Prognosis Bell's Palsy
Bell’s palsy merupakan penyakit yang membaik dengan sendirinya (self limiting disease) sehingga memiliki prognosis baik. Walau demikian, terdapat kemungkinan komplikasi yang dapat memperburuk prognosis pasien.
Komplikasi
Sekitar 30% pasien mengalami pemulihan yang tidak sempurna dan sebagian kecil lainnya mengalami sekuele berat.[9] Faktor resiko untuk timbulnya sekuele berat antara lain paralisis otot wajah yang komplit, riwayat serangan berulang (rekurensi), diabetes, nyeri hebat preaurikuler, gangguan pengecapan, reflex stapedius, kehamilan, dan respon penyembuhan yang lambat. Pasien dengan paralisis komplit (House Brackman grade 5-6) yang tidak mengalami pemulihan dalam 3-4 bulan cenderung mengalami pemulihan yang tidak sempurna.[2,6]
Sekuele Bell’s palsy bisa menimbulkan gangguan psikologis karena pentingnya mimik wajah dalam membentuk hubungan interpersonal. Sekuele berat yang bisa terjadi seperti
- Regenerasi motorik yang inkomplit yang menyebabkan paresis seluruh atau beberapa otot wajah,
- Regenerasi sensorik yang inkomplit yang bisa menyebabkan disgeusia, ageusia, dan disestesia,
-
Reinervasi yang salah yang bisa menyebabkan sinkinesis (gerakan involunter otot wajah yang mengikuti gerakan volunter), crocodile tear phenomenon, dan clonic hemifacial spasm.
Prognosis
Bell’s palsy adalah self limiting disease yang bisa membaik sendiri, namun penyakit ini bisa menimbulkan berbagai komplikasi seperti kerusakan mata akibat kelopak mata yang tidak bisa menutup. Prognosis bervariasi mulai dari sembuh sempurna sampai sekuele permanen. Sebagian besar pasien akan mulai mengalami pemulihan pada 2-3 minggu setelah onset dan sembuh sempurna dalam 3-4 bulan tanpa pemberian terapi. Sekitar 70% pasien dengan paralisis komplit dan 94% pasien dengan paralisis tidak komplit sembuh sempurna dalam 6 bulan.[2,9]