Penggunaan pada Kehamilan dan Ibu Menyusui Haloperidol
Penggunaan haloperidol pada kehamilan kurang direkomendasikan. Haloperidol dapat diekskresikan melalui ASI, sehingga tidak disarankan untuk ibu menyusui.
Penggunaan pada Kehamilan
Haloperidol termasuk ke dalam kategori C dari Food and Drug Administration (FDA) dan Therapeutic Goods Administration (TGA), yang berarti studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek teratogenik dan fetotoksik, tetapi belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan, melebihi besarnya risiko terhadap janin.[5,7]
Hingga saat ini tidak terdapat studi baik yang menilai penggunaan haloperidol pada wanita hamil, baik untuk skizofrenia maupun penyakit lainnya. Terdapat laporan yang menyatakan malformasi anggota tubuh pada bayi yang ibunya menggunakan haloperidol bersamaan obat-obatan lain yang diduga teratogenik pada trimester pertama.[3]
Penggunaan pada Ibu Menyusui
Haloperidol diekskresikan dalam ASI dan sebaiknya tidak diberikan pada ibu menyusui. Pada wanita menyusui yang menerima haloperidol, sebaiknya tidak menyusui bayinya.[9,17]
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra