Etiologi Kanker Ovarium
Etiologi dari kanker ovarium masih belum diketahui secara pasti. Faktor risiko yang diduga berperan dalam terjadinya kanker ovarium mencakup faktor genetik, faktor reproduktif, dan faktor hormon.[4]
Faktor Risiko
Faktor risiko kanker ovarium mencakup faktor genetik, faktor reproduktif, dan faktor hormon.[4]
Faktor Genetik
Faktor genetik cukup berperan dalam terjadinya kanker ovarium. Apabila memiliki 1 anggota keluarga (first degree relative) yang pernah mengalami kanker ovarium, maka risiko meningkat hingga 4-5% untuk juga mengidap kanker ovarium. Risiko meningkat hingga 7% apabila memiliki 2 anggota keluarga yang mengalami kanker ovarium. Sebanyak 5-10% kasus pasien dengan kanker ovarium, pasti memiliki riwayat keluarga dengan kanker ovarium pula.[4,5]
Risiko familial berkaitan erat dengan mutasi dari gen BRCA 1 dan BRCA 2. Mutasi dari kedua gen ini meningkatkan risiko seseorang mengalami kanker payudara dan kanker ovarium. Selain itu, terdapat pula sindrom Familial with Lynch II yakni merupakan sindroma dengan risiko mengalami kanker kolorektal, endometrium, gaster, usus halus, payudara pankreas dan ovarium. Sindrom ini disebabkan oleh mutasi di gen mismatch repair (MSH2, MLH1, PMS1 dan PMS2).[5]
Faktor Reproduktif
Faktor reproduktif atau status paritas merupakan salah satu faktor penting yang diduga berperan dalam terjadinya kanker ovarium. Risiko terjadinya kanker ovarium epitelial tinggi pada wanita yang tidak memiliki anak, dengan usia menarke muda, atau menopause lambat.
Wanita yang sudah pernah hamil (multipara) memiliki risiko 50% lebih rendah untuk mengalami kanker ovarium dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah hamil. Selain itu, penggunaan obat kontrasepsi oral juga dapat menurunkan risiko terjadinya kanker ovarium.[4,5]
Terapi Hormon
Diduga bahwa penggunaan hormon atau terapi hormon berkaitan dengan peningkatan risiko terjadinya kanker ovarium. Berdasarkan sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Liu et al, didapatkan hasil bahwa wanita menopause yang mendapatkan hormone replacement therapy (HRT) memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami kanker ovarium, terutama tipe serosa dan tumor endometrioid.
Mekanisme yang mendasari hubungan antara risiko terjadinya kanker ovarium dengan penggunaan HRT masih belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan dengan pengaruh estrogen dalam menstimulasi terjadinya proliferasi pada permukaan sel epitel pada ovarium dan peran progesteron dalam meningkatkan apoptosis pada sel ovarium. Baik reseptor estrogen maupun progesteron dapat ditemukan pada permukaan ovarium normal, dan tumor ovarium bersifat estrogen receptor positive.[6]
Faktor Lainnya
Faktor lain yang berperan dalam peningkatan risiko terjadinya kanker ovarium yakni:
- Indeks masa tubuh tinggi meningkatkan risiko kanker ovarium
- Riwayat endometriosis
- Konsumsi laktosa berlebihan
- Riwayat post traumatic stress disorder/ PTSD
- Merokok[4,5]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta