Epidemiologi Hepatitis C
Data epidemiologi hepatitis C menunjukkan bahwa prevalensi tertinggi ditemukan di Mediterania Timur. Di Asia Tenggara, genotipe 6 merupakan jenis yang paling sering ditemukan..
Global
Secara global, pada tahun 2019 terdapat 185 juta orang hidup dengan hepatitis C. 58 juta kasus merupakan infeksi kronik, dimana 3,2 juta kasus merupakan kelompok usia anak dan remaja. Diperkirakan 1,5 juta infeksi baru hepatitis C terjadi setiap tahunnya.
Prevalensi tertinggi hepatitis C terdapat di daerah Mediterania Timur (2,3%), diikuti Eropa (1,5%), dan Arab Saudi (0,38%). Genotipe 1 (yang paling dominan) banyak ditemukan di Amerika Serikat, negara Eropa, Turki, dan Jepang. Sementra itu, di Asia Tenggara, banyak dilaporkan kasus genotipe 6.[1-4,6]
Indonesia
Di Indonesia, informasi mengenai prevalensi hepatitis C masih sangat kurang dan terbatas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti sistem surveilans yang tidak adekuat dengan kecenderungan kasus yang tidak terlaporkan, hambatan geografis untuk pengumpulan data, dan fasilitas pemeriksaan yang terbatas untuk deteksi HCV sehingga besar kemungkinan kasus tidak terdiagnosis.[7]
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anti-HCV positif dari 12.715 laki-laki dan 14.821 perempuan yang dievaluasi adalah sebesar 1,7% dan 2,4% secara berurutan.[8]
Berdasarkan data surveilans Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen P2P) yang dilaksanakan di 21 provinsi dengan 128 unit pengumpul data, anti-HCV positif dilaporkan pada 35.453 sampel (0,7%) dari total sampel 5.064.431. Jumlah kasus tertinggi didapatkan pada kelompok umur 20-29 tahun (30,94%). Perbandingan laki-laki dan perempuan yaitu 83% berbanding 17%. Proporsi faktor risiko tertinggi dari semua kasus hepatitis C positif didapatkan pada kelompok pengguna narkoba suntik (27,52%).[8]
Mortalitas
Dibandingkan hepatitis A dan hepatitis B, infeksi hepatitis C menyebabkan angka kematian terbesar dengan angka mortalitas 5 kematian per 100.000 pasien. Menurut WHO, kematian terutama disebabkan oleh sirosis dan hepatocellular carcinoma (HCC), dengan angka kematian secara global mencapai 290.000 pada tahun 2019. Angka mortalitas sirosis hepar mencapai 4% per tahun.[1,4,8]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha