Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Farmakologi Haloperidol general_alomedika 2022-05-25T15:19:45+07:00 2022-05-25T15:19:45+07:00
Haloperidol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Farmakologi Haloperidol

Oleh :
dr. Michael Susanto
Share To Social Media:

Farmakologi haloperidol didasarkan pada kemampuannya untuk menghambat reseptor dopamin D2, sehingga memberikan efek antipsikotik. Haloperidol dapat diabsorpsi hampir seluruhnya pada pemberian intravena dan intramuskular. Resistensi haloperidol dapat terjadi pada treatment resistant skizofrenia.

Farmakodinamik

Haloperidol termasuk ke dalam golongan antipsikotik generasi pertama, atau dikenal juga dengan sebutan antipsikotik tipikal. Cara kerja haloperidol adalah dengan menghambat reseptor dopamin D2 di otak. Saat 72% reseptor dopamin dihambat, obat ini mencapai efek maksimalnya. Haloperidol bersifat tidak selektif terhadap reseptor D2.

Selain menghambat reseptor dopamin D2, haloperidol juga menghambat reseptor noradrenergik, kolinergik, dan histaminergik. Akibatnya, sering terjadi efek tidak diinginkan (adverse drug reaction) akibat pemakaian haloperidol, seperti drug induced parkisonism dan distonia. Dibanding antipsikotik tipikal lainnya, misalnya chlorpromazine, efek samping dari haloperidol biasanya lebih rendah, kecuali terhadap kejadian sindrom ekstrapiramidal.[1,2]

Blokade Reseptor Dopamin Postsinaptik (D2)

Antipsikotik generasi pertama, termasuk haloperidol, diduga bekerja dengan memblokir reseptor dopamin postsinaptik (D2) dalam sistem mesolimbik otak. Hipotesis dopamin menyatakan bahwa obat antipsikotik menurunkan gejala psikosis positif dengan menurunkan aktivitas dopamin pada sistem mesolimbik otak tersebut.[1,9]

Secara total, terdapat 4 jalur dopamin utama pada otak yaitu jalur nigrostriatal, jalur tuberoinfundibular, mesokortikal, dan mesolimbik. Haloperidol sebagai antipskotik golongan pertama dapat memblokir semua jalur dopamin utama tersebut sehingga dapat menyebabkan efek samping:

  • Jalur nigrostriatal: salah satu fungsi utama jalur nigrostriatal adalah untuk pergerakan. Antagonisme pada reseptor D2 pada jalur ini dapat menyebabkan gejala ekstrapiramidal
  • Jalur tuberoinfundibular: pada jalur ini dopamine bekerja sebagai suatu faktor inhibisi prolaktin. Blokade pada jalur ini dapat menyebabkan sekresi prolaktin yang berlebih oleh hipofisis sehingga terjadi hiperprolaktinemia
  • Jalur mesokortikal: patofisiologi skizofrenia juga mencakup disfungsi pada jalur mesokortikal sehingga terjadi gangguan kognitif dan dan gejala negatif. Blokade pada jalur ini dapat menyebabkan gejala negatif sekunder dan efek kognitif
  • Jalur mesolimbic: patofisiologi utama skizofrenia mencakup hipotesa dopamin yang menyatakan timbulnya gejala positif oleh karena berlebihannya dopamin pada jalur ini. Blokade pada jalur ini oleh antipsikotik generasi pertama menyebabkan penurunan gejala skizofrenia tersebut[1]

Blokade Reseptor Lain

Selain memiliki afinitas untuk memblokade dopamin pada reseptor postsinaptik (D2), haloperidol juga memiliki afinitas untuk memblokir reseptor-reseptor lainnya, seperti reseptor serotonergik 5HT2 dan adrenergik alfa-2b.[1]

Farmakokinetik

Pada pemberian intravena atau intramuskular, haloperidol diabsorpsi hampir seluruhnya. Pada pemberian haloperidol intravena (off label), onset kerja dapat dicapai dalam hitungan detik. Haloperidol mengalami metabolisme di hati, melalui kerja enzim cytochrome (CYP) P450. Sebagian besar haloperidol diekskresikan melalui urin.

