Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Hepatitis C general_alomedika 2023-10-12T09:03:21+07:00 2023-10-12T09:03:21+07:00
Hepatitis C
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Hepatitis C

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Penatalaksanaan hepatitis C yang utama adalah terapi antivirus dengan direct-acting antivirals (DAAs), seperti sofosbuvir. DAAs umumnya digunakan dalam regimen kombinasi dengan DAAs lain untuk meningkatkan efikasinya.

Sebelum ditemukannya all-oral DAAs, hepatitis C diterapi dengan injeksi pegylated interferon dan ribavirin, namun terapi tersebut hanya memiliki angka kesembuhan 40-60% serta banyak menimbulkan efek samping seperti neutropenia, trombositopenia, anemia berat, dan efek neurokognitif. Dengan DAAs, angka kesembuhan meningkat sampai 90-97%, efek samping lebih ringan, durasi terapi lebih singkat, serta menurunkan penggunaan obat injeksi.[2,3]

15-50% pasien hepatitis C akut dapat sembuh spontan, namun terapi harus segera diberikan tanpa menunggu resolusi spontan. Pilihan regimen terapi untuk hepatitis C akut sama dengan regimen terapi untuk hepatitis C kronik.[5,6]

Target Terapi

Target terapi hepatitis C adalah mencapai eradikasi HCV berkelanjutan yang ditandai dengan tidak adanya HCV RNA dalam serum 12 minggu setelah terapi antivirus, serta mencegah progresi ke arah sirosis, hepatocellular carcinoma (HCC), dan penyakit hati dekompensata yang membutuhkah transplantasi hati.[3,4]

Terapi Antivirus Hepatitis C

Terapi antivirus diberikan berdasarkan kasus (case-by-case). Hal-hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai terapi DAAs antara lain genotipe virus, status sirosis pasien, koinfeksi virus lain seperti HIV atau hepatitis B, serta usia dan status kehamilan pasien.[3,8]

Peresepan DAAs merupakan kompetensi spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi, dan spesialis anak konsultan gastroenterohepatologi.[8]

Direct-Acting Antivirals (DAAs)

Saat ini telah tersedia direct-acting antivirals (DAAs) yang efektif untuk semua genotipe HCV (pan-genotypic DAAs). Terapi diberikan selama 8-24 minggu tergantung ada-tidaknya sirosis. Pasien hepatitis C tanpa sirosis umumnya diterapi selama 8-12 minggu, sedangkan pasien hepatitis C dengan sirosis umumnya diterapi selama 12-24 minggu. WHO merekomendasikan terapi hepatitis C dengan DAAs untuk pasien anak usia 3 tahun sampai pasien dewasa.[1,5]

Hingga saat ini, terdapat 3 kelas DAAs:

  • Inhibitor NS3/4A serine proteases glecaprevir yang bekerja dengan cara menekan replikasi HCV
  • Inhibitor NS5A yang bekerja dengan cara mengganggu protein struktural NS5A (elemen penting dalam pembentukan kompleks replikasi). DAAs kelas kedua terdiri atas 2 generasi, yaitu generasi pertama seperti daclatasvir dan generasi kedua seperti pibrentasvir dan velpatasvir
  • Inhibitor polimerase NS5B sofosbuvir yang bekerja dengan cara menghambat enzim transkripsi negative-strand intermediate untuk pembentukan virus baru[3,4]

Tabel 1. Regimen Terapi Hepatitis C

Pilihan Regimen (diminum sekali sehari) Durasi Terapi
Hepatitis C tanpa sirosis Glecaprevir 300 mg + pibrentasvir 120 mg 8 minggu
Sofosbuvir 400 mg + daclatasvir 60 mg 12 minggu
Sofosbuvir 400 mg + velpatasvir 100 mg 12 minggu
Hepatitis C dengan sirosis kompensata Glecaprevir 300 mg + pibrentasvir 120 mg 12 minggu
Sofosbuvir 400 mg + daclatasvir 60 mg 24 minggu
Sofosbuvir 400 mg + daclatasvir 60 mg 12 minggu
Sofosbuvir 400 mg + velpatasvir 100 mg 12 minggu

Sumber: dr. Putri KS, Alomedika, 2022.[19]

Terapi Hepatitis C dengan Sirosis Dekompensata

Pada sirosis dekompensata, ribavirin juga dikombinasikan dengan regimen DAAs dengan kekuatan dosis ribavirin 1000 mg untuk berat badan <75 kg, dan 1200 mg untuk berat badan ≥75 kg. Pilihan regimen terapi hepatitis C dengan sirosis dekompensata adalah sebagai berikut:

  • Sofosbuvir 400 mg + daclatasvir 60 mg + ribavirin selama 12 minggu: semua genotipe, dengan pengecualian 24 minggu untuk genotipe 3
  • Sofosbuvir 400 mg + daclatasvir 60 mg selama 24 minggu: semua genotipe, kecuali genotipe 3
  • Sofosbuvir 400 mg + velpatasvir 100 mg + ribavirin selama 12 minggu: semua genotipe, dengan pengecualian 24 minggu untuk genotipe 3
  • Sofosbuvir 400 mg + velpatasvir 100 mg selama 24 minggu: semua genotipe, kecuali genotipe 3
  • Sofosbuvir 400 mg + ledipasvir 90 mg + ribavirin selama 12 minggu: genotipe 1,4,5, 6
  • Sofosbuvir 400 mg + ribavirin selama 16-20 minggu: genotipe 2[4,8]

Pada pasien yang memiliki kontraindikasi terhadap ribavirin, terapi regimen dengan ribavirin dapat tetap diberikan tanpa pemberian ribavirin namun dengan durasi yang lebih lama yaitu 24 minggu.[4,8]

Terapi pada Anak

DAAs dapat diberikan untuk anak dan remaja mulai usia 3 tahun. Pada anak usia 3-12 tahun, diberikan regimen ledipasvir + sofosbuvir sekali sehari selama 12 minggu dengan dosis sesuai berat badan.

  • Untuk berat badan di bawah 17 kg, diberikan ledipasvir 33,75 mg + sofosbuvir 150 mg
  • Untuk berat badan 17-35 kg, diberikan ledipasvir 45 mg + sofosbuvir 200 mg
  • Untuk berat badan ≥35 kg, diberikan ledipasvir 90 mg + sofosbuvir 400 mg

Pada anak usia 12 tahun ke atas atau berat badan melebihi 45 kg, diberikan regimen glecaprevir 300 mg + pibrentasvir 120 mg sekali sehari selama 8 minggu.[5,6]

Pemantauan Terapi

Selama terapi, perlu dilakukan pemantauan untuk melihat progresi hepatitis C dan menilai keberhasilan terapi.[4] Pemeriksaan biokimia hati dilakukan saat diagnosis dan setiap tahun (annually) untuk memonitor progresi hepatitis C.[4,6]

Pemantauan pada Pasien yang Mendapat Ribavirin

Pada pasien yang mendapat ribavirin, dilakukan pemeriksaan hemoglobin dan retikulosit pada minggu ke- 1, 2, dan 4 sejak terapi mulai diberikan. Pemantauan dapat diulang setiap 4-8 minggu. Pada pasien yang mendapat sofosbuvir, pemeriksaan fungsi ginjal harus dilakukan berkala. Penilaian efek samping klinis dilakukan setiap kali pasien kontrol. Jika muncul efek samping, pemantauan klinis dan laboratorium dilakukan 2 minggu sekali.[8]

Pemantauan Keberhasilan Terapi

Keberhasilan terapi dimonitor dengan pengukuran kadar HCV RNA menggunakan teknik realtime-PCR. Pemeriksaan HCV RNA dilakukan pada awal terapi dan minggu ke-12 setelah terapi dihentikan. Jika HCV RNA negatif pada minggu ke-12, maka pasien dinyatakan bebas infeksi HCV dan tidak perlu dilakukan pemeriksaan HCV RNA lagi, kecuali pada pasien dengan sirosis. Pasien dengan sirosis tetap perlu dilakukan monitor dan evaluasi surveilans HCC dengan alpha-fetoprotein (AFP) dan ultrasonografi abdomen setiap 6 bulan.

