Etiologi Hepatitis B
Etiologi penyakit hepatitis B adalah virus hepatitis B (HBV) yang ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, semen maupun sekresi vagina.[1,3]
Virus Hepatitis B (HBV)
Masa inkubasi infeksi HBV dihitung dari pajanan hingga onset gejala berada dalam rentang 6 minggu hingga 6 bulan. Konsentrasi virus HBV paling tinggi di dalam darah, dengan konsentrasi yang lebih rendah pada cairan tubuh lainnya, yaitu eksudat luka, semen, sekresi vagina, dan saliva. HBV merupakan virus yang cukup infeksius dan lebih tahan atau stabil di lingkungan dibandingkan dengan patogen yang menular dari darah lainnya, seperti hepatitis C dan HIV.[4]
Cara Transmisi
Transmisi virus hepatitis B terjadi dari individu yang terinfeksi kepada individu yang rentan. Hal ini dapat terjadi melalui beberapa cara, yaitu: transmisi horizontal dan vertikal. Transmisi vertikal merupakan cara penularan HBV yang terbanyak. Oleh karena itu, penting untuk mengurangi risiko ini dengan cara memberikan imunoprofilaksis pada bayi yang lahir dari ibu hepatitis B.[5]
Transmisi horizontal terjadi pada saat kontak seksual atau kontak antar permukaan mukosa. Hubungan seksual tanpa pengaman dan penggunaan jarum suntik bergantian sering menjadi penyebab penularan pada daerah dengan prevalensi rendah hingga sedang. Sedangkan, transmisi vertikal terjadi pada saat perinatal, yaitu ketika ibu menularkan virus ini saat persalinan kepada bayinya. Hal ini sering terjadi pada daerah dengan prevalensi tinggi.
Kontak fisik yang berisiko menularkan HBV meliputi hubungan seksual tanpa pengaman, baik melalui vaginal, oral, ataupun anal, serta kontak dengan mukosa dengan cairan saliva, sekresi vagina, cairan sperma, dan darah milik pasien.[1]
Faktor Risiko
Beberapa kelompok populasi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami infeksi hepatitis B, yaitu pengguna jarum suntik bergantian, bayi yang lahir dari ibu positif hepatitis B, dan lelaki seks dengan lelaki (LSL). Populasi lain yang lebih berisiko adalah pasien dan pekerja di bangsal hemodialisis, tenaga medis, serta kontak serumah dengan pasien HBV kronik.
Faktor risiko seseorang mengalami progresi hepatitis B menjadi kronik, yaitu nilai DNA HBV lebih tinggi, jenis kelamin laki-laki, riwayat keluarga mengalami karsinoma hepatoseluler, pengguna alkohol, peningkatan alfa-fetoprotein, dan koinfeksi dengan hepatitis C, hepatitis D dan HIV.[3,5]
Risiko Kronisitas Berdasarkan Usia
Risiko kronisitas hepatitis B lebih tinggi pada bayi dibandingkan pasien dewasa. Menurut CDC Amerika Serikat, sekitar 90% bayi dan 30% anak balita yang terpapar hepatitis B berkembang menjadi infeksi kronik. Di sisi lain, risiko pada dewasa adalah 2-6%.[12]
Penulisan pertama oleh: dr. Sunita