Prognosis Pneumonia Nosokomial
Prognosis pneumonia nosokomial atau hospital-acquired pneumonia (HAP) pada umumnya kurang baik, dengan tingkat mortalitas yang cukup tinggi meskipun sudah pemberian antibiotik yang efektif. Pneumonia nosokomial early-onset (<5 hari setelah masuk rumah sakit) memiliki prognosis yang lebih baik daripada late-onset. Namun, kebanyakan pasien meninggal bukan karena pneumonia melainkan akibat penyakit komorbidnya.[2,13]
Komplikasi
Pneumonia nosokomial yang tidak diterapi secara adekuat dapat menyebabkan komplikasi acute respiratory distress syndrome (ARDS), dan abses paru. Pada pasien dengan ventilator, dapat mengalami komplikasi pneumonitis HSV-1 terutama pada pasien dengan infiltrat paru yang persisten setelah terapi antibiotik selama 2 minggu.[2,13]
Prognosis
Angka kematian yang disebabkan pasti oleh pneumonia nosokomial sulit untuk diukur. Namun, banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pneumonia nosokomial dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian secara signifikan. Banyak pasien dengan pneumonia nosokomial meninggal karena penyakit yang mendasarinya.[5]
Prognosis pneumonia nosokomial bergantung pada penyakit dasar pasien, terapi antimikroba inisial yang adekuat, patogen penyebab, derajat morbiditas, dan ada tidaknya bakteremia. Syok sepsis, koma, gagal nafas, ARDS, serta kondisi bakteremia meningkatkan mortalitas. Penggunaan antibiotik inisial yang adekuat akan memperbaiki prognosis. Infeksi oleh patogen kausatif yang resisten terhadap antibiotik akan memperburuk prognosis.[1,5,13]
Direvisi oleh: dr. Andrea Kaniasari