Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Gagal Ginjal Akut general_alomedika 2024-06-11T15:11:09+07:00 2024-06-11T15:11:09+07:00
Gagal Ginjal Akut
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Gagal Ginjal Akut

Oleh :
dr.Krisandryka
Share To Social Media:

Diagnosis gagal ginjal akut (AKI) dibuat berdasarkan temuan penurunan urin dan/atau peningkatan kreatinin darah yang terjadi dalam waktu 7 hari. Menurut KDIGO, diagnosis AKI dapat ditegakkan jika ditemukan salah satu dari kriteria berikut:

  • Peningkatan kreatinin serum ≥0,3 mg/dL dalam 48 jam
  • Peningkatan kreatinin serum ≥1,5 kali dalam 7 hari terakhir
  • Volume urine ≤0,5 mL/kg/jam selama minimal 6 jam[1]

Tabel 2. Kriteria Staging Gagal Ginjal Akut Menurut AKIN[9]

Stage Kreatinin Serum Output Urine
1 Peningkatan ≥0,3 mg/dL atau ≥1,5-2 kali dari baseline

<0,5 mL/kg/jam selama 6 jam
2 Peningkatan ≥2-3 kali dari baseline

<0,5 mL/kg/jam selama 12 jam
3 Peningkatan >3 kali dari baseline atau kreatinin serum ≥4 mg/dL dengan peningkatan akut minimal 0,5 mg/dL <0,3 mL/kg/jam selama 24 jam atau anuria selama 12 jam

Anamnesis

Anamnesis bertujuan mencari etiologi AKI serta membedakan AKI dengan penyakit ginjal kronis (CKD) atau dengan acute on CKD. Perlu ditanyakan apakah ada keluhan yang mengarah ke CKD seperti kelelahan kronis, anoreksia, gangguan tidur, dan pruritus.[1]

Prerenal

Pada AKI prerenal, pada anamnesis umumnya ditemukan keluhan yang berkaitan dengan hipovolemia, seperti rasa haus, pusing, dan berkurangnya buang air kecil (BAK). Perlu ditanyakan apakah ada muntah, diare, poliuria, atau perdarahan yang dapat menyebabkan berkurangnya volume cairan tubuh.

Pasien dengan riwayat gagal jantung yang mengakibatkan berkurangnya perfusi ginjal dapat mengeluhkan ortopnea dan paroxysmal nocturnal dyspnea.[1,4]

Renal

Pada AKI renal, etiologinya bisa berupa kelainan glomerulus ataupun tubulus. Pada AKI yang disebabkan glomerulonefritis, pasien umumnya datang dengan keluhan hematuria dan bengkak pada wajah. Perlu ditanyakan riwayat infeksi tenggorokan sebelumnya yang dapat menjadi faktor predisposisi glomerulonefritis, juga riwayat obat-obatan dan paparan agen kontras yang dapat bersifat nefrotoksik.[1,4]

Post Renal

Pada AKI postrenal, perlu ditanyakan keluhan yang berkaitan dengan obstruksi saluran kemih, seperti keluhan terkait obstruksi prostat yaitu urgency, frequency, dan hesitancy serta keluhan terkait batu saluran kemih seperti nyeri pinggang dan hematuria.

Perlu ditanyakan riwayat obat-obatan yang berpotensi mengkristal dan menyebabkan obstruksi tubulus, seperti acyclovir, methotrexate, triamterene, indinavir, atau sulfonamid.[1,4]

Pemeriksaan Fisik

Pada AKI prerenal, dapat ditemukan hipotensi ortostatik yang menunjukkan hipovolemia. Kelainan kulit seperti petekie, purpura, ekimosis, dan livedo reticularis dapat mengindikasikan AKI akibat vaskulitis.

Uveitis dapat mengindikasikan nefritis interstisial atau necrotizing vasculitis. Tanda-tanda komorbiditas seperti hipertensi dan diabetes mellitus juga dapat menyebabkan retinopati yang dapat ditemukan di pemeriksaan fisik. Pada pasien-pasien rawat inap perlu dilakukan pemantauan input cairan dan output urine, serta pengukuran berat badan harian.[1,4]

Pada pemeriksaan fisik abdomen dan digital rectal exam, dapat ditemukan tanda-tanda obstruksi saluran kemih yang menjadi etiologi AKI postrenal, seperti pembesaran prostat atau massa abdomen. Bruit epigastrium dapat mengindikasikan hipertensi renal yang menjadi predisposisi AKI.[1,4]

Tabel 3. Temuan Pemeriksaan Fisik Pada AKI[1,4]

Sistem Organ Hasil Pemeriksaan Fisik
Kulit

Vaskulitis: livedo reticularis, iskemia pada jari-jari, butterfly rash, purpura

Endokarditis: bekas suntikan pada penyalahgunaan obat-obatan

Mata

Kelainan hati: ikterik

Myeloma multipel: band keratopathy

Vaskulitis autoimun: keratitis, iritis, uveitis

Retinopati akibat diabetes atau hipertensi

Kardiovaskular

Untuk menentukan status volume: nadi, tekanan darah, JVP, edema tungkai

Aritmia: gangguan elektrolit

Perikarditis uremikum: pericardial friction rub

Abdomen

Atheroemboli: bruit, massa pulsatil

Nyeri abdomen atau costovertebral angle: nephrolithiasis, trombosis arteri atau vena renalis

Obstruksi saluran kemih: massa pelvis, massa rectum, hipertrofi prostat, distensi VU

Diagnosis Banding

Diagnosis banding AKI adalah kondisi lain yang juga disertai penurunan fungsi ginjal, antara lain sindrom hemolitik-uremik dan penyakit ginjal kronis.

Sindrom Hemolitik-Uremik

Sindrom hemolitik-uremik atau hemolytic-uremic syndrome (HUS) merupakan penyakit pada bayi dan anak yang ditandai oleh trias klasik anemia hemolitik mikroangiopati, trombositopenia, dan gagal ginjal akut.

90% HUS tipikal terjadi setelah infeksi saluran cerna yang disebabkan E coli yang memproduksi toksin Shiga. HUS memiliki hasil pemeriksaan penunjang yang khas, yakni anemia hemolitik mikroangiopati (Hb umumnya <8 g/dL), schistocyte pada apusan darah tepi, dan trombositopenia ringan hingga sedang, yang dapat membedakannya dengan AKI.

Penyakit Ginjal Kronis

Penyakit ginjal kronis (CKD) merupakan kerusakan ginjal yang ditandai penurunan laju filtrasi glomerulus <60 mL/menit/1,73 m2 selama minimal 3 bulan. Pada CKD, nefron ginjal mengalami proses sklerosis progresif yang bersifat ireversibel.

Pasien CKD tahap 1-3 umumnya asimtomatik, sedangkan pasien CKD tahap 4-5 mengalami tanda dan gejala asidosis metabolik seperti malnutrisi, kelemahan otot, dan berkurangnya lean body mass. Pada USG ginjal didapatkan ukuran ginjal yang mengecil.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi AKI dan mengidentifikasi penyebabnya meliputi pemeriksaan fungsi ginjal, urinalisis, ultrasonografi, dan biopsi ginjal.

Pemeriksaan Fungsi Ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal meliputi blood urea nitrogen (BUN), kreatinin, dan eGFR. Rasio BUN:kreatinin melebihi 20:1 mengindikasikan peningkatan reabsorpsi urea yang terjadi pada AKI prerenal. Diagnosis AKI ditegakkan jika terdapat salah satu dari kriteria berikut:

  • Peningkatan kreatinin serum ≥26 mmol/L dalam 48 jam
  • Peningkatan kreatinin serum ≥50% dalam 7 hari terakhir
  • Penurunan output urine menjadi <0,5 mL/kg/jam selama lebih dari 6 jam (pada dewasa) atau 8 jam (pada anak-anak dan lansia)
  • Penurunan eGFR ≥25% pada anak-anak dan dewasa muda dalam 7 hari terakhir[4,12]

Urinalisis

Urinalisis dilakukan pada setiap kasus AKI, baik yang sudah terkonfirmasi ataupun masih suspek. Urinalisis dapat membantu mengidentifikasi etiologi AKI. Pada nekrosis tubular akut, dapat ditemukan muddy brown casts, kristal oksalat, dan sel-sel tubular dalam endapan urin. Proteinuria signifikan dapat mengindikasikan jejas di tubulus.[1,4]

Pada obstruksi saluran kemih, dapat ditemukan sel darah merah eumorfik pada urin. Sedangkan pada glomerulonefritis, dapat ditemukan sel darah merah dismorfik atau red blood cell (RBC) cast.[1,4]

Sel darah putih (WBC) cast pada urinalisis mengindikasikan pielonefritis atau nefritis interstisial akut. Kristal asam urat dapat mengindikasikan nefropati asam urat yang menyebabkan nekrosis tubular akut. Pada kasus intoksikasi etilen glikol, dapat ditemukan kristal kalsium oksalat.[4]

Ultrasonografi (USG)

USG dapat mengevaluasi ukuran ginjal dan mengidentifikasi obstruksi saluran kemih. Obstruksi saluran kemih dapat menyebabkan hidronefrosis yang tampak pada USG. Perlu diingat, derajat hidronefrosis tidak selalu berbanding lurus dengan derajat obstruksi.

Ukuran ginjal yang mengecil pada USG mengindikasikan penyakit ginjal kronis. USG Doppler dapat mendeteksi gangguan aliran darah ke ginjal, seperti tromboemboli atau gangguan renovaskular.[4,12]

Biopsi Ginjal

Biopsi ginjal bermanfaat mengidentifikasi etiologi AKI renal. Biopsi ginjal jarang dilakukan, dan biasanya diindikasikan pada pasien dengan penurunan drastis fungsi ginjal tanpa sebab yang jelas, untuk mencari etiologi pasti, atau jika hasil biopsi dapat mengubah penatalaksanaan. Biopsi ginjal berisiko perdarahan, khususnya pada pasien dengan disfungsi platelet akibat uremia.[1,4]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Nathania Sutisna

Referensi

1. Goyal A, Daneshpajouhnejad P, Hashmi MF, et al. Acute Kidney Injury. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441896/
4. Workeneh BT. Acute Kidney Injury (AKI). Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/243492-overview
12. Acute kidney injury: prevention, detection and management. NICE guideline. National Institute for Health and Care Excellence website. 2019. https://www.nice.org.uk/guidance/ng148/resources/acute-kidney-injury-preventi

Epidemiologi Gagal Ginjal Akut
Penatalaksanaan Gagal Ginjal Akut

Artikel Terkait

  • Mengetahui dan Mengobati Keracunan Jengkol
    Mengetahui dan Mengobati Keracunan Jengkol
  • Risiko Acute Kidney Injury Dan Hipotensi Pada Kombinasi Clarithromycin Dan CCB
    Risiko Acute Kidney Injury Dan Hipotensi Pada Kombinasi Clarithromycin Dan CCB
  • Penggunaan Statin untuk Pencegahan Gagal Ginjal Akut Akibat Kontras
    Penggunaan Statin untuk Pencegahan Gagal Ginjal Akut Akibat Kontras
  • Keracunan Etilen Glikol dan Gagal Ginjal Akut
    Keracunan Etilen Glikol dan Gagal Ginjal Akut
  • Asam Amino Intravena untuk Gagal Ginjal Akut – Telaah Jurnal Alomedika
    Asam Amino Intravena untuk Gagal Ginjal Akut – Telaah Jurnal Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 01 Oktober 2024, 14:36
Kembung dan anuria pada pasien perempuan 67 tahun, sulit BAB sejak 3 hari lalu
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hallo dok , selamat siang, izin tanya dokNy.S , Usia 67 thnS/Pasien datang dengan keluhan nyeri perut disertai mual dan muntah 4 kali sejak 1 hari lalu,...
Anonymous
Dibalas 12 Mei 2023, 09:04
Cara membedakan AKI dan CKD saat pasien pertama kali datang ke IGD
Oleh: Anonymous
7 Balasan
Bagaimana cara membedakan aki dan ckd saat pasien pertama kali datang ke igd, dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan penunjang ?
Anonymous
Dibalas 15 November 2021, 08:21
Pilihan Analgetik Pasien Gagal Ginjal Akut
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Apakah pemberian ketorolac im 30mg aman diberikan untuk pasien gejala gagal ginjal akut ? drugs of choise analgetik untuk gagal ginjal akut atau ckd apa dok?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.