adanya persistensi pembesaran adenoid pada masa anak-anak sebagai respon terhadap iritan dan infeksi.[2]
Faktor Risiko
Faktor risiko terjadinya hipertrofi adenoid, antara lain:
- Jenis kelamin laki-laki
- Anak-anak, terutama usia 2-6 tahun
- Obesitas
- Infeksi saluran napas berulang
- Kadar CD163 dalam serum yang tinggi
- Rhinitis alergi
- Reaksi alergi lokal yang dapat dicetuskan oleh tungau, pohon, rumput, atau makanan[15,16,17,18]
Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri