Patofisiologi Bell's Palsy
Patofisiologi Bell’s palsy berhubungan erat dengan nervus fasialis sehingga pemahaman mengenai patofisiologi ini harus terlebih dahulu mengerti mengenai anatomi dan fungsi nervus fasialis.
Nervus Fasialis
Otot-otot wajah diinervasi oleh nervus fasialis. Selain memberikan inervasi motorik, nervus fasialis juga mempunyai komponen sensoris dan parasimpatik. Nervus fasialis bertanggung jawab untuk gerakan volunteer dan mimik otot-otot wajah, pengecapan pada dua pertiga anterior lidah, dan sekresi kelenjar saliva dan lakrimal. Nervus fasialis juga memberikan percabangan untuk sensoris cavum timpani dan ke muskulus stapedius.[6] Hal inilah yang menyebabkan gejala Bell’s palsy tidak terbatas pada kelemahan otot saja.
Nervus fasialis mempunyai komponen intrakranial, intratemporal, dan ekstratemporal. Badan sel nervus fasialis terletak di medulla oblongata dengan radiks berada di angulus pontocerebelaris. Nervus fasialis kemudian berjalan bersama nervus vectibulo-cochlearis dan masuk ke dalam meatus akustikus internus pada pars petrosa os temporalis menuju ventrolateral. Saraf ini kemudian memasuki kanalis facialis pada dasar meatus dan berbelok ke dorsolateral menuju dinding medial cavum timpani dan membentuk sudut di atas promontorium (ganglion geniculatum). Saraf kemudian bersilangan dengan chorda timpani dan berjalan turun pada dinding dorsal cavum timpani untuk kemudian keluar melalui foramen stylomastoideus. Saraf kemudian berjalan menembus kelenjar parotis dan memberikan 5 percabangan nervus fasialis (cabang cervical, mandibular, buccal, zygomatic, dan temporal) untuk menginervasi otot wajah. Kelima cabang terminal adalah cabang motorik yang bertanggung jawab terhadap semua ekspresi wajah dan tugas-tugas fungsional otot, seperti penutupan kelopak mata dan mulut serta patensi hidung ketika inspirasi.[6]
Gambar 1. Inervasi motorik (A) dan parasimpatetik (B) dari nervus fasialis.
Kerusakan Nervus Fasialis
Inflamasi dan edema, misalnya akibat infeksi, menyebabkan bagian nervus fasialis yang berjalan pada kanal-kanal yang sempit mengalami kompresi dan menimbulkan kerusakan. Inflamasi pada kelenjar parotis juga bisa menimbulkan hal yang sama. Kerusakan pada nervus fasialis di meatus akustikus internus, telinga tengah, kanalis facialis, foramen stylomastoideus, atau kelenjar parotis akan menyebabkan distorsi wajah dengan penurunan kelopak mata bawah dan sudut mulut pada sisi wajah yang terkena. Pasien dengan Bell’s palsy juga dapat mengalami mata dan mulut yang kering, kehilangan atau gangguan pengecap, dan hiperakusis.[2]