Penatalaksanaan Kanker Ovarium
Penatalaksanaan kanker ovarium utama adalah pembedahan. Saat operasi, juga dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk menentukan ada tidaknya keganasan serta jenis kanker, dan juga penentuan staging kanker. Kemoterapi ajuvan dilakukan pada pasien setelah pembedahan, kecuali jika penyakit terbatas hanya pada ovarium, serta pada kanker yang tidak dapat dioperasi.[1,4]
Pembedahan
Terapi pembedahan atau operasi bertujuan untuk konfirmasi diagnosis, menentukan ekstensi dari penyakit, dan mereseksi seluruh tumor yang terlihat. Namun, biasanya terapi pembedahan harus diikuti dengan kemoterapi.
Jenis pembedahan yang biasanya dilakukan yakni berupa operasi debulking primer atau sitoreduktif yang bertujuan untuk mereseksi tumor secara komplit. Tindakan ini dilakukan melalui eksplorasi dari abdomen dan pelvis, yang biasanya diikuti dengan tindakan total abdominal hysterectomy, bilateral salphingo-oophorectomy, dan omentektomi.
Selain bertujuan untuk terapi, operasi ini juga akurat untuk membantu menentukan staging dari kanker ovarium berdasarkan sistem Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO). Tindakan operatif lebih direkomendasikan pada pasien stadium awal (IA-IV).[14]
Fertilitas Ingin Dipertahankan
Stadium Klinis IA dan fertilitas masih ingin dipertahankan, pilihan terapi adalah unilateral salpingo-ooforektomi (USO) dan comprehensive surgical staging.
Stadium Klinis IB dan fertilitas masih ingin dipertahankan, pilihan terapi adalah bilateral salpingo-ooforektomi (BSO) dan comprehensive surgical staging.[14,15]
Fertilitas Tidak Ingin Dipertahankan
Stadium klinis IA-IV yang merupakan kandidat operasi, kemungkinan hasil optimal dari sitoreduktif, dan fertilitas tidak ingin dipertahankan, pilihan terapi adalah histerektomi atau BSO, dengan comprehensive surgical staging dan debulking sesuai indikasi.[14,15]
Kondisi Khusus
Pada pasien dengan kondisi yang kurang baik, yakni usia lanjut, frailty, status performa buruk, riwayat komorbid, dan memiliki riwayat penyakit lainnya, dengan risiko perioperatif yang tinggi, dan terduga tidak efektif apabila dilakukan tindakan sitoreduksi, maka terapi sistemik dan debulking interval dapat dipertimbangkan.[14,15]
Medikamentosa
Terapi medikamentosa yakni dengan menggunakan kemoterapi. Kemoterapi dapat diberikan setelah pembedahan atau pada pasien yang bukan merupakan kandidat operasi. Penambahan kemoterapi dengan menggunakan dasar platinum setelah operasi direkomendasikan pada pasien kanker ovarium stadium awal atau pada pasien yang memiliki karakter histologi spesifik high-grade serous carcinoma (HGSC) atau karsinoma clear-cel).
Berdasarkan rekomendasi dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), jenis regimen kemoterapi disesuaikan berdasarkan stadium kanker. Pilihan obat kemoterapi mencakup paclitaxel, carboplatin, docetaxel, dan bevacizumab.[14]
Tabel 2. Rekomendasi Regimen Kemoterapi Sesuai Stadium
Stadium | Regimen | Panjang Siklus | Jumlah Siklus |
I (Seluruh tipe kanker epitelial) | Paclitaxel 175mg/m2 intravena (IV) selama 3 jam, diikuti dengan carboplatin area under the curve (AUC) 5-6 IV selama 30-60 menit di hari ke-1 | 3 | Serosa derajat tinggi diberikan 6 siklus, lainnya 3 siklus |
Carboplatin AUC 5 IV selama 30-60 menit, ditambah pegylated liposomal doxorubicin (PLD) 30 mg/m2 IV selama 1 jam | 4 | Serosa derajat tinggi diberikan 6 siklus, lainnya 3 siklus | |
Docexatel 60-75mg/m2 IV selama 1 jam, diikuti dengan carboplatin AUC 5-6 IV selama 30-60 menit di hari ke-1 | 3 | Serosa derajat tinggi diberikan 6 siklus, lainnya 3 siklus | |
II-IV (Seluruh tipe kanker epitelial) | Paclitaxel 175mg/m2 IV selama 3 jam, diikuti dengan carboplatin AUC 5-6 IV selama 1 jam dan bevacizumab 7,5mg/kg IV selama 30-90 menit di hari ke-1 Rumatan: Bevacizumab 7,5mg/kg IV selama 30-90 menit di hari ke-1 | 3
3 | 5-6
<=12 |
Paclitaxel 175mg/m2 IV selama 3 jam, diikuti dengan carboplatin AUC 6 IV selama 1 jam dan bevacizumab (siklus 2-6) 15 mg/kg IV selama 39-90 menit pada hari ke-1 Rumatan: Bevacizumab 15 mg/kg IV selama 30-90 menit di hari ke-1 | 3
3 | 6
<=16 |
Sumber: dr. Novita Tirtaprawita, Alomedika, 2022.[14]
Pada pasien yang mengalami rekurensi dapat diberikan kombinasi kemoterapi platinum dengan docetaxel atau etoposide atau gemcitabine. Selain itu, bisa diberikan PARP inhibitor yang berfungsi untuk menghalangi homeostasis sel dan menyebabkan kematian sel, di antaranya termasuk olaparib, rucaparib dan niraparib.[4]
Pemantauan
Rekomendasi pemantauan selama pemberian kemoterapi primer kanker ovarium dilakukan dengan pemeriksaan klinis dan penunjang. Pemeriksaan pelvis perlu dilakukan setidaknya setiap 2–3 siklus. Pemeriksaan laboratorium berupa darah lengkap untuk memantau adanya efek samping dari kemoterapi dilakukan setiap pemberian kemoterapi. Pemeriksaan profil kimia dilakukan sesuai indikasi, termasuk pemeriksaan fungsi ginjal karena beberapa regimen kemoterapi bisa menyebabkan toksisitas renal.
Pemeriksaan CA-125 dan penanda tumor lain disarankan sebelum setiap siklus dimulai. Pemeriksaan radiografi, seperti rontgen toraks dan PET Scan dapat dilakukan sesuai indikasi.[4]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelvi Levani
Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta