Prognosis Hepatitis C
Menurut data prognosis hepatitis C, 70-80% kasus akut akan berkembang menjadi kronik. Sekitar 20% pasien hepatitis C kronik akan mengalami sirosis dalam 10-20 tahun.[2]
Komplikasi
Komplikasi hepatitis C berkaitan dengan disfungsi sintetik dan hipertensi portal. Komplikasi dapat berupa ensefalopati hepatikum, asites, dan perdarahan varises.
Komplikasi lebih lanjut dapat terjadi seiring dengan progresi penyakit. Hepatitis C dapat menyebabkan sirosis, gagal hati, dan kanker hati. Komplikasi lebih sering terjadi pada peminum alkohol, pasien dengan kelebihan zat besi, alpha 1-antitrypsin deficiency, dan koinfeksi HIV atau hepatitis B.
Terapi dengan pegylated interferon dan ribavirin dapat menyebabkan efek samping neutropenia, trombositopenia, anemia berat, dan efek neurokognitif. Sementara itu, terapi dengan direct-acting antivirals (DAAs), seperti sofosbuvir, dapat menyebabkan nyeri kepala, gangguan gastrointestinal, anemia, dan fatigue.[2-4]
Prognosis
Hepatitis C akut berkembang menjadi kronik pada 70-80% pasien, yang menunjukkan tingginya kronisitas infeksi virus ini. Hanya 10-15% pasien hepatitis C yang bersifat self-limited (dapat sembuh spontan).
20% pasien hepatitis C kronik berkembang menjadi sirosis dalam kurun waktu 10-20 tahun, terutama pada pasien usia di atas 30 tahun, kemudian 1-5% berkembang lebih lanjut menjadi hepatocellular carcinoma dalam kurun waktu 30 tahun dengan angka kesintasan 5 tahun dan 10 tahun sebesar 89% dan 79%.
Risiko perburukan hati dan kematian lebih tinggi pada etnis kulit putih dan genotipe 3. Pasien dengan viral load yang tidak terdeteksi umumnya memiliki risiko rendah untuk berkembang menjadi sirosis ataupun kematian.[1-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha