Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi dan Dosis Haloperidol general_alomedika 2022-05-25T15:25:41+07:00 2022-05-25T15:25:41+07:00
Haloperidol
  • Pendahuluan
  • Farmakologi
  • Formulasi
  • Indikasi dan Dosis
  • Efek Samping dan Interaksi Obat
  • Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui
  • Kontraindikasi dan Peringatan
  • Pengawasan Klinis

Indikasi dan Dosis Haloperidol

Oleh :
dr. Michael Susanto
Share To Social Media:

Indikasi haloperidol adalah sebagai terapi psikosis, seperti pada skizofrenia. Dosis oral haloperidol dapat dimulai dengan 0,5–5 mg sebanyak 2–3 kali/hari, dengan dosis maksimal sebesar 30 mg/hari.

Selain untuk mengatasi psikosis, haloperidol dapat digunakan untuk gangguan tic berat, sindrom Tourette, terapi tambahan pada gangguan ansietas dan tingkah laku berat, kebingungan, serta cegukan terus menerus.[7]

Psikosis dan Skizofrenia

Untuk psikosis dan skizofrenia, dosis pemberian haloperidol adalah sebagai berikut:

  • Dosis oral untuk gejala sedang dimulai dengan 0,5–2 mg, setiap 8–12 jam. Pada gejala berat, 3–5 mg, setiap 8–12 jam. Dosis maksimal 30 mg/hari
  • Dosis intramuskular laktat adalah 2-5 mg, setiap 4-8 jam pro renata, dapat diulang setiap jam pada kasus akut. Tidak melebihi 20 mg/ hari
  • Dosis intramuskular dekanoat (depot) dimulai dengan dosis 10–20 kali dari dosis per oral, diberikan 1 kali sebulan, maksimal 100 mg. Jika pada konversi pemberian haloperidol oral ke dekanoat dibutuhkan >100 mg, bagi menjadi 2 dosis, berikan dosis kedua dalam 3–7 hari. Dosis pemeliharaan adalah 10–15 kali dosis oral per bulan

Delirium (Off Label)

Dosis intravena laktat (off label) dapat diberikan pada kasus delirium. Dosis awal 2–10 mg, tergantung dari tingkat agitasi pasien. Apabila respon inadekuat, bolus dapat diulang setiap 15–30 menit, dengan dosis 2 kali lipat dosis pertama. Apabila pasien sudah tenang, dapat diberikan 25% dari bolus terakhir setiap 6 jam. Lakukan tapering setelah gejala terkontrol. Pada dosis haloperidol 35 mg atau lebih, elektrokardiografi (EKG) dan interval QT perlu dimonitor untuk memantau kemungkinan efek samping terjadinya torsades de pointes.[4]

Gangguan Tic Berat dan Sindrom Tourette

Untuk gangguan tic berat atau sindrom Tourette, haloperidol dapat diberikan secara oral dengan dosis 0,5–5 mg, 2–3 kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 4 mg/hari. Sesuaikan dosis dengan respon pengobatan dan kemampuan toleransi pasien. Dosis maksimal adalah 18 mg/hari.[7]

Terapi Ajuvan pada Gangguan Ansietas dan Tingkah Laku Berat

Untuk terapi ajuvan pada gangguan ansietas dan tingkah laku berat, haloperidol bisa diberikan dengan dosis 0,5 mg per oral, 2 kali sehari.[3,7]

Kebingungan

Pasien yang mengalami gangguan kesadaran berupa kebingungan/confusion dapat diberikan haloperidol dengan dosis oral sebesar 1–3 mg, 3 kali sehari atau dengan dosis subkutan laktat sebesar 5–15 mg, dalam 24 jam dengan syringe pump.

Cegukan

Cegukan terus-menerus terjadi lebih dari 48 jam dapat diatasi dengan pemberian haloperidol oral dengan dosis 0,5–1 mg, 3 kali sehari. Dosis pemeliharaan adalah 1–3 mg dikonsumsi pada malam hari.[16]

Penggunaan pada Populasi Khusus

Penyesuaian dosis haloperidol mungkin diperlukan pada populasi khusus, seperti geriatri, anak, dan gagal hati.

Geriatri

Pasien geriatri sebaiknya diberikan separuh dari dosis terendah dewasa dan dititrasikan sesuai respon pasien. Dosis maksimal sebaiknya 5 mg/hari, tetapi dapat dinaikkan sesuai dengan pertimbangan klinis.[9,17]

Anak

Haloperidol tidak disarankan untuk anak-anak usia dibawah 18 tahun, kecuali pada keadaan di mana anak-anak tidak merespon psikoterapi atau obat-obatan lain. Tata laksana skizofrenia lini pertama pada anak- anak adalah dengan menggunakan antipsikotik generasi kedua (atipikal), seperti paliperidone atau clozapine. Antipsikotik atipikal memiliki efikasi yang sebanding dengan haloperidol dan efek samping yang lebih rendah.[19,23]

Gagal Hati

Metabolisme haloperidol banyak dilakukan oleh hati dan oleh sebab itu dosis awal sebaiknya separuh dari dosis terendah dan kemudian dititrasi sesuai respon.[17]

Penghentian dan Penggantian

Jika pasien ingin menghentikan terapi haloperidol oral karena tidak dapat mentoleransi efek sampingnya, tetapi pasien menderita gangguan psikiatri kronis, sebaiknya dokter menjelaskan bahwa melanjutkan obat lebih baik daripada menghentikan total. Namun, jika pasien yang menggunakan antipsikotik injeksi long-acting ingin menghentikan terapi, maka terapi dapat dihentikan secara langsung, tanpa penurunan dosis bertahap.[19–23]

Saat mengganti antipsikotik, sebaiknya pertahankan dosis antipsikotik lama, sambil menaikkan dosis antipsikotik kedua secara bertahap. Pada saat antipsikotik kedua sudah mencapai dosis terapeutik, antipsikotik lama mulai dikuranginya dosisnya secara bertahap, lalu dihentikan setelah 1–2 minggu.[23,24]

 

 

 

 

Direvisi oleh: dr. Livia Saputra

Referensi

3. American Society of Health-System Pharmacists. Haloperidol. Drugs.com. 2021 https://www.drugs.com/monograph/haloperidol.html
4. Haloperidol (Rx). Medscape. Medscape. 2021. https://reference.medscape.com/drug/haldol-decanoate-haloperidol-342974
7. MIMS. Haloperidol. MIMS. 2018. http://www.mims.com/indonesia/drug/info/haloperidol?mtype=generic
9. Janssen Pharmaceutica N.V. Haldol. FDA. FDA; 2005. https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2008/015923s082,018701s057lbl.pdf
16. Scottish Palliative Care Guidelines. Hiccups. NHS Scotland. 2019 https://www.palliativecareguidelines.scot.nhs.uk/media/87986/20-2019-hiccups.pdf
17. Haldol - Art 30 - Annex II. European Medicines Agency. European Medicines Agency; 2017. http://www.ema.europa.eu/docs/en_GB/document_library/Referrals_document/Haldol_30/WC500222210.pdf
19. Abidi S, Mian I, Garcia-Ortega I, et al. Canadian guidelines for the pharmacological treatment of schizophrenia spectrum and other psychotic disorders in children and youth. Can J Psychiatry. 2017;62(9):635-647.
20. Keepers GA, Fochtmann LJ, Anzia JM, et al. The American Psychiatric Association practice guideline for the treatment of patients with schizophrenia. Am J Psychiatry. 2020;177(9):868-872. doi:10.1176/appi.ajp.2020.177901
21. Moncrieff J, Gupta S, Horowitz MA. Barriers to stopping neuroleptic (antipsychotic) treatment in people with schizophrenia, psychosis or bipolar disorder. Ther Adv Psychopharmacol. Published online July 6, 2020.
22. Steinman M, Reeve E. Deprescribing. Post TW, ed. UpToDate. 2021.
23. Haloperidol: Drug information. Lexicomp Inc. 2022.
24. Takeuchi H, Kantor N, Uchida H, Suzuki T, Remington G. Immediate vs gradual discontinuation in antipsychotic switching: a systematic review and meta-analysis. Schizophr Bull. 2017;43(4):862-871. doi: 10.1093/schbul/sbw171

Formulasi Haloperidol
Efek Samping dan Interaksi Obat ...

Artikel Terkait

  • Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
    Pencegahan Relaps pada Schizophrenia
  • Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
    Antipsikotik Pertama dalam Bentuk Transdermal Patch untuk Schizophrenia Dewasa – Telaah Jurnal
  • Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
    Risiko Sindrom Metabolik pada Penggunaan Antipsikotik
  • Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
    Pengaturan Dosis Antipsikotik untuk Optimalisasi Pencegahan Kekambuhan Schizophrenia
  • Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps
    Metode Tapering Off Antipsikotik untuk Meminimalkan Risiko Relaps

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibuat 30 April 2025, 21:17
Buku psikiatri anak dan remaja beserta obat dan dosisnya
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
0 Balasan
Alo dokter. Ada yang tau gak buku psikiatri anak dan remajaBerserta dosis2 obatnya?Terimakasih
Anonymous
Dibalas 16 September 2024, 09:43
Kapan obat skizofrenia dapat diturunkan dosisnya
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodok, izin konsu dokter,l saya dapat pasien skizofrenia, sekitar 4 bulan yang lalu pasien tersebut dibawa berobat ke RSJ yang kemudian di beri obat...
dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
Dibalas 29 Juli 2024, 22:27
Skizofrenia hebefrenik yang menyerang apakah bisa diberikan injeksi diazepam
Oleh: dr.Ni Putu Intan Sri Maharani
2 Balasan
Pasien mengamuk, putus obat trifluoperasoneHendak mau memberikan obat lagiTapi pasiennya mengamuk hingga memukulSaya ingin memberikan obat injeksi tapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.