Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Agenesis Renal elizabeth-anastasyaalomedika-com 2025-03-14T13:11:07+07:00 2025-03-14T13:11:07+07:00
Agenesis Renal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Agenesis Renal

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Patofisiologi agenesis renal atau agenesis ginjal terjadi pada masa organogenesis, yang dimulai sejak minggu ketiga kehamilan. Agenesis terjadi karena kegagalan penyatuan tunas ureter (ureteric bud) dan blastema metanefrik, sehingga nefron dan ureter tidak terbentuk.[2]

Organogenesis Ginjal

Perkembangan ginjal dimulai pada minggu ketiga dengan munculnya pronefros dari mesoderm intermediata. Duktus pronefros menginduksi pembentukan tubulus mesonefros pada akhir minggu keempat, dan kemudian menghilang, sementara duktus mesonefros (Wollfian) berkembang ke arah kaudal.

Duktus mesonefros bagian bawah membentuk tunas ureter sebagai respons terhadap sinyal induksi. Selanjutnya, tunas ureter mengalami percabangan dan segmentasi lebih lanjut untuk membentuk sistem duktus pengumpul dalam metanefros, dan kemudian berkembang menjadi ginjal yang matang.

Pada minggu ke-16 ketika sistem pengumpul atas dan bawah telah bergabung, janin mulai memproduksi urin, yang penting dalam menjaga keseimbangan cairan ketuban dan berperan dalam perkembangan paru-paru janin. Setiap perkembangan ini dikendalikan oleh faktor transkripsi spesifik. Adanya gangguan dalam ekspresi sinyal induksi tersebut menyebabkan gangguan perkembangan organ.[4]

Patogenesis Agenesis Renal

Agenesis renal terjadi karena kegagalan penyatuan tunas ureter (ureteric bud) dan blastema metanefrik, sehingga nefron dan ureter tidak terbentuk. Salah satu kelainan kromosomal yang mengakibatkan agenesis renal terisolasi yaitu RHDA2 (renal hypodysplasia/aplasia 2) yang disebabkan oleh mutasi homozigot pada gen FGF20.[2,5]

Gen FGF20 merupakan famili faktor pertumbuhan fibroblast yang mengontrol pertumbuhan sel embrionik dan morfogenesis selama masa perkembangan melalui aktivitas mitogenik dan menjaga kelangsungan hidup sel. Penelitian pada hewan uji menunjukkan bahwa FGF20 diekspresikan dalam progenitor nefron dan berperan penting pada perkembangan ginjal.[5]

Pada agenesis bilateral, ketiadaan ginjal mengganggu produksi urin selama perkembangan janin, yang berakibat pada oligohidramnion. Kekurangan cairan ketuban membatasi ruang gerak janin dan menyebabkan sindrom Potter, yang ditandai dengan wajah Potter facies, deformitas anggota tubuh, dan hipoplasia paru.

Sementara itu, pada agenesis unilateral, anak umumnya dapat bertahan hidup karena ginjal yang tersisa mengalami hipertrofi kompensatori. Meski demikian, risiko hipertensi dan penyakit ginjal kronis di kemudian hari meningkat.[2,5]

Referensi

2. Jelin A. Renal agenesis. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2021; 225(5): B28-30. DOI:https://doi.org/10.1016/j.ajog.2021.06.048
4. Brockwell M, Hergenrother S, Satariano M, Shah R, Raina R. Pathophysiology of Congenital Anomalies of the Kidney and Urinary Tract: A Comprehensive Review. Cells. Multidisciplinary Digital Publishing Institute (MDPI); 2024. DOI:10.3390/cells13221866
5. Kirschen GW, Blakemore K, Al-Kouatly HB, et al. The genetic etiologies of bilateral renal agenesis. Prenatal Diagnosis. John Wiley and Sons Ltd; 2024. pp. 205–221. DOI:10.1002/pd.6516

Pendahuluan Agenesis Renal
Etiologi Agenesis Renal

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 28 Juni 2024, 20:52
Timbul bullae pasca HD pada pasien CKD dengan DM
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsul dok, pasien Tn. I usia 60 th. Rutin cuci darah 2x seminggu karena CKD sejak 2 th yll. OS ada riwayat DM sejak 10 th yll, rutin minum obat...
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:55
Asam amino untuk pasien CKD stadium dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok pasien dengan CKD stadium dini yang belum dibatasi asupan konsumsi protein sebelumnya apakah tetap perlu diberikan asam amino nocid acid?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.