Etiologi Hepatitis C
Etiologi hepatitis C adalah infeksi virus hepatitis C (HCV) yang termasuk ke dalam famili Flaviviridae, genus Hepacivirus. Risiko hepatitis C akan meningkat pada populasi berisiko, seperti petugas kesehatan, pelajar bidang medis, pengguna narkoba suntik, warga binaan pemasyarakatan, pasien yang menjalani hemodialisis, pekerja seks, dan lelaki seks dengan lelaki (LSL).[2,3,5]
Virus Hepatitis C
Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA untai tunggal positif yang berbentuk sferis, beramplop, dengan diameter kurang lebih 55 nm. Genom HCV memiliki panjang 9,6 kb yang mengkode poliprotein untuk diproses menjadi minimal 10 protein yang terdiri dari 3 protein struktural dan 5 protein nonstruktural yang berperan dalam kompleks replikasi virus.[2,3]
Terdapat 7 genotipe HCV yang telah teridentifikasi berdasarkan variabilitas nukleotida pada sekuensi HCV, yaitu genotipe 1-7 dengan 67 subtipe. Genotipe yang paling banyak ditemukan secara global adalah genotipe 1 yang berkaitan dengan penyakit hati yang lebih berat dan risiko yang lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker hati. Dibandingkan genotipe 2 dan 3, genotipe 1 juga memiliki respon yang lebih rendah terhadap antivirus.[3-5]
Transmisi
HCV adalah virus yang ditransmisikan melalui darah (blood-borne virus), antara lain seperti penggunaan berulang atau sterilisasi yang kurang baik pada peralatan medis, jarum akupunktur, peralatan tato, dan pisau cukur. Transmisi juga dapat terjadi akibat luka jarum suntik pada tenaga kesehatan, penggunaan jarum suntik bersama pada pengguna narkoba, serta transfusi darah.
Infeksi nosokomial dapat terjadi antar pasien dari kontaminasi saat kolonoskopi, dialisis, atau pembedahan. Meski jarang, HCV dapat ditransmisikan dari ibu ke bayi, dan juga melalui hubungan seksual.
HCV tidak ditransmisikan melalui air susu ibu (ASI), makanan, air, berpelukan, berciuman, maupun kontak dengan benda-benda yang digunakan penderita hepatitis C.[1-4]
Faktor Risiko
Faktor risiko hepatitis C dapat dibedakan menjadi risiko paparan, perilaku berisiko, dan kondisi berisiko.[2,6]
Risiko Paparan
Faktor risiko paparan antara lain:
- Bekerja pada lingkungan yang berisiko tertusuk jarum infeksius, misalnya tenaga kesehatan
- Anak yang dilahirkan dari ibu penderita hepatitis C
- Transfusi darah tanpa skrining ataudengan skrining namun tidak adekuat
- Menjalani hemodialisis rutin
Perilaku Berisiko
Perilaku berisiko antara lain:
- Penggunaan jarum suntik yang sama bergantian, misalnya pada pengguna narkoba suntik, tindik, akupunktur, atau tato
- Penggunaan alat manicure, pedicure, atau pisau cukur yang tidak steril
- Menggunakan sikat gigi, alat cukur, atau gunting kuku bergantian dengan penderita hepatitis C
- Pasangan seks berganti-ganti
- Hubungan seks tanpa proteksi, terutama anal seks pada lelaki seks dengan lelaki (LSL)
Kondisi Berisiko
Kondisi berisiko antara lain:
- Adanya infeksi HIV
- Hepatitis kronik atau penyakit hati kronik,
- Pendonor dan resipien transplantasi organ[5]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha