Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Kehamilan Ektopik irfan 2024-06-12T15:41:26+07:00 2024-06-12T15:41:26+07:00
Kehamilan Ektopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Kehamilan Ektopik

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Secara epidemiologi, estimasi kejadian kehamilan ektopik adalah 1–2% pada populasi umum dan 2–5% pada populasi yang menggunakan assisted reproductive technology. Kehamilan ektopik paling sering terjadi di tuba falopi (97,7%) tetapi dapat juga terjadi pada serviks, ovarium, kornu uteri, dan rongga abdomen.[2]

Global

Pada kehamilan ektopik tuba, ampula adalah tempat implantasi yang paling umum (80%), diikuti oleh isthmus (12%), fimbria (5%), cornua (2%), dan interstitia (2–3%). Kehamilan ektopik dengan implantasi yang terjadi di luar tuba falopi adalah <10% dari semua kehamilan ektopik.

Kehamilan ektopik dilaporkan terjadi pada 1 dari 500 kehamilan pada perempuan yang menjalani setidaknya satu sectio caesarea sebelumnya. Kehamilan ektopik interstisial dilaporkan mencakup 4% dari semua lokasi implantasi ektopik. Sementara itu, kehamilan ektopik intramural miometrium dilaporkan terjadi pada 1% kehamilan ektopik. Rongga abdomen mencakup 1,3% dari lokasi implantasi ektopik.[2]

Indonesia

Epidemiologi kehamilan ektopik di Indonesia tidak berbeda jauh dengan epidemiologi global. Terdapat kurang lebih 60.000 kasus tiap tahunnya atau sekitar 0,03% dari total populasi. Suatu penelitian kehamilan ektopik di Surabaya memaparkan bahwa dari 98 pasien, sebanyak  30,6% orang berusia antara 26–30 tahun.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa pada pasien dengan kehamilan ektopik, penggunaan intrauterine device (IUD) hormonal lebih banyak daripada nonhormonal. Sebanyak 7% pasien menderita kehamilan ektopik rekuren, sebanyak 12,1% pernah menjalani bedah area pelvis atau abdomen, dan sebanyak 26,4% mengalami infeksi panggul.[8]

Mortalitas

Mortalitas kehamilan ektopik di Amerika berkisar antara 3–4% dari seluruh kematian akibat kehamilan. Kehamilan ektopik merupakan penyebab utama kematian terkait kehamilan selama trimester pertama. Hampir semua kehamilan ektopik dianggap tidak dapat bertahan hidup dan pada akhirnya berisiko pecah dan menyebabkan perdarahan.

Selain morbiditas langsung yang disebabkan oleh kehamilan ektopik, kemampuan reproduksi pasien di masa depan juga dapat terganggu. Akan tetapi, pasien yang didiagnosis dengan kehamilan ektopik sebelum ruptur memiliki angka kematian yang rendah dan juga memiliki peluang untuk mempertahankan kesuburan.

Kehamilan ektopik di lokasi interstisial memiliki angka kematian hingga 7 kali lebih tinggi daripada di tempat implantasi ektopik lainnya. Peningkatan morbiditas dan mortalitas ini disebabkan oleh tingginya tingkat perdarahan pada kehamilan ektopik interstisial.[1,2]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

1. Sepilian VP. Ectopic Pregnancy: Practice Essentials, Background, Etiology. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview#a3
2. Mummert T, Gnugnoli DM. Ectopic Pregnancy. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK539860/
8. Nugraha AR, Sa’adi A, Tirthaningsih NW. Profile study of ectopic pregnancy at Department of Obstetrics and Gynecology, Dr. Soetomo Hospital, Surabaya, Indonesia. Maj Obs Gin. 2020 Agustus;28(2):75–8.

Etiologi Kehamilan Ektopik
Diagnosis Kehamilan Ektopik

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
    Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
  • Pilihan Kontrasepsi Pasca Kehamilan Ektopik
    Pilihan Kontrasepsi Pasca Kehamilan Ektopik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2024, 15:30
IUD pada Pasien dengan Riwayat Kehamilan Ektopik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin diskusi terkait px dgn riwayat KET apakah termasuk kontraindikasi pemasangan IUD?terimakasi dok🙏🏻
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 29 Oktober 2024, 11:17
Ectopic Abdominal Advanced Pregnancy 40 weeks with Death Fetus
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/q3nfYf2dD6UPengertian: Kehamilan ektopik abdominal dengan janin mati pada usia kehamilan 40 minggu adalah kondisi yang sangat jarang, di...
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 29 Oktober 2024, 11:08
Ectopic Advanced Abdominal Pregnancy with Live Fetus 14 weeks
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/37F504Nt_j8Pengertian: Kehamilan ektopik abdominal adalah kondisi di mana embrio atau janin tumbuh di dalam rongga perut, bukan di dalam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.