Etiologi Bell's Palsy
Etiologi pasti dari Bell’s palsy belum diketahui dan umumnya adalah idiopatik. Hipotesis mengenai etiologi penyakit ini antara lain adalah akibat gangguan iskemik vaskular, infeksi virus atau bakteri, herediter, dan imunologis.
Infeksi
Virus yang dilaporkan berhubungan dengan timbulnya Bell’s palsy adalah herpes.[1] Pendapat ini didukung oleh temuan virus herpes HSV-1 pada cairan endoneural setelah prosedur dekompresi pada kasus Bell’s palsy oleh Murakami et al (1996) dan dalam saliva pasien dengan Bell’s palsy oleh Lazarini et al (2006). Meskipun demikian, hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan kausatif di antara keduanya. Virus lain yang mungkin berhubungan dengan kasus Bell’s palsy adalah HSV-2 dan virus varicella zoster [4, 5]. Hubungan dengan virus-virus lain seperti cytomegalovirus (CMV), Epstein-Barr virus (EBV), mumps, rubella, dan HIV juga pernah dilaporkan sebelumnya.[3,6]
Imunologi
Etiologi lain yang bisa menyebabkan Bell’s palsy melibatkan cell mediated immune response terhadap myelin. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya perubahan persentase limfosit T dan B dalam darah perifer, peningkatan konsentrasi chemokine, dan reaktivitas terhadap protein myelin secara in-vitro pada sampel darah yang diambil dari pasien dengan Bell’s palsy.[3,6]
Iskemia
Penurunan suplai darah ke nervus fasialis akan menyebabkan iskemia dan bisa memicu terjadinya Bell’s palsy. Penurunan suplai darah bisa disebabkan oleh berbagai gangguan vaskular dan metabolik yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah, seperti atherosclerosis, dislipidemia. Meskipun struktur epineurium kaya akan vaskularisasi, namun jaringan saraf sendiri merupakan jaringan avaskular sehingga mudah mengalami iskemia.[7]
Faktor Risiko
Proses infeksi, imunologis, dan iskemia diperkirakan sebagai faktor yang mendasari terjadinya Bell’s palsy[6]. Faktor risiko timbulnya Bell’s palsy termasuk kehamilan, eklampsia berat, obesitas, hipertensi, diabetes, dan gangguan pada saluran nafas bagian atas.[2] Pada pasien usia tua, gangguan ini sering kali berhubungan dengan penyakit metabolik, seperti diabetes dan aterosklerosis.