Absorpsi

Bioavailabilitas haloperidol oral adalah sekitar 60–70%. Tingkat konsentrasi plasma tertinggi dapat terjadi setelah 2–6 jam. Waktu paruh adalah sekitar 18 jam. Haloperidol laktat dapat diberikan secara intravena (off label) maupun intramuskular dengan absorpsi hampir secara keseluruhannya. Pada suntikan intravena, bioavailabilitas adalah 100% dan onset dapat terjadi dalam hitungan detik dan berlangsung selama sekitar 4–6 jam tergantung dari seberapa cepat infus diberikan.[4,10]

Onset pada pemberian intramuskular dan intravena lambat dapat terjadi setelah 20 menit pada orang yang sehat, dan 34 menit pada pasien skizofrenia. Waktu paruh juga adalah sekitar 18 jam mirip dengan pemberian oral.[4,10]

Haloperidol dekanoat hanya bisa diberikan secara intramuskular dan juga diabsorpsi hampir secara keseluruhannya. Haloperidol dekanoat terutama diberikan pada pasien yang tidak dapat mengkonsumsi obat secara teratur, dan disuntikan secara bulanan. Tingkat konsentrasi plasma tertinggi haloperidol dekanoat terjadi setelah 6–7 hari dengan waktu paruh sekitar 3 minggu.[4,10]

Distribusi Haloperidol

Pada dewasa, haloperidol terikat pada protein sebanyak 90%. Haloperidol dapat terdistribusi cukup cepat pada jaringan dengan volume distribution (Vd) 8–18 L/kg, dan dapat melewati sawar darah otak. Obat juga dapat melewati plasenta dan diekskresikan dalam air susu ibu (ASI).[2]

Metabolisme

Metabolisme haloperidol banyak dilakukan pada hati dan melalui proses glukoronidasi, reduksi, dan oksidasi. Enzim cytochrome (CYP) P450, misalnya CYP3A4 dan CYPD6, berperan dalam metabolisme haloperidol. Inhibisi atau penurunan jumlah enzim tersebut dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi haloperidol.[2,10]

Ekskresi

Ekskresi haloperidol dilakukan melalui urin dan feses. Sekitar 40% dari dosis haloperidol oral akan diekskresikan pada urin dalam waktu 5 hari. Sedangkan sebanyak 15% akan diekskresikan pada feses melalui bilier.[2,10]

Resistensi

Resistensi terhadap haloperidol dapat ditemukan pada kasus skizofrenia yang resisten terhadap terapi (treatment resistant schizophrenia). Definisinya adalah skizofrenia yang tidak berespon terhadap 2 macam atau lebih trial terapi antipsikotik yang berbeda, meski telah diberikan dalam dosis teraupetik selama 6 minggu. Pada kasus treatment resistant schizophrenia, sebaiknya ganti antipsikotik menjadi clozapine.[12]

Suatu trial antipsikotik tipikal dapat didefinisikan sebagai pemberian obat selama 6 minggu pada dosis yang setara dengan chlorpromazine 1000 mg/hari, misalnya haloperidol 30 mg/hari. Walau demikian, penggunaan dosis yang begitu tinggi tidak disarankan. Pemberian haloperidol sebanyak 20 mg/hari selama 6–8 minggu yang tidak memberikan respon adekuat sudah dapat dianggap sebagai kegagalan terapi.[13,14]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

1. Ayano G. First Generation Antipsychotics: Pharmacokinetics, Pharmacodynamics, Therapeutic Effects and Side Effects: A Review. Research & Reviews: Journal of Chemistry. 2016 Sep;5(3):53–63. http://www.rroij.com/open-access/first-generation-antipsychotics-pharmacokinetics-pharmacodynamicstherapeutic-effects-and-side-effects-a-review-.pdf
2. Haloperidol. Drugbank. 2022 https://go.drugbank.com/drugs/DB00502
4. Haloperidol (Rx). Medscape. Medscape. 2021. https://reference.medscape.com/drug/haldol-decanoate-haloperidol-342974
9. Janssen Pharmaceutica N.V. Haldol. FDA. FDA; 2005. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2008/015923s082,018701s057lbl.pdf
10. Mandal A. Haloperidol Pharmacokinetics. News-Medical.net. AZO Network; 2014. https://www.news-medical.net/health/Haloperidol-Pharmacokinetics.aspx
11. Samara MT, Dold M, Gianatsi M, et al. Acceptability, and Tolerability of Antipsychotics in Treatment-Resistant Schizophrenia: A Network Meta-analysis. JAMA Psychiatry. 2016 Mar;73(3):199-210.
12. Lally J, Gaughran F, Timms P, Curran S. Treatment-resistant schizophrenia: current insights on the pharmacogenomics of antipsychotics. Pharmacogenomics and Personalized Medicine. 2016 Nov;9:117–29. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/27853387
13. Fayek M, Kingsbury SJ, Simpson G. Treatment-Resistant Schizophrenia: Making the Determination. Psychiatric Times. Modern Medicine Network; 2002. http://www.psychiatrictimes.com/schizophrenia/treatment-resistant-schizophrenia-making-determination
14. Barber S, Olotu U, Corsi M, Cipriani A. Clozapine combined with different antipsychotic drugs for treatment-resistant schizophrenia. Cochrane Database of Systematic Reviews. 2017. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/28333365

Pendahuluan Haloperidol
Formulasi Haloperidol

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
    Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
    Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
  • Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps
    Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.