Pendahuluan Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah implantasi embrio di luar rongga rahim yang paling sering terjadi di tuba falopi (97,7%) tetapi dapat juga terjadi di serviks, ovarium, kornu uteri, dan rongga abdomen. Pada kehamilan ektopik tuba, ampula adalah tempat implantasi yang paling umum (80%), diikuti oleh isthmus (12%), fimbria (5%), cornus (2%), dan interstitia (2–3%).
Etiologi kehamilan ektopik umumnya adalah kerusakan tuba falopi akibat peradangan. Inflamasi dapat memicu disfungsi tuba yang menyebabkan retensi oosit atau embrio. Selain itu, gangguan struktur atau motilitas tuba juga dapat disebabkan oleh prosedur pembedahan dan penggunaan kontrasepsi hormonal.
Diagnosis kehamilan ektopik biasanya diawali dengan pasien wanita yang datang dengan keluhan nyeri perut, amenorrhea, dan perdarahan pervaginam. Bila pasien diketahui hamil, kehamilan ektopik harus dipertimbangkan sebagai diagnosis utama. Diagnosis lalu dapat ditegakkan dengan pemeriksaan serum β-hCG, ultrasound, dan laparoskopi diagnostik.
Penatalaksanaan kehamilan ektopik di masa lalu sangat tergantung pada pembedahan. Namun, saat ini opsi terapi medikamentosa dengan methotrexate mulai banyak dipilih. Hal ini dikarenakan terapi medikamentosa dapat menghindarkan pasien dari morbiditas pembedahan dan anestesi umum, serta memiliki biaya yang lebih terjangkau.[1-3]
Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani