Penatalaksanaan Gangguan Psikotik Akut
Penatalaksanaan gangguan psikotik akut dilakukan dengan antipsikotik dan psikoterapi. Terapi bertujuan untuk mengembalikan fungsi premorbid, meredakan, dan mengontrol gejala. Penatalaksanaan dimulai dengan identifikasi dan penanganan kondisi kegawatdaruratan, Apabila gangguan psikotik akut disertai kondisi kegawatdaruratan psikiatri, maka pasien perlu dilakukan rawat inap.[1,5]
Terapi Farmakologis
Obat yang direkomendasikan untuk gangguan psikotik adalah obat antipsikotik. Semua obat antipsikotik berdasarkan kriteria FDA masuk kategori C untuk penggunaan pada ibu hamil dan menyusui. Meskipun biasanya gejala mengalami resolusi dalam 1 bulan, namun direkomendasikan untuk melanjutkan terapi antara 1–3 bulan pasca remisi semua gejala. Bila obat dihentikan segera setelah gejala membaik, diperkirakan 60% - 80% pasien akan mengalami relaps.[1,11,12]
Pilihan Obat Antipsikotik
Sediaan oral merupakan pilihan lini pertama, namun formulasi injeksi intramuskular mungkin lebih bermanfaat pada kondisi gawat darurat. Jenis obat yang menjadi pilihan pertama adalah antipsikotik atipikal karena profil efek samping yang lebih ringan, terutama dalam efek samping gejala ekstrapiramidal.[1,3,5]
Tabel 1. Pilihan Antipsikotik Injeksi untuk Kondisi Kegawatdaruratan
Nama Obat | Dosis | Cara Pemberian |
Olanzapine | 10 mg/injeksi | Intramuskular |
Dapat diulang setiap 2 jam, dosis maksimal 30 mg/hari. | ||
Aripiprazole | 9.75 mg/injeksi | Intramuskular |
Dosis maksimal 29,25 mg/ hari | ||
Haloperidol | 5 mg/injeksi | Intramuskular |
Dapat diulang setiap setengah jam, dosis maksimal 20 mg/hari |
Sumber: dr. Irwan Supriyanto, Ph.D, SpKJ, Alomedika, 2023.[1,3,5,11,12]
Namun antipsikotik atipikal mempunyai risiko efek samping sindrom metabolik seperti peningkatan berat badan, dislipidemia, dan hiperglikemia. Oleh sebab itu, sebaiknya pasien secara rutin menjalani pemantauan indeks massa tubuh (IMT), lingkar pinggang, profil lipid, dan glukosa puasa. Antipsikotik atipikal yang bisa digunakan adalah quetiapine, paliperidone, risperidone, aripiprazole, dan clozapine.[1,3,5]
Tabel 2. Pilihan dan Dosis Antipsikotik Atipikal
Nama Obat | Rentang Dosis | Bentuk Sediaan |
Aripiprazole | 10-30 mg/hari | Tablet (5 mg; 10 mg; 15 mg), injeksi (9,75 mg/ml) |
Clozapine | 150-600 mg/hari | Tablet (25 mg; 100 mg) |
Olanzapine | 10-30 mg/hari | Tablet (5 mg; 10 mg), injeksi (10 mg/ml) |
Quetiapine | 300-800 mg/hari | Tablet immediate release (IR) (25 mg; 100 mg; 200 mg; 300 mg) |
tablet extended release (XR) (50 mg; 300 mg; 400 mg) | ||
Risperidone | 2-8 mg/hari | Tablet (1 mg; 2 mg; 3 mg), injeksi long acting (25 mg; 37.5 mg; 50 mg) |
Paliperidone | 3-9 mg/hari | Tablet (3 mg; 6 mg; 9 mg) |
Sumber: dr. Irwan Supriyanto, Ph.D, SpKJ, Alomedika, 2023.[1,3,5,11,12]
Pilihan berikutnya adalah antipsikotik tipikal seperti trifluoperazine, haloperidol, dan chlorpromazine. Antipsikotik tipikal efektif dalam mengendalikan gejala positif psikotik, namun sering menimbulkan efek samping sindrom ekstrapiramidal.[1,3]
Tabel 3. Pilihan dan Dosis Antipsikotik Tipikal
Nama Obat | Rentang Dosis | Sediaan |
Chlorpromazine | 300-1000 mg/hari | Tablet (25 mg; 100 mg) |
Perfenazin | 16-64 mg/hari | Tablet (4 mg) |
Trifluoperazin | 15-50 mg/hari | Tablet (1 mg; 5 mg) |
Haloperidol | 5-20 mg/hari | Tablet (0.5 mg; 1 mg; 1.5 mg; 2 mg; 5 g), injeksi short acting (5 mg/ml), tetes (2 mg/5 ml), injeksi long acting (50 mg/ml) |
Sumber: dr. Irwan Supriyanto, Ph.D, SpKJ, Alomedika, 2023.[1,3,5,11,12]
Intervensi Psikoterapetik
Intervensi psikoterapetik untuk gangguan psikotik akut terutama terdiri dari psikoedukasi mengenai gangguan yang dialami dan modalitas terapi yang diberikan. Tujuan utamanya adalah re-integrasi pasien kembali ke lingkungan sosialnya.[1,5]
Intervensi psikososial yang bisa diberikan adalah kombinasi psikoedukasi, dukungan psikososial dan rehabilitasi. Dukungan psikososial bisa diperoleh dari keluarga atau organisasi-organisasi pemberi dukungan, dan dukungan untuk mendapatkan pekerjaan. Psikoterapi yang bisa diberikan adalah cognitive behavioral therapy (CBT), motivational interviewing, terapi keluarga, social skills training.[5,12]
Penulisan pertama oleh: dr. Zuhrotun Ulya, Sp.KJ, M.H