Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik irfan 2024-06-12T15:43:15+07:00 2024-06-12T15:43:15+07:00
Kehamilan Ektopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Kehamilan Ektopik

Oleh :
dr. Jessica Elizabeth
Share To Social Media:

Penatalaksanaan kehamilan ektopik dapat medikamentosa dengan methotrexate sistemik atau operasi. Pemberian methotrexate (MTX ) sistemik telah terbukti lebih hemat dari segi biaya dan dapat mempertahankan keberhasilan pengobatan dan kesuburan yang mirip dengan pembedahan.[4,13]

Observasi

Observasi rawat jalan dengan penatalaksanaan expectant dapat dipertimbangkan pada wanita dengan keadaan klinis stabil tanpa nyeri, yang memiliki kehamilan ektopik tuba dengan ukuran <35 mm, tidak memiliki detak jantung janin yang terdeteksi dengan USG transvaginal, dan memiliki kadar serum hCG <1.500 IU/L. Akan tetapi, pasien harus dipastikan dapat kembali sewaktu-waktu untuk evaluasi dan tindak lanjut bila perlu.[9]

Medikamentosa

Methotrexate (MTX) adalah agen kemoterapi antimetabolit yang dapat mengikat enzim dihidrofolat reduktase, yang terlibat dalam sintesis nukleotida purin. MTX mengganggu sintesis asam deoksiribonukleat (DNA) dan mengganggu multiplikasi sel. Efektivitas MTX pada jaringan trofoblas telah diketahui dengan baik.

Pada kehamilan ektopik, MTX diberikan dalam satu atau beberapa injeksi intramuskular (IM). Pengobatan dengan MTX merupakan pilihan jika kehamilan terletak di serviks, ovarium, interstisial, atau bagian cornual tuba.[4,13]

Tata laksana dengan MTX dapat dipertimbangkan pada wanita (yang tidak mengalami nyeri signifikan) yang menderita kehamilan ektopik dengan massa adneksa <35 mm tanpa detak jantung janin yang terdeteksi, memiliki kadar serum hCG <1.500 IU/L, tidak memiliki kehamilan intrauterin yang dibuktikan dengan USG, dan memiliki akses untuk kembali sewaktu-waktu jika perlu tindak lanjut.

MTX sebaiknya hanya ditawarkan pada kunjungan pertama bila diagnosis kehamilan ektopik telah ditegakkan dan kehamilan intrauterin yang viable telah dieksklusi. Data mengenai kontraindikasi absolut dan relatif MTX dapat ditinjau di tabel di bawah.[4,9]

Tabel 1. Kontraindikasi Absolut dan Relatif Tata Laksana dengan MTX

Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif
Kondisi klinis tidak stabil, ada tanda-tanda ruptur kehamilan ektopik Ada aktivitas jantung janin
Kehamilan heterotopik viable

β-hCG >5.000 mIU/mL
Hasil tes fungsi liver meningkat >2 kali batas atas nilai rujukan Ada massa ektopik >4 cm pada dimensi terbesar
Leukosit <1.500/uL Pasien menolak transfusi darah
Trombosit <100.000/uL Pasien tidak dapat dievaluasi lebih lanjut ke depannya
Kreatinin >1,5 mg/dL
Sedang menyusui
Sedang menderita penyakit paru aktif
Sedang menderita ulkus peptikum aktif
Anemia sedang-berat
Hipersensitif terhadap MTX

Sumber: Jessica Elizabeth, 2021.[4,9]

Pasien harus disarankan berhenti mengonsumsi vitamin prenatal karena suplementasi folat akan melawan aksi MTX. Pasien juga harus menghindari: sinar matahari yang berlebihan karena ada risiko dermatitis akibat MTX; obat antiinflamasi nonsteroid yang dapat menunda ekskresi MTX oleh ginjal; alkohol; aktivitas seksual; dan aktivitas fisik yang berlebihan karena dapat menyebabkan ruptur kehamilan ektopik.[4,13]

Regimen Dosis Tunggal Methotrexate

Regimen dosis tunggal terdiri dari injeksi MTX (50 mg/m2 luas permukaan tubuh), dengan pemberian dosis tambahan (interval mingguan) untuk pasien dengan respons yang tidak memadai. Suntikan berulang diizinkan setiap 7 hari hingga 4 dosis. Regimen dosis tunggal memiliki efek samping yang lebih sedikit daripada regimen lain.[4,13]

Tabel 2. Regimen Tata Laksana MTX Dosis Tunggal

Hari ke-1 Hari ke-4 Hari ke-7
Lab β-hCG, darah lengkap, blood urea nitrogen, kreatinin, tes fungsi liver, golongan darah, skrining antibodi β-hCG β-hCG, darah lengkap, blood urea nitrogen, kreatinin, tes fungsi liver
Tindakan Injeksi MTX (50 mg/ m2 luas permukaan tubuh) Tidak ada tindakan

Jika penurunan β-hCG <15% dari hari ke-4 hingga hari ke-7, berikan MTX, kembali ke hari 1 protokol. Ulangi MTX hingga total 4 dosis

Jika penurunan β-hCG >15%, periksa β-hCG dengan interval 1 minggu sampai nilai nol

Sumber: Jessica Elizabeth, 2021.[4,9]

Regimen Dosis Multipel Methotrexate

Regimen dosis multipel MTX menggunakan kombinasi beberapa dosis MTX dengan leucovorin untuk meminimalkan efek samping. Regimen ini melibatkan pemberian MTX sebanyak 1 mg/kg (IM) pada hari ke 0, 2, 4, dan 6, diikuti dengan 4 dosis leucovorin 0,1 mg/kg pada hari ke 1, 3, 5, dan 7. Regimen dosis ganda sebenarnya sudah jarang digunakan karena efek samping lebih tinggi dan kepatuhan pasien lebih rendah.[1,4,13]

Rekomendasi pada Kondisi Khusus

Terlepas dari regimen pengobatan mana yang dipilih, jika tingkat β-hCG tidak menurun secara adekuat, tata laksana operasi harus dipertimbangkan. Peningkatan kadar serum β-hCG sepanjang regimen dosis multipel atau setelah 2 pemberian MTX dosis tunggal menunjukkan risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya ruptur tuba.

Selain itu, terapi medikamentosa harus diganti dengan operasi jika pasien datang dengan ketidakstabilan hemodinamik atau gejala klinis lain yang berhubungan dengan ruptur kehamilan ektopik.

Jika kadar serum β-hCG pasien menurun secara adekuat dan tidak memerlukan tindak lanjut, kadar β-hCG harus dipantau setiap minggu hingga tidak terdeteksi. Umumnya kadar β-hCG menjadi normal dalam 2–3 minggu tetapi hal ini dapat memakan waktu hingga 8 minggu pada pasien dengan level β-hCG awal yang lebih tinggi.[4]

Pembedahan

Pembedahan diindikasikan pada pasien dengan kontraindikasi terapi medikamentosa, pasien dengan keadaan klinis yang dicurigai sebagai ruptur kehamilan ektopik, dan pasien dengan kondisi hemodinamik tidak stabil. Pembedahan dapat dilakukan secara laparotomi atau laparoskopi.

Laparoskopi memiliki keunggulan dibandingkan laparotomi dalam hal perdarahan yang lebih sedikit, kebutuhan antinyeri yang berkurang, dan masa rawat inap yang lebih pendek. Namun, tidak ada perbedaan signifikan antara hasil akhir laparotomi ataupun laparoskopi.

Ada dua metode eksisi kehamilan ektopik tuba, yaitu salpingektomi dan salpingotomi. Salpingotomi adalah pengangkatan kehamilan ektopik melalui insisi tuba. Salpingektomi adalah pengangkatan tuba falopi secara komplit yang direkomendasikan pada kasus kerusakan tuba barat, perdarahan yang tidak dapat dihentikan, riwayat sterilisasi tuba, dan ukuran kehamilan ektopik yang besar (diameter >5 cm).[4]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Yelsi Khairani

Referensi

1. Sepilian VP. Ectopic Pregnancy: Practice Essentials, Background, Etiology. Medscape. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/2041923-overview#a3
4. Panelli DM, Phillips CH, Brady PC. Incidence, diagnosis and management of tubal and nontubal ectopic pregnancies: a review. Fertil Res Pract. 2015;1:15.
9. NICE. Ectopic pregnancy and miscarriage: diagnosis and initial management. National Institute for Health and Care Excellence. NICE; 2019. https://www.nice.org.uk/guidance/ng126/chapter/Recommendations
13. Taran F-A, Kagan K-O, Hübner M, et al. The Diagnosis and Treatment of Ectopic Pregnancy. Dtsch Ärztebl Int. 2015 Oct;112(41):693–704.

Diagnosis Kehamilan Ektopik
Prognosis Kehamilan Ektopik

Artikel Terkait

  • Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
    Red Flag Nyeri Abdomen pada Ibu Hamil
  • Pilihan Kontrasepsi Pasca Kehamilan Ektopik
    Pilihan Kontrasepsi Pasca Kehamilan Ektopik
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 11 Desember 2024, 15:30
IUD pada Pasien dengan Riwayat Kehamilan Ektopik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin diskusi terkait px dgn riwayat KET apakah termasuk kontraindikasi pemasangan IUD?terimakasi dok🙏🏻
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 29 Oktober 2024, 11:17
Ectopic Abdominal Advanced Pregnancy 40 weeks with Death Fetus
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/q3nfYf2dD6UPengertian: Kehamilan ektopik abdominal dengan janin mati pada usia kehamilan 40 minggu adalah kondisi yang sangat jarang, di...
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 29 Oktober 2024, 11:08
Ectopic Advanced Abdominal Pregnancy with Live Fetus 14 weeks
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/37F504Nt_j8Pengertian: Kehamilan ektopik abdominal adalah kondisi di mana embrio atau janin tumbuh di dalam rongga perut, bukan di dalam...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.