Pemeriksaan endoskopi berkala perlu dilakukan jika terdapat varises esofagus sebelum terapi. Evaluasi kemungkinan terjadinya infeksi ulang dapat dilakukan apabila pasien berisiko tinggi untuk terinfeksi hepatitis C kembali.[4,8]

Pasien hepatitis C dinyatakan sembuh jika selesai pengobatan (12 minggu untuk hepatitis C tanpa sirosis dan 24 minggu untuk hepatitis C dengan sirosis) dan viral load HCV RNA tidak terdeteksi lagi pada 3 bulan setelah selesai pengobatan.[2,4,6]

Alur Rujukan Hepatitis C di Indonesia

Deteksi awal hepatitis C dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat primer oleh dokter umum. Pemeriksaan antibodi anti HCV (rapid diagnostic test/RDT) dilakukan di fasilitas kesehatan tingkat primer. Jika hasil positif, maka pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat 2 untuk dilakukan pemeriksaan HCV RNA dan pemeriksaan penunjang lain atas indikasi sesuai penilaian dokter spesialis penyakit dalam atau spesialis anak.

Terapi diberikan oleh fasilitas kesehatan tingkat 2. Jika dijumpai relaps, respon parsial terhadap terapi, tidak respon terhadap terapi, atau penyulit lain, maka pasien dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat 3 untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut oleh dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi atau spesialis anak konsultan gastroenterohepatologi.[5,8]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

1. World Health Organization. Hepatitis C. 2022. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-c
2. Schillie S, Wester C, Osborne M, Wesolowski L, Ryerson AB. CDC Recommendations for Hepatitis C Screening Among Adults - United States, 2020. MMWR Recomm Rep. 2020 Apr 10;69(2):1-17. doi: 10.15585/mmwr.rr6902a1. PMID: 32271723; PMCID: PMC7147910.
3. Basit H, Tyagi I, Koirala J. Hepatitis C. [Updated 2022 Jul 18]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430897/
4. Dhawan VK. Hepatitis C. Medscape, 2019. https://emedicine.medscape.com/article/177792-overview
5. Centers For Disease Control And Prevention. Hepatitis C. 2020. https://www.cdc.gov/hepatitis/hcv/index.htm
6. Ghany MG, Morgan TR; AASLD-IDSA Hepatitis C Guidance Panel. Hepatitis C Guidance 2019 Update: American Association for the Study of Liver Diseases-Infectious Diseases Society of America Recommendations for Testing, Managing, and Treating Hepatitis C Virus Infection. Hepatology. 2020 Feb;71(2):686-721. doi: 10.1002/hep.31060. PMID: 31816111.
8. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/681/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hepatitis C. 2019. https://yankes.kemkes.go.id/unduhan/fileunduhan_1610349463_108921.pdf
10. Shojamanesh H. Cholangitis. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/184043-overview

Diagnosis Hepatitis C
Prognosis Hepatitis C

Artikel Terkait

  • Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
    Waktu Inisiasi Farmakoterapi Hepatitis B Kronis
  • Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
    Mencegah dan Mengatasi Needle Stick Injury
  • Pilihan Terapi Hepatitis C pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
    Pilihan Terapi Hepatitis C pada Pasien dengan Penyakit Ginjal Kronis
  • Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
    Penggunaan Child-Pugh Score pada Penyakit Hati Kronis
  • Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena
    Rasionalisasi Pemberian Albumin Intravena

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr. Gabriela
Dibalas 10 Februari 2023, 09:18
Perbandingan Terapi Profilaksis Sekunder Perdarahan Varises Esofagus Pada Sirosis Hepatis – Telaah Jurnal Alomedika - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela
2 Balasan
ALO Dokter!Saat ini, terapi profilaksis sekunder perdarahan varises esofagus pada pasien sirosis hepatis masih bervariasi. Padahal, terapi ini sangat penting...
Anonymous
Dibalas 13 Januari 2023, 16:32
Pilihan obat nyeri untuk pasien sirosis hati
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter. Mau bertanya dok apabila ada pasien sirosis hati yang mengalami nyeri ringan-sedang, pilihan obat injeksi seperti metamizole atau ketorolac...
Anonymous
Dibalas 24 Oktober 2022, 10:20
Menikah dengan penderita Hepatitis C - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat pagi dr. Eduward Jansen Thendiono, Sp.PD .. Ada kerabat yang akan menikah, tetapi calon suaminya mengidap hepatitis C. Persiapan kesehatan pra nikah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.