Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi Agenesis Renal elizabeth-anastasyaalomedika-com 2025-03-14T11:33:22+07:00 2025-03-14T11:33:22+07:00
Agenesis Renal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi Agenesis Renal

Oleh :
dr. Siti Solichatul Makkiyyah
Share To Social Media:

Etiologi agenesis renal atau agenesis ginjal terkait dengan berbagai mutasi genetik dan kromosomal yang mengakibatkan gangguan pada sinyal induksi selama masa organogenesis ginjal. Tunas ureter dan blastema metanefrik gagal menyatu dan akibatnya nefron dan ureter tidak terbentuk.[2]

Etiologi

Etiologi agenesis renal biasanya terkait dengan gangguan perkembangan tunas ureter atau kegagalan interaksi antara tunas ureter dan mesenkim metanefrik, yang penting untuk pembentukan ginjal. Faktor genetik, seperti mutasi gen PAX2, serta faktor lingkungan seperti diabetes maternal atau paparan teratogen, juga dapat berkontribusi pada terjadinya agenesis renal.[2,5]

Faktor Risiko

Faktor risiko agenesis renal meliputi berbagai kelainan gen dan kromosom, serta terkait dengan faktor lingkungan ibu selama hamil. Salah satu kelainan kromosomal yang mengakibatkan agenesis renal terisolasi yaitu RHDA2 (renal hypodysplasia/aplasia 2) yang disebabkan oleh mutasi homozigot pada gen FGF20.[2,5]

Tabel 1. Kelainan Sitogenetik Terkait Agenesis Renal Bilateral

Kelainan Kromosomal Keterangan
Trisomi 13 Berkaitan dengan anomali kongenital berat, termasuk agenesis renal bilateral, malformasi otak, dan defek jantung
Trisomi 22 Kondisi langka yang menyebabkan malformasi ginjal, termasuk agenesis renal bilateral dan disabilitas intelektual.
Trisomi X (47, XXX) Ditemukan pada beberapa kasus agenesis renal bilateral, meskipun peran pasti pada perkembangan ginjal belum jelas.
Mosaik Trisomi 7 Anomali kromosomal yang umumnya dikaitkan dengan agenesis renal bilateral namun belum banyak diketahui.
Mosaik Trismoi 11 Dilaporkan pada beberapa kasus agenesis renal bilateral dengan abnormalitas perkembangan lainnya.
Parsial Trisomi 15q Berkaitan dengan anomali ginjal termasuk agenesis renal bilateral.

Sumber: dr. Siti Solichatul Makkiyyah, Alomedika, 2025.[5]

Tabel 2. Kelainan Gen Tunggal Terkait Agenesis Renal Bilateral

Gen Kelainan/Sindroma Keterangan
BICC1 Berkaitan dengan agenesis renal bilateral dan penyakit ginjal kistik Etiologi agenesis renal bilateral yang langka, dikaitkan dengan displasia kistik pada ginjal.
CEP55 Hidranensefali dengan displasia renal Terlibat dalam gangguan migrasi sel selama embriogenesis.
FGF20 Hipodisplasia/aplasia renal 2 (RHDA2) Mengontrol kelangsungan hidup sel progenitor nefron, menyebabkan agenesis renal bilateral terisolasi.
GFRA1 Penyakit Hirschsprung dan agenesis renal bilateral Bekerja sama dengan gen RET dalam perkembangan sistem ginjal dan saraf.
KIF14 Siliopati janin berat Memengaruhi fungsi silia, mengakibatkan agenesis renal bilateral, anomali otak, dan defek skeletal.

Sumber: dr. Siti Solichatul Makkiyyah, Alomedika, 2025.[5]

Tabel 3. Kelainan Gen Terkait Agenesis Bilateral atau Unilateral

Gen Kelainan/Sindroma Keterangan
ANOS1 (KAL1) Sindroma Kallmann Hipogonadotropik hipogonadisme, anosmia, dan agenesis renal bilateral/unilateral.
FGFR2 Sindroma Antley-Bixler Kraniosinostosis, defek tubuh, agenesis renal (unilateral/bilateral).
FRAS1, FREM2 Sindroma Fraser Kriptophthalmos, sindaktili, agenesis renal bilateral/unilateral.
EYA1 Sindroma Branchiootorenal Tuli, defek arkus brakialis, dan agenesis renal bilateral/unilateral.
ITGA8, GREB1L Hipodisplasia/aplasia ginjal Memengaruhi perkembangan ginjal, menyebabkan agenesis renal bilateral/unilateral.
GLI3 Sindroma Pallister-Hall Polidaktili, anomali otak, agenesis renal.
LRP4 Sindroma Cenani-Lenz Defek ginjal dan tubuh, termasuk agenesis renal bilateral/unilateral.
HS2ST1 Sindroma Neurofasioskeletal Abnormalitas kraniofasial, defek otak, dan agenesis renal.
NPNT Defisiensi nefronektin Agenesis renal bilateral akibat kegagalan penyatuan tunas ginjal.
ROBO1 Sindroma anomali kongenital pada tractus urinarius dan ginjal Defek ginjal dan otak.
RET Penyakit Hirschsprung dan CAKUT Penting untuk perkembangan sistem ginjal dan saraf.
WNT4 Sindroma SERKAL Pembalikan jenis kelamin, defek kelenjar adrenal, dan agenesis renal bilateral/unilateral.
WNT9B Terkait dengan kelainan Müllerian Malformasi traktus reproduksi wanita dan agenesis renal bilateral.
ZIC3 Sindroma Heterotaxy Defek lateral, penyakit jantung kongenital, dan agenesis renal bilateral/unilateral.

Sumber: dr. Siti Solichatul Makkiyyah, Alomedika, 2025.[5]

Tabel 4. Sindrom Lain

Sindroma Keterangan
Sindroma Akrorenal-mandibular Defek tubuh dan agenesis renal bilateral.
Sindroma Splenogonadal Fusion Limb Defects Penyatuan limpa-gonad, defisiensi pada tubuh, dan agenesis renal bilateral.
Sindroma X-linked Familial Isolated Midline Defects Defek midline, dan agenesis renal bilateral.
Sindroma VACTERL Anomali pada vertebral, anal, cardiac, trakeoesofageal, renal, dan tubuh.
Sindroma Holzgreve Bibir/langit-langit sumbing, defek jantung, dan agenesis renal bilateral.
SIndroma Mayer-Rokitansky-Küster-Hauser (MRKH) Agenesis Müllerian, sering kali dengan agenesis renal bilateral/unilateral.

Sumber: dr. Siti Solichatul Makkiyyah, Alomedika, 2025.[5]

Selain itu, agenesis renal juga dikaitkan dengan faktor lingkungan ibu selama masa kehamilan, termasuk diabetes melitus, merokok, dan konsumsi alkohol. Diabetes melitus sebagai penyebab harus dipertimbangkan jika ditemukan anomali yang mengarah pada sindroma VACTERL (defek vertebra, atresia ani, kelainan jantung, fistula trakeoesofageal, kelainan ginjal, dan kelainan ekstremitas).[2]

Faktor lingkungan lainnya meliputi konsumsi obat-obatan yang bersifat teratogenik selama masa kehamilan. Obat yang paling sering dikaitkan dengan gangguan proses nefrogenesis yaitu aminoglikosida.[6]

Referensi

2. Jelin A. Renal agenesis. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2021; 225(5): B28-30. DOI:https://doi.org/10.1016/j.ajog.2021.06.048
5. Kirschen GW, Blakemore K, Al-Kouatly HB, et al. The genetic etiologies of bilateral renal agenesis. Prenatal Diagnosis. John Wiley and Sons Ltd; 2024. pp. 205–221. DOI:10.1002/pd.6516
6. Westland R, Schreuder MF, van Goudoever JB, Sanna-Cherchi S, van Wijk JAE. Clinical implications of the solitary functioning kidney. Clinical Journal of the American Society of Nephrology. American Society of Nephrology; 2014. pp. 978–986. DOI:10.2215/CJN.08900813

Patofisiologi Agenesis Renal
Epidemiologi Agenesis Renal

Artikel Terkait

  • Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Panduan Klinis Diet untuk Orang dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Risiko Perdarahan pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Metformin vs Sulfonilurea pada DM Tipe 2 dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
    Penurunan Berat Badan sebagai Prediktor Mortalitas pada Penyakit Ginjal Kronis
  • Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis
    Kontroversi Manfaat Pemberian Asam Folat pada Pasien Penyakit Ginjal Kronis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Januari 2025, 14:05
eGFR dan kreatinin pada lansia yang meningkat tanpa keluhan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, sy dpt px laki2 70th di puskes dgn lab prolanis HT didapatkan hiperlipidemia dan px kreatinin meningkat 1,43 dan eGFR 49. Px saat ini tanpa...
dr.Widya Kumala Sari
Dibalas 28 Juni 2024, 20:52
Timbul bullae pasca HD pada pasien CKD dengan DM
Oleh: dr.Widya Kumala Sari
4 Balasan
Izin konsul dok, pasien Tn. I usia 60 th. Rutin cuci darah 2x seminggu karena CKD sejak 2 th yll. OS ada riwayat DM sejak 10 th yll, rutin minum obat...
Anonymous
Dibalas 15 April 2024, 07:55
Asam amino untuk pasien CKD stadium dini
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Dok pasien dengan CKD stadium dini yang belum dibatasi asupan konsumsi protein sebelumnya apakah tetap perlu diberikan asam amino nocid acid?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.