Patofisiologi Nekrosis Tubular Akut
Kerusakan struktural pada tubulus ginjal merupakan proses yang mendasari patofisiologi nekrosis tubular akut dan dapat mengikuti proses inisiasi (initiation), pemeliharaan (maintenance), dan pemulihan (recovery).
Nekrosis tubular akut adalah suatu penyebab utama gagal ginjal akut renal di mana ginjal mengalami cedera struktural yang disebabkan oleh iskemia (oleh karena hipotensi berkepanjangan) atau nefrotoksisitas (oleh karena sesuatu yang toksik terhadap sel tubular). Berbeda dengan gagal ginjal akut prerenal, gagal ginjal akut renal oleh karena nekrosis tubular akut tidak akan membaik seketika dengan pemberian cairan. Perbedaan lain dengan gagal ginjal akut prerenal adalah pada nekrosis tubular akut terjadi kerusakan sel tubular ginjal.[1]
Cedera struktural pada nekrosis tubular akut dapat terlihat jelas pada sediaan biopsi medulla ginjal. Pada mikroskop dapat terlihat kerusakan pada sel-sel tubular di mana terjadi penggundulan sehingga daerah brush border menjadi hilang, perataan sel oleh karena dilatasi, pembentukan cast intratubular, serta luluhnya sel lapisan dalam tubulus sehingga terbentuknya cast tersebut.[3]
Patofisiologi nekrosis tubular akut iskemik maupun nefrotoksik mengikuti 3 bagian yang teratur yaitu inisiasi (initiation), pemeliharaan (maintenance), dan pemulihan (recovery):[2,3]
Fase Inisiasi
Pada fase inisiasi, terjadi kerusakan sel sehingga terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate/GFR). Hal ini dikarenakan oleh hipoperfusi serta casts dan debris dari sel mati yang mengobstruksi lumen tubulus.
Fase Pemeliharaan
Fase pemeliharaan dapat berlangsung hingga 1-2 minggu dan adalah kondisi di mana terjadi stabilisasi GFR pada level yang sangat rendah. Pada fase ini pengeluaran urin rendah sehingga terjadi kenaikan kadar urea, kalium, sulfat, dan kreatinin dalam tubuh. Oleh karena retensi cairan, pasien dapat juga mengalami edema, intoksikasi air hingga edema paru.
Fase Pemulihan
Fase pemulihan adalah fase di mana terjadi regenerasi dari sel tubular. Pada fase ini dapat terjadi diuresis yang hebat sehingga terjadi kekurangan cairan dan garam dalam tubuh. Pada beberapa kasus, kerusakan ginjal permanen ringan dan sedang dapat terjadi.