Kontraindikasi Tes Kreatinin
Secara umum, tes kreatinin tidak memiliki kontraindikasi absolut yang menyebabkan larangan langsung untuk menjalankan tes ini. Tes kreatinin biasanya hanya memerlukan sampel darah atau urin pasien, sehingga tidak membawa bahaya signifikan. Walau begitu, terdapat beberapa situasi di mana interpretasi hasil tes kreatinin serum dapat menjadi tidak akurat atau tidak informatif.
Kontraindikasi relatif atau faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukan tes kreatinin termasuk keadaan di mana hasil tes kreatinin mungkin terpengaruh atau tidak mencerminkan status sebenarnya dari fungsi ginjal. Contohnya, pada pasien dengan dehidrasi yang signifikan atau syok, kadar kreatinin serum dapat meningkat sebagai respons terhadap penurunan volume darah dan aliran darah ke ginjal sehingga hasil tes kreatinin mungkin tidak mencerminkan fungsi ginjal yang sebenarnya.
Selain itu, beberapa obat juga dapat menghambat ekskresi kreatinin di tubulus ginjal, seperti cimetidine, cotrimoxazole, atau probenecid. Overestimate laju filtrasi glomerulus (GFR) dari perhitungan kadar kreatinin serum juga bisa terjadi terkait penurunan massa otot karena usia lanjut atau penyakit kronis (misalnya gagal hati atau kanker). Sementara itu, underestimate bisa terjadi pada individu dengan massa otot lebih besar (misalnya atlet atau binaragawan), atau pada individu dengan diet tinggi daging merah.[1,3,11]