Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pengawasan Klinis Lamotrigine general_alomedika 2022-12-14T15:14:19+07:00 2022-12-14T15:14:19+07:00
Lamotrigine
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Pengawasan Klinis Lamotrigine

Oleh :
dr.Yenni, MMRS., CIMI.
Share To Social Media:

Pengawasan klinis terhadap penggunaan lamotrigine adalah dokter dan pasien belajar memantau perburukan klinis dan keinginan bunuh diri, reaksi hipersensitivitas, frekuensi dan durasi kejang, gejala dan tanda meningitis.

Pemantauan nilai konsentrasi lamotrigine perlu diperhatikan meskipun hingga saat ini belum ditetapkan pemeriksaan konsentrasi lamotrigine. Adanya interaksi obat antara lamotrigine dan obat lain dapat mempengaruhi konsentrasi lamotrigine, penilaian klinis  dan pemantauan dosis obat harus dilakukan selama penggunaan lamotrigine. Beberapa pemeriksaan laboratorium tambahan selama terapi adalah tes fungsi hepar dan tes fungsi ginjal.[1,12,20]

Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal yang umumnya dipantau adalah ada tidaknya penurunan fungsi ginjal, kreatinin, dan protein urin. Meskipun kasusnya sangat jarang, lamotrigine dapat menyebabkan terjadinya acute interstitial nefritis (AIN). Pasien akan  mengeluhkan demam, ruam makulopapular, dan malaise. Pada saat pemberian obat, ditemukan juga peningkatan kreatinin yang disertai penurunan fungsi ginjal dan oliguria. Bila terdapat kecurigaan AIN, sebaiknya dilakukan biopsi ginjal.[22]

Onset terjadinya gangguan fungsi ginjal berkisar sekitar 4 minggu dari terapi lamotrigine (baik saat memulai terapi ataupun saat menaikkan dosis terapi). Terapi AIN yang disebabkan oleh lamotrigine tidak berbeda dengan AIN yang disebabkan obat-obatan lainnya. Penghentian lamotrigine dan pemberian steroid injeksi dapat memperbaiki fungsi ginjal kembali dalam beberapa minggu.[22]

Pemeriksaan Fungsi Hepar

Pemeriksaan fungsi hepar yang perlu dipantau adalah aspartate aminotransferase (AST) dan alanine aminotransferase (ALT). Hepatotoksisitas akibat lamotrigine umumnya terjadi pada 1 dari 2.000-10.000 pasien. Liver injury merupakan bagian dari reaksi alergi sistemik (anticonvulsant hypersensitivity syndrome (AHS) atau drug rash with eosinophilia and systemic symptoms (DRESS) syndrome). Fungsi hepar perlu dipantau saat satu hingga beberapa minggu setelah pengobatan lamotrigine. Pemeriksaan hepar juga perlu dipantau kembali bila ada perubahan dosis obat dan terutama bila terdapat keluhan reaksi alergi sistemik juga. Hepatotoksisitas banyak dicurigai bila pada pasien memakai lamotrigine yang dikombinasi dengan asam valproat. Hepatotoksisitas lamotrigine biasanya bersifat reversible dalam beberapa hari setelah obat dihentikan.[23]

Pemantauan Keinginan Bunuh Diri

Zavodnick dan Ali mengindikasikan pasien yang resistensi terhadap terapi, komorbid gangguan cemas, dan gangguan kepribadian mendapatkan keuntungan dari terapi lamotrigine. Tetapi menurut Olesen et al., lamotrigine dapat meningkatkan risiko keinginan bunuh diri. Oleh sebab itu, pemantauan fase akut dari episode mood, mengontrol rekuren/relaps dari episode mood, dan stabilitas mood jangka lama diperlukan selama terapi obat lamotrigine pada kasus gangguan bipolar. 25% dari 50% pasien dengan gangguan bipolar memiliki keinginan bunuh diri setidaknya 1 kali dan akan terjadi perburukan gejala depresi baik pada pasien yang ada atau tidak mengonsumsi obat-obatan untuk gangguan bipolar (termasuk lamotrigine).[12,24]

Pemeriksaan Obat-obat Rutin

Pemeriksaan obat-obat yang rutin perlu diketahui bila akan memberikan obat lamotrigine. lamotrigine dimetabolisme oleh konjugasi asam glukoronat sehingga obat-obat yang dapat menginduksi/menghambat glukuronidasi dapat mempengaruhi efek klirens terhadap lamotrigine. Obat-obat tersebut adalah carbamazepine, phenytoin, phenobarbital, primidone, asam valproat, terapi kontrasepsi hormonal, rifampisin, obat antiretroviral (lopinavir/ritonavir, atazanavir/ritonavir).[1,12]

Pemantauan Tanda-tanda Overdosis

Beberapa kasus melaporkan overdosis karena pemakaian dosis amotrigine dosis tinggi yaitu 15-16 gram. Pasien dicurigai overdosis bila terdapat gejala mengantuk, mual, muntah, ataksia, kejang, nistagmus, hipertonus, koma, dan depresi nafas. Pasien sebaiknya dirawat bila ditemukan adanya kasus overdosis. Tidak terdapat antidot khusus untuk penanganan overdosis lamotrigine. Penanganan untuk kasus overdosis adalah berupa terapi suportif, segera dibilas lambung, dan membuka jalan nafas bila ada hambatan jalan nafas.[1,12,20]

Referensi

1. FDA. Lamictal. Available from : https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2006/020241s10s21s25s26s27,020764s3s14s18s19s20lbl.pdf
12. MIMS. Lamictal. Available from : https://www.mims.com/indonesia/drug/info/lamictal/mechanism-of-action
20. T. B. Nicholas, F. Kamron, S. Abdolreza. 2020. Lamotriginee. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470442/
22. J. Community Hospital Internal Medicine Perpectives. 2016. A Rare Case of Lamotriginee-induced Acute Interstitial Nephritis. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5161798/
23. Bethesda. 2012. LiverTox : Clinical and Research information on Drug-Induced Liver Injury [Internet]. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5161798/
24. T. Takeshi, I. Atsuko, K. Toshifumi, Y. Mitsuhiro, H. Terufumi. 2017. Assessment of Safety and Efficacy of Lamotriginee over the course of 1 year Observation in Japanese Patients with Bipolar Disorder : Post-Marketing Surveillance Study Report. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5473479/

Kontraindikasi dan Peringatan La...

Artikel Terkait

  • Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
    Konsekuensi Jangka Panjang Akibat Kejang Demam Berulang
  • Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
    Faktor Risiko Terjadinya Epilepsi Pasca Stroke
  • Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
    Langkah Diagnostik pada Kejang Pertama Usia Dewasa
  • Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
    Penghentian Obat Antiepilepsi pada Pasien Epilepsi yang Bebas Kejang
  • Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi
    Peran Diazepam Per Rektal untuk Kejang pada Bayi

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Ariyadi
Dibalas 30 November 2024, 10:07
Kejang pada anak dengan riwayat kejang sebelumnya
Oleh: Ariyadi
1 Balasan
Izin dok, anak kejang 2 kali dengan rentan waktu 7jam kejang selama kurang lebih 30detik, mata keatas kedip" badan dan badan gemetar, kejang terjadi sudah yg...
Anonymous
Dibalas 07 November 2024, 14:31
Membedakan kejang nocturnal dan gangguan lain
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Ada px anak usia 9 tahun, memiliki riwayat kejang (tubuh kaku, kedut2, mata kedip2 melihat ke atas, sulit diajak bicara). Kejang berlangsung...
dr. Yanny Labok
Dibalas 01 November 2024, 18:34
Tatalaksana kejang pada epilepsi dewasa
Oleh: dr. Yanny Labok
2 Balasan
Halo dok, izin bertanya jika setelah pemberian diazepam pada pasien dewasa dgn BB 60 kg yg sdh d berikan diazepam 5 mg via iv dan kejangnya sdh berhenti...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.