Epidemiologi Osteoporosis
Studi epidemiologi menunjukkan bahwa osteoporosis lebih banyak dialami populasi usia lanjut, dengan kecenderungan pada jenis kelamin wanita.
Global
Diprediksi lebih dari 200 juta orang menderita osteoporosis di seluruh dunia. Lebih dari 70% individu berusia di atas 80 tahun mengalami osteoporosis. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Diperkirakan sekitar 9 juta kasus fraktur per tahun terjadi akibat osteoporosis.[10]
Dalam sebuah meta analisis dan tinjauan sistematik yang mengevaluasi data dari 86 studi dengan total sampel lebih dari 103 juta orang, dilaporkan bahwa prevalensi osteoporosis 2 kali lebih tinggi pada wanita dibandingkan pria. Prevalensi osteoporosis juga dilaporkan tertinggi di negara-negara Afrika.[11]
Indonesia
Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, prevalensi osteopenia di Indonesia sekitar 41,7% dan prevalensi osteoporosis sekitar 10,3%. Hal ini berarti 2 dari 5 penduduk Indonesia berisiko osteoporosis.
Data ini juga menunjukkan bahwa 41,2% sampel yang berusia kurang dari 55 tahun mengalami osteopenia. Selain itu, osteoporosis juga 2 kali lebih banyak dialami wanita dibandingkan pria.[12]
Mortalitas
Kematian pada penderita osteoporosis bukan secara langsung akibat penyakitnya, tetapi akibat komplikasi dan risiko yang muncul pada penderita osteoporosis. Komplikasi osteoporosis seperti fraktur bisa memicu perdarahan, emboli, dan cedera kepala yang menyebabkan kematian.
Fraktur vertebra pada pasien osteoporosis dapat menyebabkan kifosis, nyeri kronik, gangguan pernapasan, dan peningkatan risiko pneumonia.[10]
Penulisan pertama oleh: dr. Debtia Rahma